"idih gamau gua jadi pacar lo" ucap syasya kesal.

"perasaan tadi panggilannya aku kamu, kok sekarang jadi lo gue lagi sih"

"TER-SE-RAH" syasya pun langsung memalingkan wajahnya pada luar jendela.
"hei sudahlah jangan marah sweety. Makanlah, kau pasti sangat lapar"

"hmm. Kenapa pesananmu sama denganku? Bahkan ini makanan kesukaan ku dengan sahabatku, dia juga selalu memesan ini denganku. Jangan jangan kau stalker kami" ucap syasya curiga.

"jangan mencurigaiku seperti itu sayang" ucap Liam dengan nada manja nya. Syasya hanya mendengus kesal dan langsung memakan makanan nya.

Setelah selesai makan, Liam pun mengajak syasya ke tempat dimana dulu dia selalu mengajak syasya ketika syasya bersedih. Didalam mobil syasya hanya tertidur, dan menuruti liam yang akan pergi kemana saja. Lagipula percuma menolak, liam selalu punya alasan.

Mereka pun sampai disebuah tebing yang sangat tinggi namun indah. Syasya yang melihatnya pun mulai menangis. Syasya mengingat bahwa tebing inilah yang menyimpan banyak kenangan bersama masalalunya. Lantas kenapa hal yang berbau dengan masalalu syasya, liam selalu saja nyambung.

Liam yang melihat syasya menangis, langsung memeluk Syasya. Liam merasa bersalah karena telah mengajak syasya kesini. Seharusnya liam tau, bahwa syasya itu sangat sensitif. Syasya yang di peluk oleh liam tidak berontak, justru lebih mengeratkan pelukannya. Satu kata nyaman berada dipelukan Liam.

Liam pun segera mengajak syasya untuk duduk di kursi yang memang selalu ada di dekat tebing. Syasya masih berada dalam pelukan liam, dan masih menangis. Liam melihat itu tak tega, liam pun semakin mengeratkan pelukannya dan mulai bertanya kepada syasya.

"kenapa kamu tiba tiba menangis hm? " tanya liam lembut. Padahal dia sudah tau bahwa syasya memikirkan masalalunya.

"aku tuh sedih. Harusnya waktu aku pulang ke Indonesia dan menginjakkan kakikku lagi di tebing ini bersama laki laki itu bukan bersama mu. Tapi sudahlah, sepertinya dia tidak pernah mencariku lagi. Dan harusnya besok aku dan dia membuka sebuah surat yang berada dalam botol dan dikubur di dekat sini" ucap syasya terisak. Liam pun mengusap usap punggung Syasya.

"sudahlah jangan menangis. Kamu harus yakin bahwa suatu saat kamu akan selalu bersamanya. Membangun keluarga kecil hingga kalian nenek kakek dan hanya maut yang memisahkan. Jika dia memang tidak kembali,percayalah dia hanya belum kembali bukan tidak kembali. Tunggu saja sampai kamu sanggup, jika tidak kamu boleh kok jadi pacarku." ucap liam panjang lebar sambil tersenyum. Dan diakhir kalimat dia langsung tertawa.

"bijak sih bijak. Tapi ujungnya ada maunya, dasar bocah tengil" ucap syasya seraya mencubit perut kotak kotak milik liam. Liam pun meringis karena kesakitan.

Akhirnya mereka pun main kejar kejaran. Liam terus menggelitiki perut syasya. Syasya pun tertawa terbahak dan sedikit meringis karena kegelian.

"su-sudah cu-haha kup" ucap syasya terbata bata. Liam pun segera menghentikan aktifitasnya dan segera menarik syasya masuk kedalam mobilnya.

"kita pulang? Padahal aku ingin berlama lama disini, aku rindu tempat ini" ucap Syasya seraya melirik liam.

"jika aku terus membiarkan mu disini, itu hanya akan membuatmu semakin menangis. Aku tidak mau wajah cantikmu itu dibanjiri air mata" ucap liam seraya mengelus pipi syasya. Syasya yang diperlakukan seperti itu langsung saja pipinya merona.

"ih apaan sih. Yaudah cepet jalan, aku juga udah cape" ucap syasya lalu menepis lengan liam. Liam pun segera melajukan kendaraan mobilnya. Syasya hanya tertidur di mobil, ya kebiasaan sejak kecil memang.

Liam yang melihat itu hanya terkekeh. 1 jam kemudian mobil liam pun memasuki area mansion Syasya. Dibangunkannya syasya namun susah sekali, liam pun ssgera menggendong tubuh syasya ala bridal style.

Didalam terlihat ada kakak, bunda nya Syasya. Namun mereka tidak kaget, seolah olah tau bahwa Syasya memang tertidur. Kebiasaan kecil selalu susah dibangunkan. Bunda dan kakaknya semakin senang karena liam semakin dekat denga putri bungsunya itu.

Setelah mendapatkan ijin dari bunda Syasya. Liam pun segera membawa Syasya ke kamar nya. Liam pun membaringkan tubuh Syasya dan menyelimuti badan syasya. Setelah itu liam pamit ijin pulang. Dan liam pun keluar dari pelataran mansion syasya, pulang menuju mansion orangtuanya.

William merasa bahagia, karena bisa quality time bersama gadis kecilnya itu. Dulu liam memang selalu menghabiskan waktunya dengan Syasya. Akhirnya sekarang pun mereka bisa quality time kagi.

Setelah sampai di mansion, liam hanya acuh pada mereka yang berada di ruang keluarga. Liam langsung memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya di kasur king-size nya. Liam memang sengaja memberi pekerjaan nya pada brian agar di handle. Brian pun menurut, dengan syarat naikkan gajinya. Jika syasya memang jadwal nya kosong. Setelah merebahkan dirinya di kasur, liam pun segera menutup matanya dan pergi ke alam mimpi.

_00000_

Next Part? Sampai ketemu lain kali!!!
Gutbay, ngantuk aku:v

My Sweet Husband CEO√ [#Series1 MSHC] (PINDAH KE DREAME)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang