BAB 66

207K 14K 713
                                    

Hening. Milla menunjukkan barang yang ia temukan di kotak kamar Dimas. Foto itu membuat raut wajah Fajar seolah berkata, "Kapan foto ini diambil?"

Hening kembali terjadi di tempat lain. Kini mereka bertiga. Sesekali Milla dan Fajar saling melirik menunggu seseorang bersuara. Di depan mereka wajah serius terlihat. Darpati masih mengecek masker yang asing namun seakan ia pernah tau.

"Lo kenal sama masker tengkorak itu?" tanya Milla setelah beberapa lama.

Darpati mendongak.

"Gue yakin ini masker seseorang yang gue temui di club."

"Lo yakin?" tegas Fajar.

"Iya gue yakin. Dia orang yang kasih tau kamar Hani waktu itu."

"Tapi simbol tengkorak kan," jeda Milla melirik Fajar cukup lama. Siapa yang tidak tau siapa pemilik simbol tengkorak, Birawa. Merasa menjadi pusat perhatian Fajar diam saja ia sendiri kini terjebak dalam semua teka-teki. Foto dan masker ini selangkah lagi akan membuktikan segalanya. Ada kemenangan namun juga ada ketakutan. Setelah ini banyak perpecahan yang terjadi. Kaki Milla tidak cukup mampu menopang tubuh. Ia takut Athur akan hancur lebih dalam lagi.

"Kak Fajar?" panggil Milla lagi. Mata gadis itu menatap lurus.

"Pelakunya bukan lo kan?"

Menohok.

Fajar sempat tersentak lantas ia menghela napas panjang.

"Buat apa gue bantu lo kalau gue sendiri pelakunya?"

"Kadang orang yang kita percaya malah dia yang berpotensi menjadi penghianat," tutur Milla kalem tetapi entah mengapa raut wajah Fajar jadi sedikit berubah.

Ting!

Ponsel Fajar berdenting. Ada pesan masuk di sana.

From: Dimas.

Lo mau temui gue kan? Gue di gedung tua.

Jauh dari kediaman Fajar sosok berjaket hitam sudah menunggu. Keyakinannya kuat saat kotak itu kosong dan tas milik Milla tertinggal di kolong tempat tidur.

Di atas sini semua terlihat indah. Lampu kota menyodorkan keharmonisan malam. Namun nyatanya indahnya malam tidak ada di tempat kaki ini berpijak. Matanya menatap cemas, beberapa kali helaan napas panjang berembus.

Malam ini akan menjadi malam pengungkapan sebuah rahasia di masa lalu.

"Semua yang dimulai harus diakhiri."

***

Dentuman musik semakin malam rasanya semakin menggema. Tubuh bergeliat mengikuti alunan musik sang DJ. Asap rokok mengepul di setiap sudut ruangan ini. Suara-suara gelas yang saling bersulam terus mengiringi. Gemerlap dunia malam terpampang nyata.

Perempuan dengan rambut sepinggang terlihat sudah menyangga dagunya. Entah sudah berapa gelas minuman yang sudah ia tenggak. Perempuan yang dulunya menjadi kebanggaan kini menjilma menjadi sosok yang tak pernah diinginkan kehadirannya. Onar, pemabuk, pemakai narkoba.

"Han mending lo berhenti. Apa yang lo lakuin gak bakal pengaruhin nyokap lo buat ceraiin bokap tiri lo."

Suara Catrine membuat Hani mendongak lantas tersenyum nanar.

Memang benar kata Catrine namun saat ini hanya jalan ini yang mampu membuat Hani melupakan semua masalah dalam hidupnya.

"Gak ada yang peduli sama gue," jawab Hani seraya kembali menenggak habis minuman yang baru saja dituang.

PERFECT BAD COUPLE (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang