DUA PULUH ENAM

1K 44 1
                                    

Lebih baik bacanya sambil dengerin playlist diatas biar lebih ngena sama ceritanya

Udah lama ga update, jadi pengen update hari ini, jangan lupa vote dan commentnya ya gais, tanpa vote dan comment dari kalian hati ini rasanya hampa wkwk gadeng.

*******

Setiap harinya Akbar selalu mengunjungi Tasya dirumah sakit, berkujung ke rumah sakit sekarang sudah kewajiban baru untuk dirinya. Setiap ingin berangkat ke sekolah maupun pulang sekolah dirinya akan selalu mengunjungi Tasya dirumah sakit.

Dan sudah hampir sebulan Tasya belum sadarkan diri juga. Tasya masih terus setia menutup matanya tanpa mau membuka matanya. Sudah sebulan ini juga kondisi Tasya semakin memburuk.

Dan setiap harinya tidak ada perubahan juga pada Tasya. Tasya masih sama seperti hari-hari sebelumnya.

Dokter sudah menyarankan keluarga Tasya untuk mencabut semua peralatan yang terpasang ditubuh Tasya.

"Mohon maaf ibu dan bapak sudah sebulan ini kondisi anak ibu dan bapak semakin memburuk tidak ada tanda-tanda dia akan sadar. saya menyarankan supaya alat yang terpasang ditubuh anak ibu dan bapak segera dilepas!" tutur sang dokter

"Baik dok. tolong dilepas saja alat yang terpasang ditubuh anak saya! saya tidak tega melihat anak saya seperti sekarang ini! saya ikhlas apabila anak saya harus meninggalkan kita berdua! saya tidak ingin melihat anak saya semakin tersiksa lebih lama" ucap ayah Tasya dan sang istri yang masih sesegukan dipelukan sang suami.

"Baik! Ibu atau Bapak tolong ditandatangani surat-surat persetujuannya!" ucap sang perawat sambil memberikan pulpennnya untuk menulis.

*****

Dokter dan perawat beserta kedua orang tua Tasya datang ke dalam kamar Tasya. Akbar yang berada didalam kamarnya pun langsung bangun dari tempat duduknya.


Awalnya Akbar mengira Tasya akan diperiksa kembali oleh dokter namun dugaannya salah. perawat sedang melepas pelan pelan alat bantu yang berada ditubuh Tasya.

Akhirnya Akbar membuka suaranya dan bertanya kepada ayah Tasya, mengapa alat bantu Tasya dilepas.

"Om, tante, kenapa alat bantu yang terletak ditubuh Tasya dilepas om? Tasya masih hidup om! Akbar mohon om tolong kasih tahu perawat dan dokter supaya alat bantu Tasya jangan dilepas!" ungkap Akbar

"Akbar! maafkan om dan tante. ini jalan satu satunya terbaik untuk Tasya! kami tidak tega melihat Tasya yang terus- terusan berbaring ditempat tidur ini" jelas ayah Tasya.

Namun Akbar menentang keras saran yang diberikan oleh dokter. Sedangkan keluarga besar Tasya sudah memutuskan akan mencabut alat pembantu Tasya selama dirinya koma.

Mereka tidak ingin melihat Tasya kesakitan. bahkan mereka sudah mengikhlaskan Tasya

"Tidak om! ini bukan jalan satu satunya terbaik buat Tasya om! Akbar yakin sebentar lagi dan tidak akan lama lagi Tasya akan bangun dari tidurnya om! tolong om! Akbar mohon sama om!" ucap Akbar sambil menangis tersedu sedu.

Setelah mendengar penuturan dan permohonan Akbar, akhirnya kedua orangtuanya Tasya meminta perawat dan dokter untuk berhenti melakukan tugasnya.

"Dokter! suster tolong berhenti melepas alat bantu anak saya! saya membatalkannya dan akan menunggu anak saya sampai sadar dari tidurnya!" perintah ayah Tasya

Kedua perawat dan dokter pun langsung memasangkan kembali alat bantu yang digunakan untuk Tasya. Akbar pun langsung mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua Tasya.

"Terimakasih om! terimakasih telah mengambulkan ucapan saya!" ucap Akbar tak henti henti mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua Tasya

"Saya juga berterimakasih kepada kamu Akbar! kamu telah menyayangi anak saya dan menjaga anak saya walaupun kamu pernah menyakiti anak saya!" ucap ayah Tasya

"Iyaa om sama sama! maafkan saya yang pernah menyakiti anak om"

******

Kedua orangtua Tasya langsung pamit kepada Akbar untuk pergi ke kantin.

"Akbar tolong jaga anak saya ya! saya dan istri saya ingin pergi ke kantin sebentar! nanti saya dan istri saya akan kembali lagi kesini!" pamitnya dan dijawab anggukan kepala serta senyuman oleh Akbar.

Akbar langsung duduk kembali di samping Tasya, sang pacar. Dia tak henti hentinya meminta maaf kepada Tasya dan tak henti hentinya mencium punggung sang pacar.


Dia sangat berharap bahwa pacarnya akan sadar.

"Sya! aku kangen banget sama kamu! apa kamu enggak kangen sama aku ya Sya? udah sebulan ini aku nunggu kamu sadar. kapan kamu sadarnya sayang? aku sangat merindukanmu Sya! tuhan bila masih ku diberi kesempatan tolong bangunkanlah pacar saya tuhan! saya sangat merindukannya" Ucap Akbar sambil menggenggam tangan Tasya. dia tidak menyadari bahwa jari jari sang pacar sudah mulai bergerak pelan pelan.

*******

Tasya pelan pelan membuka kedua bola matanya dan perlahan-lahan mencoba menggerakkan jari jari tangannya. yang pertama ia lihat didepannya adalah Akbar, orang yang sangat ia cintai.

Dan baru kali ini juga Tasya melihat Akbar menangisi dirinya dengan sesegukan. Tasya mencoba memanggil Akbar yang masih sibuk mencium punggung tangannya dan masih sibuk menangisi dirinya.


"Ak...bar'' ucapnya pelan

Akbar masih belum menyadari panggilan itu. dia merasa dirinya sedang halusinasi karena sangat merindukan Tasya.

"Bahkan rasanya aku kayak lagi halusinasi Sya! denger suara kamu yang lembut itu Sya" ucapnya lagi

"Akbar" panggilnya lagi

Akbar pun mencoba melihat wajah Tasya sang pacar dan ternyata dugaannya pun salah dirinya sedang tidak berhalusinasi.

"Sayang ini beneran kamu kan? Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga! aku sangat merindukanmu Sya" ucap Akbar sambil memeluk Tasya dengan sangat erat.

Dan rasanya seperti mimpi, melihat Tasya sang pacar sudah bangun dari komanya.

"Aku haus" ucap Tasya lagi

Akbar langsung sigap mengambilkan minum yang berada diatas meja dan mencoba membantu Tasya untuk duduk.

"Kok rasanya kayak mimpi ya sya! aku benar-benar takut kehilangan kamu Sya! sebentar aku panggil dokter dan orangtua kamu dulu ya!" pamit Akbar kepada Tasya. sebelum Akbar pergi dirinya tak lupa mencium kening Tasya.

HEYYY GAIS APA KABAR?

UDAH LAMA DIRIKU TIDAK UPDATE

GIMANA CHAPTER KALI INI?

FUTURE

4 NOVEMBER 2018

ANISYATYAS

Future (END) Where stories live. Discover now