BAB 24

306K 20.5K 625
                                    

"Tidak seperti yang terlihat."


Sinar temaram lampu taman menjadi saksi bisu. Angin dingin yang menerpa mengeringkan air. Beberapa saat mencoba menjadi pendengar yang baik. Sejak tadi isakan tangis seseorang di samping Milla tidak kunjung berhenti.

Milla masih merutuki dirinya sendiri. Kenapa ia harus bertemu dengan wanita itu lagi. Dan alhasil Milla terjebak di sini. Bersama wanita yang sama, Ana.

"Tante gak bisa temui Athur, tante gak tega," jawab Ana denga raut wajah cemas.

"Tapi tante harus temui Athur, meski gak ada yang tau. Saya yakin dia butuh tante."

Ana mengusap air mata. Ia menghembuskan napas panjang. Pandangannya mengarah pada Milla.

"Boleh tante minta tolong?"

Milla mengangguk.

"Tolong besok dateng ke sini."

Dahi Milla mengernyit. Tidak mengerti apa maksud Ana. Memang untuk apa Milla harus kembali ke sini.

"Buat apa tante?"

Ana meraih tangan Milla.

"Besok tante harus ke Amerika. Tante harus liburan."

Sungguh. Milla merasa Ana begitu jahat. Bagaimana seorang ibu bisa liburan saat ankanya dalam kondisi yang bisa dikatakan memprihatinkan. Sosok keibuan dan penuh kasih sayang pada Ana lenyap begitu saja saat ia mendengar ucapan Ana.

Apalagi wajah Ana yang terlihat berbiar mengatakan topik liburan.

"Kamu bisa janji sama tante? Tolong rawat Athur selama tante liburan. Cuma kamu yang bisa tante percaya."

***

"Tumben minggu-minggu udah rapi. Mau kemana?"

"Bawa makanan buat siapa?"

Milla mempercepat memasukkan beberapa kotak makan ke dalam tote bag.

"Jengguk temen," jawabnya singkat.

Aldi menghentikan aktifitas menyeruput secangkir kopi.

"Temen siapa?"

"Temen sekolah."

Aldi manggut-manggut paham.

"Febby?" tebak Aldi.

"Bukan."

"Terus siapa?"

Milla mendengus kesal. Beginilah Aldi yang selalu over protective atas apapun yang dilakukan adiknya. Meski Milla tau apa yang dilakukan Aldi demi menjaga dirinya tapi Milla merasa Aldi terlalu mengekang.

"Athur," jawabnya lagi.

"Athur?" "Saki tapa?"

"Berantem."

Aldi hanya ber-oh tidak memberi pertanyaan lagi. Sepertinya Aldi tau apa itu arti kata 'beranten'. Ia bisa mengerti itu dengan mudah. Sedangkan Milla sudah siap dengan setelan jaket jeans dan rambut yang segaja digerai.

Ia mencium tangan Aldi.

"Hati-hati. Jangan pulang terlalu sore soalnya kakak mau ajak kamu keluar. "

Alis Milla menaut.

"Kemana?"

"Nanti aja."

Setelah meninggalkan rumah ia bergegas menuju rumah sakit. Sebenarnya ia malas melakukan hal ini namun mengingat tindakan Ana di kondisi Athur membuat Milla mau tidak mau harus menjalankan amanat. Bukan. Bukan amanat dari Ana, tapi dorongan dari diri sendiri.

PERFECT BAD COUPLE (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang