Chapter 11 [Cara]

332 16 4
                                    

Chapter 11 [Cara]

Aku membuka mataku. Jam berapa ini? Aku asal-asalan menggerakkan tanganku untuk mencari handphoneku.

06:34 AM.

Oh.. Oke. Hari apa ini? Bzz. Yah, ini kan hari perlombaanku. Aku beranjak untuk duduk dan mengusap wajahku.

Lomba. Violin. Ruang musik. Piano. Greyson.

Greyson.

Aku teringat kejadian tadi malam. Aku bisa merasakan senyumku yang tiba-tiba merekah di wajahku. Rasanya aku ingin mengulanginya lagi; berduet dengan Greyson. Sesaat setelah kami menyelesaikan lagu, kami seolah kehilangan kata-kata. Kami hanya diam menatap satu sama lain sampai akhirnya Greyson tertawa dan berkata, "Oh my God! It was great!!" aku ikut-ikutan tertawa. Tapi, serius, permainan kami memang keren, padahal kami belum pernah latihan bahkan kami baru saja tahu kalau kami sama-sama bisa memainkan alat musik.

"No. It wasn't just great. It was awesome!" sanggahku.

Greyson tersenyum, menutup cover piano dan berdiri. "I have an idea." katanya. Aku mengerutkan keningku, sama sekali nggak ngerti apa yang dia bicarakan. Aku sempat berpikir, mungkin dia punya ide lain dalam instrumen kami.

"What idea?" tanyaku.

Greyson seolah nggak bisa berhenti tersenyum, tapi kemudian dia mengibaskan tangannya, "Nope. Just forget it. But I'll make you surprised." senyum jahil Greyson muncul, membuatku semakin heran.

"What do you mean?"

"Aaaaaahmm.. Just forget it." ujarnya, sambil menahan tawa. Aku juga nggak ngerti apa maksudnya. Tapi, aku penasaran banget sampai sekarang.

"Ohh, come on! What surprise?!" desakku. Aku tahu dia bilang surprise, yang artinya kejutan, yang artinya aku nggak bakal bisa tahu kecuali memang pada waktunya.

"You will know." janjinya.

Aku cuma mengangkat bahuku saat itu, "I hope, it really will surprise me." Kira-kira apa kejutan yang Greyson maksud? Greyson merencanakan kejutan untukku? Ya ampun, aku sempet nggak percaya setelah memikirkannya kembali. Aku nggak sabar untuk mengetahuinya!

"Of course!" responnya semangat.

Aku tersenyum melihatnya begitu ceria hari itu. Tapi, aku memang selalu melihatnya begitu ceria setiap hari, hal itu justru membuatku senang. Greyson bagaikan semangatku akhir-akhir ini. Contohnya saja malam itu, rasanya aku ingin berlatih sepanjang malam, memainkan violinku untuk Greyson. Hal itu memang nggak mungkin, sih. Tapi intinya, Greyson selalu bikin aku semangat.

"So, are you gonna keep practicing? I want to hear it once again before I go to sleep."

Ya! Tentu saja aku deg-deg-an bukan main saat Greyson mengatakan hal itu. Bukankah itu artinya, musikku akan menjadi lagu pengantar tidurnya secara nggak langsung? Rasanya aku ingin melompat sangat tinggi hingga menerobos atap saat itu juga.

"Okay," hanya itu yang bisa aku katakan.

Aku memainkan lagi violinku. Kali ini, aku nggak merasa begitu gugup. Aku justru merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan. It's like excitements plus happiness plus a little bit nervousness, dan ada satu lagi perasaan yang begitu baru; perasaan tulus untuk mempersembahkan musikku untuk Greyson. Perasaan ini begitu baru. Mungkin aku pernah merasakannya, ketika aku masih kecil, ketika Mama dan Papa masih begitu peduli denganku. Aku selalu mendedikasikan penampilanku untuk mereka.

She is Loved and Loving (Sequel to the She Will be Loved)Where stories live. Discover now