3 - Prayers for Bobby

12.5K 325 23
                                    

Status      : Very recommended

Judul       : Prayers for Bobby

Jenis        : Movie

Durasi       : 90 menit

Rilis           : 24 Januari 2009 di Lifetime television

Negara      : United states

Based on  : Novel "Prayers for Bobby : A Mother's coming to Terms with the Suicide of Her Gay Son" karya Leroy F. Aarons yang di-publish oleh HarperCollins tahun 1995.

Sinopsis :

~[Mary Griffith adalah seorang umat kristiani yang taat. Keluarganya bahagia-bahagia saja, hingga salah satu anaknya mengaku bahwa dirinya gay.]~

I need you to listen, I need you to answer

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

I need you to listen, I need you to answer.
O God, I need you too, I want to see Your face.
It is this love I have, it makes me search for You.
I need you to listen, I need you to answer.
Do not avoid my eyes or let me anger you.
Do not toss me aside. O God, do not drop me.

Mary sedang menjahit baju, dan Bobby berjalan di pinggir jembatan saat lagu I need you to listen mengalun menjadi lagu pembukanya. Saya langsung tersentuh bahkan hampir meneteskan air mata waktu itu. Saya terlalu menghayati liriknya yang terkesan seperti curahan hati seseorang kepada Tuhannya.

Prayer for Bobby ini adalah film yang berdasarkan kisah nyata yang terjadi sekitar tahun 1982. Cerita diawali dengan flashback tiga tahun ke belakang (1979) di mana keluarga Griffith sedang merayakan ulang tahun neneknya. Di awal scene ini saja sudah cukup untuk memperkenalkan karakter tiap tokoh. Ibu yang sangat religius, yang selalu membacakan kutipan Alkitab dalam permasalahan apa pun, dan nenek yang menganggap semua homo itu harus dibariskan dan ditembaki. Hal itu sudah sangat cukup untuk menunjukkan betapa bencinya mereka terhadap kaum pelangi.

Daripada untuk fujodanshi, saya lebih merekomendasikan film ini kepada homopobic. Bukan untuk mempengaruhi, tapi karena di dalamnya banyak informasi dan jawaban dari semua pertanyaan mereka. Sehingga mereka tidak harus menyakiti kaum homo dengan ceramah sok sucinya. Meski begitu, saya kurang merekomendasikan film ini untuk manusia cengeng. Bukan saya jahat, ya. Saya hanya tidak mau wajah cantik dan tampan mereka jadi bengkak karena menangis seharian.

Sepanjang saya nonton film ini, saya tersentuh hampir di setiap adegannya. Para tokoh memerankannya dengan sangat baik. Saya bisa sangat mengerti bagaimana perasaan si kakak saat mengetahui adiknya mencoba bunuh diri, tapi tidak jadi karena takut dosa, dan akhirnya hanya bisa menangis sendirian saja. Saya memahami kecemasannya sehingga ia mengadukannya kepada orang tua.

Rekomendasi Film BLDär berättelser lever. Upptäck nu