6th Hour

162 36 32
                                    

“Kita boleh pergi duluan?”

“Siapa yang mau melarang?”

Laila mengangkat kedua alisnya, melihat Dean yang lagi-lagi menggaruk tengkuk. Keduanya sedang berjalan di trotoar, tidak jauh dari panti asuhan. Matahari sudah tidak sepanas tadi.

Ini adalah daerah wisata yang agak ramai, ada lapangan rumput luas dan taman. Cukup banyak orang yang menghabiskan sore di sini.

“Habis, Dean pikir kita akan di sana sampai selesai.” Dean cengar-cengir. “Laila tidak akan bernyanyi lagi?”

Rambut ekor kuda Laila bergoyang saat gadis itu menggeleng. “Waktu kita terlalu berharga. Ingat, waktu kamu tidak banyak, ‘kan? Dan kamu masih punya misi yang masih kamu rahasiakan dariku.”

Laila menyadari perubahan mood yang drastis dari pemuda di sampingnya. Gadis itu mendengkus pelan.

“Laila benar.” Senyum paksa terukir di bibir Dean.

“Sudahlah, lupakan itu. Masih ada tujuh jam lagi!” Laila menepuk punggung lebar Dean agak keras, sampai-sampai pemuda itu mengaduh. Laila tersenyum meyakinkan.

Mau tak mau, Dean ikut tersenyum. “Baik!”

Sepertinya Laila terlalu khawatir. Dean adalah Dean. Pemuda yang mengaku kucing yang mati kemarin malam. Tampang dan wajahnya saja yang tampak lebih tua, tetapi tingkahnya tidak.

“Oh, Laila! Lihat!”

“Eits, jangan dikejar.” Laila buru-buru menahan lengan Dean, sebelum Dean sempat menghampiri sebuah bola kecil yang menggelinding di dekat kaki mereka.

“Tapi, kenapa?”

Laila tidak menjawab, hanya menunjuk ke arah bola tadi yang segera dipungut oleh seorang anak kecil. “Jangan bikin malu.”

Jujur saja, Laila sedikit menyesal membawa Dean ke tempat ini. Jika dia lengah sebentar saja, Dean sudah menghilang, mengikuti orang yang sedang bersepeda santai atau tertinggal di belakang karena sibuk melihat-lihat ke sekitar.

Idiom curiosity kill the cat sepertinya cocok untuk Dean sekarang. Karena, kucing memang dikenal sebagai hewan yang kepo. Oke, satu lagi kemiripan Dean dengan kucing. Haruskah Laila percaya sepenuhnya saja sekarang?

“Dean, tetap di sampingku!”

“Tapi, ada kupu-kupu besar, Laila!”

“Bukan untuk dikejar, Dean.” Laila mengembuskan napas. Niatnya bersantai sambil berjalan kaki, jadi terasa dua kali lebih melelahkan, karena dia harus memastikan kalau Dean tidak hilang. Yah, walaupun dia sebenarnya juga menikmati waktu bersama Dean.

“Laila….”

Laila mendongak saat dia sadar wajahnya sudah tertutup bayangan kepala Dean yang lebih tinggi. “Apa?”

“Dean mengantuk.”

“Hah?”

“Dean mengantuk, Laila.” Suaranya terdengar agak merengek.

Lagi-lagi Laila teringat akan Jian yang hobinya tidur. “Bukannya tadi di bus juga sudah tidur?” Meskipun nada suaranya terdengar mengeluh, Laila tetap menarik Dean ke kursi taman terdekat.

Menit berikutnya, Dean sudah menutup mata sambil bersandar di bahu Laila.

Laila mendengkus. Tidur di sini lebih baik daripada pulang. Dia masih mau menghabiskan waktu dengan Dean lebih lama lagi.

“De?”

Laila mengernyit saat sepuluh menit kemudian, berat di bahunya menghilang. Laila kira Dean terbangun, tapi ternyata tidak. Gadis itu nyaris terlonjak saat kepala Dean justru turun dan mendarat tepat di atas pahanya.

“Dean…!” Laila memekik tertahan, ia pikir Dean sedang bercanda. Namun, pemikiran itu sirna melihat wajah damai dan napas teratur itu.

Wajah Laila perlahan-lahan memanas, apalagi saat tangannya bergerak mengelus rambut hitam kecokelatan itu dengan lembut.

“Curang….”

Laila mengembuskan napas dan melihat jam tangannya, sebelum beralih pada Dean yang sedang tertidur. Entah kenapa, dia merasa kebisingan di sekitarnya seolah bukan apa-apa. Serasa hanya ada mereka berdua saja.

“Apa aku sudah menebus kesalahanku … dengan melakukan ini?”

Gadis itu tetap mengelus pelan kepala Dean. Tak peduli kakinya mulai mati rasa. Justru, kelopak mata Laila juga mulai terasa berat.

Kini yang orang-orang lihat adalah dua sejoli yang tengah tidur di kursi taman.

Aloohaa!

Duh, makin lama couple ini makin bikin senyum-senyum >w<

Anywaaaay... ujianku udah selesai... jadi... merdeka!! 🎉🎉

Separuh awal bulan ini, udah ada lomba yang menanti 🤤

Yodah, itu aja

Babay!

01 Oktober 2018

A Half Day [COMPLETED]Where stories live. Discover now