CHAPTER 6

46.7K 1.1K 9
                                    

Dua orang wanita paruhbaya yang sedang bercakap cakap lewat teleponnya itu seperti sedang berbahagia. Siapa lagi kalau bukan bunda caca dan mama liam. Mereka berdua sangat bahagia ketika mengetahui anak mereka saling dekat meskipun tidak mengetahui siapa yang ada didekatnya.

"kau tau tina? Anakmu tadi datang kerumahku bersama anakku."

"apakah benar? Lalu bagaimana? "

"anakmu juga anakku sudah beda sekarang, jadi untuk mereka kenal satu sama lain itu aku rasa tidak mungkin. Dia saja tidak mengenali aku"

"aah biarlah mereka saling kenal dengan sendirinya lagi"

Mereka berdua pun masih dalam perbincangan hangat di telepon. Sampai deru mesin mobil terdengar di pelataran mansion.

"assalamualaikum bunda" ujar seseorang. Siapa lagi kalau bukan caca.

"eh udah pulang? "

"iya bun, tapi dianterin liam. Mobil aku mogok" ucap Syasya seraya duduk.

"liam nya mana? Kenapa ga diajak masuk? "

"it-" belum sempat menjawab karena liam sudah masuk.

"assalamualaikum tante." ucap liam sopan sambil tersenyum.

"silahkan duduk liam" ucap bunda ramah.
"sok baik" gumam Syasya pelan.

"ngomong apa kamu sya? " tanya bunda.

"ngomong apa? Gaada kok" ucap Syasya bohong.

"mbok irah tolong ambilkan minum dan cemilan" teriak bunda.

"ih bunda kebiasaan" ujar Syasya

"hey tadi aku dengar apa yang kamu ucapkan" bisik liam, Syasya hanya bergumam kesal sambil berjalan ke kamarnya meninggalkan liam dan bundanya.

"maafin caca ya liam, Syasya itu emang gitu " ucap bunda Syasya

"tante kok aku berasa familiar gitu ya liat tante, kayak pernah liat tapi dimana ya" bingung liam. Cemilan dan minuman pun datang.

"liat dimana liam? " ucap bunda Syasya, padahal dia sudah tau bahwa itu liam.

"tante itu kayak mama nya temen ak-tante bukannya tante tina kan? Berarti di-" ucapan liam benar benar terpotong.

"iya liam tante ini memang tante tina, dan dia memang syasya. Tapi kalian memang tidak bisa mengenali satu sama lain itu wajar kok, makin ganteng makin cantik sih. Tapi tante minta sama kamu jangan dulu bilang ke syasya kalo kamu liam teman smp nya dulu. Tante pingin kamu ngakuin nya waktu dia ulang tahun ke-21 ya" ucap bunda panjang lebar.

"iya tante aku mengerti. Apakah selama ini dia selalu menanyai aku tan? " tanya liam

"dia tidak pernah menanyai kamu. Tapi di kamar nya masih penuh dengan foto kamu, diary nya juga tidak pernah dibuang. Kemarin tante juga melihat diary nya diam diam, dan dibagian terakhir tertulis bahwa di umur nya yang ke-21 dia menginginkan kamu datang liam. Dia juga ingin diberi kado special, namun syasya merasa tidak mungkin kamu datang. Tante harap kamu bisa wujudkan keinginan dia" ucap bunda panjang lebar dengan senyuman.

"kalo itu liam juga tau,liam pasti bakal bahagiain syasya. Tante pokkoknya tenang saja ya" ucap liam seraya tersenyum kembali.

"kamu kok ga ngenalin syasya sih? " tanya bunda.

"dia makin cantik, badannya juga udah bagus. Kalo dulu dia imut, dan badannya juga ga sebagus sekarang jadi liam gak ngenalin" ucap liam jujur.

"syasya juga gak ngenalin kamu pasti karena sekarang kamu tambah ganteng" ucap bunda dengan kikikannya begitupun liam.

Dikamar Syasya

"duh mereka kok jadi akrab gitu sih. Pada ketawaan lagi" gumam Syasya kesal.

"mending gue ajakin si kinan kerumah terus gue curhat sama tuh anak"

Syasya pun langsung menulis pesan untuk Kinan.

Me:
Kinan, lo bisa kerumah gue sekarang? Atau nanti malem deh,bisa ye?

Rizkinan:
Sorry, tapi gue mau ke Bandung
Bentar lagi berangkat, dan gue pulang hari Minggu depan. Bye Muachh:))

"huh si kinan ini, ke Bandung gak ngajak, terus gue gimana? Mending gue samperin bunda sama liam, nanti malah ngomongin macem macem tuh si liam" gerutu Syasya kesal.

Di ruang tamu Liam dan Bunda caca masih berbicara mengenai masa masa SMP dulu. Lama sekali mereka berdua tidak bertemu.
"liam, sering sering lah main kesini. Sekarang kan sudah tau" ucap bundaa.

"iya tante liam pasti bakal sering dateng kesini" ucap liam seraya tersenyum.

Suara derap langkah kaki pun terdengar. Syasya turun dari tangga dan menghampiri bunda serta liam. Syasya pun langsung duduk di sebelah liam.

"bunda kira kamu tidur sya" ucap bunda

"tante, liam mau pamit dulu. Udah sore, makasih bunda cemilan sama minumannya " ucap liam sopan.

"yasudah, hati hati dijalan ya. Sya anterin liam keluar ya" ucap bunda

"assalamualaikum bun"

"waallaikumsallam"

Syasya pun mengantarkan Liam sampai depan pintu rumah. Entah mengapa Syasya merasa ingin Liam berlama lama dirumahnya. Tapi Syasya juga merasa sebal dengan Liam.

"aku pulang dulu ya sya" ucap Liam.

"iyah, hati hati dijalan" ucap Syasya seraya tersenyum. Entah kenapa Syasya rasanya ingin tersenyum kepada Liam.

"Sya, tolong tulis nomor handphone kamu" ucap Liam seraya memberikan hp nyaa ke Syasya . Syasya pun segera mengetikan nomor nya.

"makasih sweety" ucap Liam seraya tersenyum. Syasya yang diperlakukan seperti itu hanya terbengong, dan yang pastinya pipinya sudah merah seperti udang rebus.

"jangan bengong gitu nanti kesurupan" teriak liam dari mobilnya yang langsung menyadarkan lamunan caca. Liam pun sudah pulang dan Syasya kembali memasuki rumah.

Terlihat bunda nya yang tersenyum menggoda. Syasya pun segera naik ke atas, ke kamarnya. Syasya menutup pintu serta mengkuncinya. Menyenderkan punggungnya pada pintu.

"kok gue deg degan gini sih deket deket dia. Terus tadi dia bilang sweety?" gumam Syasya

"aaaaaarrrrrrrkkkkhhhh. Pusing gue" teriak Syasya.

Syasya pun segera memasuki kamar mandi. Dan berendam di bathup kesayangannya. Ini kebiasaan caca untuk merileks kan pikiran nya. Syasya pun berendam hampir 1 jam.

_00000_

Gimana?

Author nya mau tidur dulu bye.

Next Part tahun depan:v
.
.
.
.
.
Gak deng boong:v Tungguin aja ya bubay😚

My Sweet Husband CEO√ [#Series1 MSHC] (PINDAH KE DREAME)Where stories live. Discover now