SFTP.19✔️

1K 100 11
                                    

Chapter 19 : Mengejar Sesuatu yang Tertinggal

Mendengar pernyataan sang raja saat ini, Rhine, semua orang menjadi bungkam.

Awalnya mereka tidak mempercayai dongeng itu karena mereka tahu itu tidak nyata, mereka tidak ingin ditipu. Namun setelah mengetahui mereka adalah keturunan dari dongeng tersebut, mereka mulai percaya, namun mereka tidak menyangka kalau mereka akan benar-benar tertipu oleh dongeng itu.

Sang raja telah mati. Itu adalah kalimat yang tidak pernah diucapkan dalam dongeng. Seakan kalimat itu sangatlah tabu, mereka akhirnya memahami bila dongeng ini diceritakan untuk mengenang sang raja. Mengenang keberadaannya yang sangat memengaruhi para leluhur yang masih belum bisa merelakan kepergian sang raja.

Ya, pada akhirnya, dongeng ini hanyalah permainan para leluhur terhadap generasi berikutnya.

"Sejak awal, para leluhur memang tidak menemukan tubuh sang raja. Kami pikir, sang raja kehilangan kekuatannya dan berubah menjadi abu. Karena itu, kami tidak pernah mencari tubuhnya." Jelas Rhine, semuanya masih terdiam.

Abu? Yue terdiam.

"Upacara, bagaimana dengan upacaranya? Kita akan tetap melakukannya bukan?" Tanya Milo yang berusaha untuk mengingatkan tujuan utama mereka ke tempat ini.

"Ah, ya.. bisakah kalian berjaga saat aku melakukan upacaranya? Aku harus benar-benar berkonsentrasi."

"Ya, kami akan berjaga."

Rhine melirik ke arah Yue, Yue mengangguk pelan. Ravel dan Louvain berlari ke belakang untuk mengambil sebuah meja putih dan bola kristal berwarna bening. Mereka menaruhnya di tengah taman utama.

"Valerie, Nixie, bersiaplah."

"Baik." Valerie dan Nixie pergi ke belakang. Eve menatap punggung Valerie dan Nixie yang perlahan menghilang dengan bingung.

"Apa yang akan mereka lakukan?" Tanya Eve.

"Mereka akan mengambil pakaian upacara." Jawab Louvain ditambah anggukan kepala oleh Ravel.

"Pakaian upacara? Untuk apa?"

"Kalian akan melihatnya ketika upacara dimulai, sebaiknya kalian tidak menurunkan kewaspadaan kalian. Apapun bisa terjadi jika kalian lengah." Kata Louvain membuat Eve langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat.

Tidak lama Valerie dan Nixie kembali, mereka mengenakan kain tipis yang dipakai berkali-kali. Kai-kain itu memiliki warna dan model yang berbeda, membuat mereka terlihat cantik. Mereka melangkah ke atas panggung.

Peringatan Louvain diabaikan, bahkan Louvain sendiri terpesona melihat kedua perempuan itu.

Eve yang menyadari perubahan ekspresi Louvain langsung batuk dua kali, "Kita harus waspada, apapun bisa terjadi jika kalian lengah." Kata Eve berusaha menirukan ucapan Louvain sesaat yang lalu dengan wajah serius tanpa dosa.

Louvain, ".."

CRING.. CRING.. CRING..

Bunyi bel terdengar, semua perhatian terpusat pada taman utama. Valerie dan Nixie secara mengejutkan menari, mereka semua terpana. Di saat yang sama, mereka semua berpikir, apakah dewi baru saja turun dan memberi berkah kecantikan dan keanggunan pada mereka?

Yue menghela nafas, mereka tidak waspada, apa yang harus aku lakukan? Haa.. Yue mulai melepaskan energi sihirnya untuk melindungi altar penyucian tanpa ada yang menyadari. Yue sendiri sangat yakin bila tidak akan ada orang yang mampu menembus penghalang itu. Bagaimana pun, ialah yang membuatnya.

Soul From The Past[END]Where stories live. Discover now