3.5

319 36 57
                                    

Happy new year guys!
Akhirnya setelah sekian lama bisa up involute lagi ಥ_ಥ
Semoga masih ada yg mau baca deh

Happy Reading!

Lebih baik dirinya menjauh, atau hatinya akan semakin dibuat rapuh.

-I N V O L U T E-

“Lo nggak ada rasa sama gue, Rey?” Rere berucap di sela-sela perjalanan menuju sekolah bersama Reynand.

Akhirnya setelah sekian lama, perkataan itu bisa lolos dari bibirnya. Ia menghela nafasnya berat dan menatap Reynand dengan ragu, melalui spion motor.

“Rasa apaan? Emang lo kira makanan?” Reynand menanggapi dengan sorot jenaka. Rere menggelengkan kepalanya.

“Gue serius Rey. Lo sama sekali gak ada rasa gitu sama gue? Berbulan-bulan gue sabar ya ngejalanin hubungan tanpa kepastian, lo nggak mau hubungan kita ada kemajuan gitu, Rey?"

Reynand terdiam. Hanya terdengar deru kendaraan yang berlalu lalang.

“Sori, Re, tapi perasaan gue dari dulu nggak pernah berubah. Masih buat Lea," sahutnya gamblang.

Saat ini langit sangat cerah, namun hati Rere tampak mendung tak seirama. Matanya berkaca-kaca, wajahnya tersirat akan luka.

“Please Rey, buka mata lo, liat ada gue di sini yang sayang sama lo. Apa sih yang bikin lo tertarik sama dia? Bahkan dia nggak pernah mikirin perasaan lo sama sekali.” Rere berucap dengan suara bergetar, menahan air mata yang mendesak keluar.

Rere bahkan sudah tidak peduli apa yang akan Reynand pikirkan tentang dirinya. Karena Rere hanya membutuhkan kepastian, kedekatannya dengan Reynand, dirasa sudah cukup jauh dalam melangkah.

Reynand menarik napasnya dalam-dalam, pegangannya mengerat pada stang motor. “Lea jelas punya daya tarik tersendiri buat bikin gue terpikat sama dia. Gue yakin ada masanya gue sama Lea bakalan bersatu."

"Kalau pun nggak bisa bersatu, setidaknya dia tetap bakalan jadi satu-satunya orang yang gue prioritaskan setelah keluarga gue dan punya ruang khusus di hati gue.” Reynand tersenyum tipis. Rere mampu melihatnya melalui kaca spion.

Rere meneguk salivanya susah payah. “Apa nggak ada kesempatan buat gue, Rey?"

“Nggak ada. Minggu depan ujian, lo fokus aja belajar. Gue mau kuliah di Amrik, nggak ada waktu buat cinta-cintaan."

Kalimat yang Reynand katakan barusan, bagaikan tamparan telak di hatinya. Hatinya bagai di remas-remas tak karuan.

Selanjutnya, perjalanan itu di isi dengan keheningan.

Hari itu Tere sadar, bahwa untuk menggapai Reynand, adalah suatu hal yang mustahil untuk di dengar.

Harapannya pupus. Mungkin ia memang harus mulai berjalan mundur, atau hatinya akan semakin di buat hancur.

Rere sadar, sejak awal kehadirannya tidak pernah diinginkan, apalagi dibutuhkan. Ia hanyalah pemeran pengganti bagi Rey ketika pemeran utamanya tidak ada.

Kali ini ia memilih menyerah, atau hatinya akan semakin gerah dan berdarah-darah. Ia akan menjauh, atau hatinya akan semakin dibuat rapuh.

INVOLUTE (New Version)Where stories live. Discover now