Chapter 7

4.1K 401 19
                                    

Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Love and Ambition
.
Rate: T
.
Genre : Romance, Hurt
.
Warning: Cerita ini hanya fiksi, semua karakter dan kondisi didalamnya hanya rekayasa author dan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

...

Happy Reading

...

Suasana riuh mengiringi kepergian Hyuuga Hiashi dari ruang sidang gedung parlemen. Naruto bersama anggota parlemen yang menjadi koalisi dari Hiashi turut serta berjalan bersama dengan Hiashi. Senyum kepuasan dan bangga tercetak jelas dimasing-masing wajah mereka karena memenangi kebijakan tentang perubahan pada Undang-Undang mengenai kontrol keimigrasian yang mereka usulkan.

Sudah tentu, dengan jumlah koalisi hampir mencapai dua pertiga mayorita dari keseluruhan majelis tinggi dan majelis rendah yang mereka kuasai, Hiashi mempunyai cukup dukungan dalam pengesahan kebijakan yang dibuatnya.

Sebelum meninggalkan gedung untuk kembali ke kediaman perdana menteri, Hiashi mengucapkan salam kepada para anggota perlemen disana. “Sebagai ungkapan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan kalian padaku, aku mengundang kalian semua untuk makan malam di kediaman perdana menteri malam ini, sekaligus untuk mempererat hubungan koalisi antara kita semua.”

Gemuruh suara kembali tergaung dalam kelompok mereka. Hiashi tersenyum tipis sambil meninggalkan kerumunan. Naruto mengikuti langkah Hiashi yang meninggalkan gedung parlemen.

“Ada yang ingin kau laporkan?” kata Hiashi tanpa menatap sosok Naruto yang berjalan dibelakangnya.

“Kemarin Hinata melihat Hanabi.”

Pernyataan itu berhasil menarik perhatian Hiashi dan membuatnya berbalik menatap Naruto sejenak sebelum melanjutkan langkahnya. “Mereka saling bicara?”

“Tidak. Hanya Hinata yang melihat Hanabi dari jauh, tapi sepertinya Hinata menyadari kemiripan mereka dan hampir mengejar Hanabi.”

“Hampir?”

“Hampir. Hanabi pergi lebih cepat sebelum Hinata berhasil mengejarnya.” Naruto tidak berniat melaporkan ‘insiden’ kecil yang termasuk dalam rangkaian keseluruhan ceritanya. Toh, gadis itu tidak terluka.

Hiashi hanya mengangguk singkat menanggapinya. “Ada lagi?”

“Tidak ada.”

Jawaban Naruto mengakhiri pembicaraan singkat mereka. Hiashi memasuki mobil yang mengantarkannya menuju kediaman perdana menteri, meninggalkan Naruto yang masih berdiam diri hingga mobil itu meninggalkan gedung parlemen.
.
.
Naruto berdiri jauh dari keramaian sembari menatap bosan pada orang-orang yang sibuk berbincang ditengah ruangan yang luas tempat Hiashi mengadakan makan malam. Malam ini Naruto sedang tidak ingin mengikuti pembicaraan mengenai apapun.

Naruto menyesap sedikit wine yang sejak tadi dipegangnya. Ia tersenyum mengingat rasa wine ini, wine yang sama yang diminumnya bersama Hinata saat makan malam pertama mereka. 

“Aku tidak melihat ada yang lucu malam ini.”

Naruto menoleh ke asal suara. Inuzuka Kiba, salah satu anggota parlemen muda berdiri disamping Naruto.

“Aku juga tidak.” Sahut Naruto.

Dahi Kiba berkerut, “Lalu kenapa kau tersenyum misterius seperti itu?”

“Hanya teringat beberapa hal.”

“Kuduga itu tentang wanita.”

Naruto kembali menoleh pada Kiba, “Kenapa kau menyimpulkan begitu?”

Love and AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang