[S2]C13 : Beautiful in White

4.3K 404 128
                                    

"Apakah kamu tau rahasia pernikahan yang lama dan bahagia..?
Pilih saja seseorang yang kau tidak bisa hidup tanpanya."

...

Satu minggu kemudian, Naruto mengamati istri barunya berbaur dengan para tamu di jamuan makan siang pernikahan mereka. Naruto nyaris tidak bisa memercayainya-akhirnya Hinata menjadi miliknya. Naruto harus pergi ke neraka dulu untuk mendapatkannya, tapi ia berhasil melakukannya, demi Tuhan, dan tentunya sekarang semuanya akan terasa lebih mudah.

Seakan bisa merasakan tatapannya, Hinata berpaling dan tersenyum, dan senyum itu bergema di dalam diri Naruto bagaikan senar gitar yang baru saja di petik. Hari ini Hinata berbinar cantik dalam balutan gaun pengantin berenda yang mengelilingi tubuhnya dan jepit bunga berwarna putih senada dengan gaunnya yang menghiasi rambut biru gelapnya. Naruto sudah tidak sabar lagi untuk menikmati melepas gaun itu dalam kecepatan yang menakjubkan dan membelai rambut biru gelapnya yang dibuat nampak bergelombang hari ini.

Perasaan Naruto pasti terpancar dari lirikannya, karena senyum Hinata berubah menggoda dan ia mengangkat sebelah alisnya. Saat Naruto mengangkat gelas sampanye dan bersulang tanpa suara, Hinata berpaling pada Kurenai lagi sambil tertawa merdu. Naruto merasakan kebahagiaan di sekujur tubuhnya.

Sambil menahan senyum, Naruto mengingat pemberkatan pernikahan yang baru saja mereka lakukan. Saat pertama kali melihat Hinata dalam balutan gaun pengantinnya yang di bimbing oleh ayah wanita itu, untuk pertama kalinya Naruto merasa gugup, dan dengan tidak sabar untuk menggapai wanita itu, seakan dalam perjalanan singkatnya, Hinata mungkin akan berubah pikiran dan berlari menjauhinya. Syukurlah semua itu tidak terjadi.

"Kau kelihatan senang."

Naruto berpaling ketika suara Sakura menghampirinya. Sejak berkenalan di rumah sakit dan mengetahui bahwa wanita itu adalah tunangan Sasuke, mereka menjadi cukup dekat.

"Setelah mengalahkan penyihir dan mendapatkan sang puteri, aku berhak merasa senang." Naruto menegak sampanye.

"Kau akan memperlakukannya dengan baik, kan?"

"Jika kau memaksudkan kata-kata itu sebagai ancaman untuk tidak melukainya, aku sudah menerima banyak hari ini, terutama dari kakaknya." Satu-satunya yang merusak kesenangan Naruto hari ini adalah kakak iparnya. Sudah cukup buruk suasana hati Neji karena Naruto berhasil menikahi adiknya, Hinata juga lebih memilih ayahnya sebagai pengiringnya. Padahal Neji sangat bercita-cita melakukannya sejak dulu. Dan karena Hinata adalah adik yang sangat disayanginya, maka kejengkelannya dilimpahkan seluruhnya pada Naruto.

"Baguslah jika kau menyadarinya. Hinata sudah cukup mengalami masa-masa yang sulit selama tujuh tahun terakhir. Setelah menerima penolakan dari keluarga Hyuuga yang lain dan rumor mengenai ibu dan kakaknya setelah dirinya di adopsi, Hinata harus kembali mengalami kesedihan karena kehilangan Hanabi. Kejadian itu membuatnya sangat terpukul." Bahkan membuatnya trauma berat dengan persalinan dan darah, Sakura menambahkan dalam hati. "Kurasa karena hal itulah dia mengabdikan diri pada pekerjaannya sebagai jaksa. Untuk memberinya sebuah tujuan."

Naruto kembali menatap Hinata. Wanita itu sekarang tengah duduk sambil memangku dan menyuapkan sepotong puding pada Hyuuga Hamaru, anak laki-laki yang berhasil dilahirkan Hanabi dengan berkorban nyawa. Sangat terlihat jelas bahwa wanita itu sangat menyayangi keponakannya.

Jemari Naruto menggenggam gelasnya erat-erat. "Kalau begitu sekarang dia punya tujuan lain. Dia memiliki aku, kehidupan kami dan kuharap tidak lama lagi anak-anak kami."

Sakura mendesah dalam hati. Ia sudah mendengar keseluruhan ceritanya dari Hinata. Dan sekarang setelah mendengar sendiri betapa bertekadnya pria itu untuk memiliki anaknya, Sakura menjadi mengerti kekhawatiran Hinata.

Love and AmbitionWhere stories live. Discover now