Chapter 3 [Carly]

457 28 4
                                    

Chapter 3 [Carly]

"Kamu kelihatan lesu banget, sih, Carl?" tanya Tante Jojo yang kemudian duduk di sebelahku dan mengelus rambutku. Aku tersenyum kecil dan mengangguk. Well, aku merasa sangat ngantuk dan pusing. Rasanya aku kurang tidur seharian, padahal selama perjalanan aku tertidur dengan selimut kesayanganku.

"Well, I've got jetlag, I guess. Perjalanan tadi lama banget, badanku juga pegel-pegel." jawabku sambil mijat-mijat pundakku yang memang terasa pegal.

"Then you should take some rest. Yuk, tante anterin ke kamarmu. And you, Greyson, let me show you your room. I'm sure you're having a jetlag too."

Greyson mengangguk, "Yep, that's what I really want right now. Thank you."

"Okay, let's go, bring your suitcases,"

Kami berjalan mengikuti Tante Jojo menuju kamar kami masing-masing. Greyson berjalan di sebelahku dan kemudian merangkulku, matanya memberiku tatapan khawatirnya. "You alright?" bisiknya di telingaku, suaranya terdengar pelan namun penuh dengan kecemasan. Seketika aku merasa baik-baik saja, merasa aman dan hangat di dalam rangkulan tangannya. Aku mengangguk kecil, "Jetlag, not a big deal. Just need some sleep," kataku kemudian.

"Just call me if you need me, okay?" aku memutar bola mataku karena perhatian Greyson yang terkadang berlebih. Tapi itu bukan masalah bagiku, hanya saja, aku nggak pengen terlihat begitu lemah. "Kay, I'm fine."

Tante Jojo berhenti di depan pintu dengan sedikit ukiran-ukiran di sudut-sudutnya dan kemudian berbalik badan ke arah kami, "Okay, guys. We're here. This is your room, Carly. And Greyson, yours is on the upstairs, I'll get you there, come on,"

"Thank you, Tante Jojo." kataku. Tante Jojo mengangguk, "Get some sleep, I'll wake you up when dinner's ready," jelasnya kemudian.

Greyson memberikanku tatapan terakhirnya dan berkata "I'll call you" tanpa suara, kemudian dia berjalan membuntuti Tante Jojo ke lantai atas. Aku mengangguk dan dengan segera membuka pintu kamarku untuk cepat-cepat bertemu kasur dan melompat di atasnya.

Aku merasa seperti berada di atas awan-awan yang aku lihat lewat jendela pesawat tadi. Aku meraih bantal yang berada di ujung kasur dan menyelipkannya di bawah kepalaku. Memang ini yang aku butuhkan sedaritadi.

• • • • • • • • • • • • • •

Aku mendengar handphoneku berdering, membuatku keluar dari mimpiku. Tangaku meraba-raba seprai kasur, mencoba mencari penyebab suara berisik dan getaran yang membangunkanku. Akhirnya tanganku berhasil menyentuh benda dingin yang aku ketahui adalah handphoneku. Aku membuka sedikit mataku dan menggeser jariku di atas layar ponselku.

"Yeah?" aku nggak percaya kata pertamaku untuk menjawab telepon adalah 'yeah?'. Serius Carl?

"Carwl you awake?" rupanya Greyson, aku ngak memperhatikan siapa yang menelepon tadi, tapi mendengar suara di ujung sana saja aku sudah tahu siapa.

"Carwl? Seriously, Grey?" aku tertawa kecil sambil mencoba untuk bangkit dari kasur nyamanku.

"Sounds good, doesn't it?"

"Yeah, whatevs." aku memutar bola mataku. Sebutan baru, I guess.

"Anyway, you feel better?" well, well, kenapa aku nggak terkejut dengan pertanyaannya?

"So much better, expecially because you called me."

Terdengar suara Greyson yang cekikikan di ujung sana, "Yeah, I knew it. So, you wanna get out? I've got a beautiful view from up here."

"Well, okay. I'll take a shower and be there soon." aku sudah benar-benar bangkit dari kasurku dan berjalan menuju koperku.

"I'll be waiting, you're gonna love it. I'm so glad my room is on the upstairs." aku bisa merasakan Greyson tengah tersenyum sambil melihat entah pemandangan apa yang baginya indah itu.

She is Loved and Loving (Sequel to the She Will be Loved)Where stories live. Discover now