Chapter 10

4.1K 365 27
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Love and Ambition
.
Rate: T
.
Genre : Romance, Hurt
.
Warning: Cerita ini hanya fiksi, semua karakter dan kondisi didalamnya hanya rekayasa author dan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

...

Happy Reading

...

Mereka berjalan sambil berpegangan tangan.

Hinata berusaha mengatur detak jantungnya yang menggila. Jika tidak, mungkin saja Naruto bisa mendengarnya.

Namun bukannya mereda, Hinata justru kembali teringat pelukannya di pantai dengan Naruto —Hinata yakin, itu memang disebut pelukan!–

Hinata merasa segala sesuatunya hari ini terasa asing, hampir seperti mimpi. Naruto mengajaknya ke pantai, Naruto bermain bersamanya, Naruto memeluknya, Naruto menggandeng tangannya... Hinata merasa jika sedikit saja ia lengah, maka semua hal itu akan buyar dan menjadi angan semata.

Hanya debaran di dadanya ini yang meyakinkan dirinya bahwa ini adalah nyata. Kehangatan ini nyata.

Naruto tetap menggenggam tangannya, hingga mereka tiba di kedai bernama Pacific Drive-in. Disana menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, juga snack dan dessert.

Setelah menyebutkan orderan, mereka memilih tempat di teras yang menghadap ke laut. Sebelumnya, Naruto dan Hinata menyempatkan diri untuk membersihkan pasir yang menempel di tubuh mereka.

"Setelah ini kita pergi kemana lagi?" tanya Hinata sambil menyuap sesendok es serut pesanannya.

Naruto meminum es kopi-nya dan menjawab, "Kau ingin jalan-jalan disekitar sini? Mungkin ada hal menarik yang bisa ditemukan" tawar Naruto.

Hinata mengangguk dengan bersemangat. Mereka menikmati hidangan yang lezat sambil berceloteh tentang banyak hal. Saat ini, Naruto benar-benar menjadi sosok yang memesona. Hinata sepenuhnya terjebak dalam ilusi yang diciptakan pria itu.

Setelah meninggalkan kedai tak lama kemudian, Naruto mengajak Hinata menyusuri daerah pantai Shichirihama.

Hinata tidak tau ia harus merasa lega atau kecewa Naruto tidak lagi menggenggam tangannya. Hinata ingin membenturkan kepalanya sekeras mungkin ke dinding karena memikirkan hal tersebut. Siapa dirinya berani-berani mengharapkan Naruto terus menggandeng tangannya?

Beberapa menit berjalan dalam keheningan, Naruto dan Hinata menemukan orang-orang yang berjualan berbagai macam barang. Pedangang memanfaatkan lahan parkir yang luas untuk membuka lapak dan berjualan aneka jenis cemilang, hingga barang pecah belah tersedia disana.

Naruto dan Hinata mengunjungi salah satu lapak yang menjual aneka gelas dan cangkir.

"Wah, cangkir ini lucu." Hinata memegang sebuah cangkir yang menarik perhatiannya.

"Silahkan nona, harganya hanya 700¥." Pedagang cangkir tersebut menawarkan pada Hinata sambil tersenyum ramah.

"Kau mau?" tanya Naruto.

"Entahlah. Cangkir ini lucu, tapi aku tidak terlalu membutuhkannya." sahut Hinata.

Pedagang tersebut langsung melancarkan bujukannya. "Ey, ayolah nona. Anggap saja ini sebagai souvenir dari Shichirihama, kau tidak akan menemukan ini ditempat lain."

Hinata tidak yakin dia tidak akan menemukan cangkir seperti ini ditempat lain. Barang seperti ini berhamburan dipenjuru Tokyo. Tapi dia tidak akan mengonfirmasi hal itu pada si pedagang

Love and AmbitionWhere stories live. Discover now