0.9

527 129 65
                                    


Mengapa aku masih berharap menjadi prioritas mu? padahal jelas-jelas prioritas mu bukanlah aku.

-I N V O L U T E-

Embusan angin malam membelai rambut Ruby yang tergerai, netra hazelnya fokus pada sketsa yang sedang dibuat.

"Ruby, hellow? Lo masih hidup, kan?" seru seseorang di sebrang telepon.

Ruby mendengkus, masih melanjutkan sketsa setengah jadi itu. "Masihlah, Dhif."

Nadhif terkekeh. "Abisnya elo diem aja, gue berasa ngomong sama angin, tau."

Mau tahu tidak, kenapa Nadhif dan Ruby bisa teleponan seperti sekarang?

Jadi saat pulang bersama, Nadhif tidak sempat mengajak Ruby mampir ke mana-mana. Bukannya tidak mau, tapi Nadhif mendadak ngeblank seketika. Pasalnya saat hendak menaiki motor, tangan Ruby dengan manis bertengger di bahunya. Apalagi kala di tengah jalan, Ruby berpegangan erat pada ujung jaket yang Nadhif pakai.

Iya, hanya ujung jaket yang dipegang, tidak sampai peluk-peluk. Tapi jantung Nadhif rasanya hampir loncat. Lalu ia sengaja memperlambat laju motornya agar bisa bersama Ruby lebih lama.

Untungnya ketika sampai, Nadhif masih sanggup berceloteh seperti biasa. Nadhif yang enggan menyia-nyiakan kesempatan setelah Ruby mengucapkan terimakasih, sontak langsung berkata, "Ruby, Ruby, boleh minta tolong nggak?"

"Minta tolong apa?"

"Nanti kalo gue chat, dibales ya?"

Tanpa banyak berpikir Ruby mengangguk. Nadhif mendadak pengin salto saking senangnya.

"Satu lagi boleh nggak?"

"Apa?" Ruby masih berusaha sabar, sementara Nadhif cengengesan.

"Nanti kalo gue telepon... jangan direject, ya?"

Ruby tampak berpikir, kemudian mengangguk. Responnya benar-benar diluar dugaan sekaligus membuat Nadhif merasa sangat senang.

Maka jangan heran jika tiba-tiba mereka teleponan seperti sekarang.

Ruby masih senantiasa menggoreskan pensil pada buku sketsanya, menyimak saja saat Nadhif berceloteh. "Hm, ngomong mulu, emangnya enggak haus?" komentarnya.

"Kalo haus kan, tinggal minum, By."

"..."

"Eh, mau gue nyanyiin enggak, By?"

"... boleh."

"Bentar, gue cari gitar dulu." Lalu terdengar suara grasak-grusuk.

Seperkian detik kemudian, petikan gitar mulai terdengar disusul suara Nadhif yang terdengar cukup merdu.

"Hidupku tanpa cintamu
bagai malam tanpa bintang
Hidupku tanpa sambutmu
bagai panas tanpa hujan."

"Jiwaku berbisik lirih
Ku harus milikimu..."

"Aku bisa membuatmu
Jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta... Kepadaku."

INVOLUTE (New Version)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن