[S2]C5 : Dive

4K 407 26
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Love and Ambition [Season 2]
.
Rate: M (18+)
.
Warning: Cerita ini hanya fiksi, semua karakter dan kondisi didalamnya hanya rekayasa author dan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

...
Happy Reading
...

Banyak hati dilemparkan kearahnya hanya untuk hancur membentur hatinya yang sekeras batu.


Pria itu tidak melepaskan tatapannya dari Hinata, membuat Hinata kesulitan bernapas. Mata biru itu selalu bisa menenggelamkannya sejak dulu, membuatnya hilang arah, dan Hinata benci kenyataan itu.

Baiklah. Jangan panik, ia memberi tahu diri sendiri. Belum saatnya.

"Berikan aku satu alasan kenapa aku harus memberitahumu tentang hal itu" Hinata berkata dengan nada menantangnya. Ia tidak akan kalah. Seperti saat Naruto menciumnya di lorong, kali ini Hinata tidak akan kalah.

"Apakah sangat sulit mempercayai jika aku sudah berubah dan sekarang aku benar-benar mengkhawatirkanmu?"

"Sejujurnya, ya."

Ekspresi kekecewaan melingkupi wajah Naruto. Amarah menggelegak dalam dadanya. Apa yang bisa Naruto harapkan dari wanita yang bahkan tidak sudi duduk disampingnya ini?

Hinata ingin membuatnya menyerah dan berhenti mengganggunya. Baiklah, Naruto akan membiarkan Hinata besar kepala, tapi hanya sementara. Karena jika berurusan dengan jaksa cantik keras kepala ini, Naruto harus mengeluarkan semua stok kesabarannya.

"Aku tidak bisa memaksamu untuk memercayaiku, tapi aku ingin keadilan."

Satu alis Hinata terangkat, raut bingung tercetak diwajahnya. "Keadilan untuk apa?"

"Keadilan untukku. Biarkankan aku mendekatimu dan setelah itu barulah kau memutuskan aku sudah berubah atau belum." tuntut Naruto, suaranya berat dan rendah.

Hinata menatapnya dengan curiga."Kenapa kau ingin mendekatiku?" Hinata sudah melupakan keberadaan Shino didekatnya yang pastinya mendengar keseluruhan percakapan ini. Belum lagi mereka berada di tempat yang bisa diamati oleh semua orang.

Kecurigaan yang menggebu membuatnya tidak bisa menahan lidahnya. Hinata kembali berkata-kata, "Apa ayahku mengatakan sesuatu padamu? Dia terus menerus memintaku menghentikan kasusku dan–"

"Ini tidak ada hubungannya dengan ayahmu." sentak Naruto, lalu menyesali pengakuan palsunya. Sungguh, kadang-kadang Hinata memaksanya untuk bersikap seperti itu. "Kau wanita paling penuh kecurigaan yang pernah ku kenal. Hinata, dengarkan ini, aku serius untuk menikah denganmu dan–"

"Menikahiku?!" Tawa merdu Hinata membuat Naruto kesal. "Menikah denganku? Sungguh mengejutkan!"

"Bukan tanggapan yang membahagiakan." Sahut Naruto.

"Tidak, bukan begitu, maafkan aku. Aku tersanjung Namikaze-san." Hinata menunduk, pundaknya sedikit bergetar karena menahan tawa.

"Aku bisa melihat betapa tersanjungnya kau. Kau terlihat nyaris pingsan."

Hinata melirik Naruto dengan ekspresi jahil. "Apa kau ingin melihatku nyaris pingsan?"

"Aku ingin melihatmu menanggapiku dengan serius. Karena kali ini aku bertekad untuk memenangkanmu."

Ekspresi Hinata berubah seketika. Ia mengejapkan mata, seakan menunggu kengerian selanjutnya. "Kau benar-benar serius ya?"

"Tidak pernah seserius ini." Sahut Naruto dengan nada mantap.

Love and AmbitionМесто, где живут истории. Откройте их для себя