Chapter 9 [Carly]

352 21 3
                                    

Chapter 9 [Carly]

"Holy shit!" teriak Greyson histeris, matanya yang biasanya layu tiba-tiba melebar seperti balon sehabis ditiup. Dia masih mengunyah makanannya namun kali ini dia mempercepat kunyahannya dan menelannya dalam jentikan jari.

Aku mengerutkan kening dan menghentikan gerakan rahangku, "What?"

"Jesus Christ, you're eating that damn big red chili. You could've burnt your tounge!"

Hening.

Aku, Kevin, Revo dan Cara seketika saling melempar pandangan, sampai di detik ke 3, tawa kami pecah. Aku terkikik, Kevin sekarang tertawa terbahak-bahak setelah beberapa detik menegangkan karena teriakan Greyson tadi. Revo lebih parah lagi, dia cepat-cepat mengambil gelas minumnya karena tersedak. Sementara Cara menutup mulutnya, mencoba memblokir tawa yang keluar darinya. Oke, aku memang baru saja menggigit sebuah cabai. Maksudku, bukankah itu wajar karena sekarang aku tengah memakan bayam goreng?

Greyson hanya berkedip beberapa kali, tampang polosnya hampir seperti anak kecil yang nggak tahu apa-apa. "Hey, what's wrong?" protesnya, dia mengguman pelan yang telingaku bahkan hampir nggak mendengarnya di sela-sela gelak tawa Kevin dan Revo yang mendominasi pendengaranku. Tapi dia seperti bilang, "I don't understand" sambil menggeleng pelan dan menyuapkan sesendok es krim Blackberry ke mulutnya.

"It's totally okay, Grey. We love spicy. We're huge fans of chili." jelasku setengah tertawa. Greyson masih mengerutkan keningnya, seolah setrika saja nggak akan bisa membuat kerutan itu hilang. Aku menahan tawaku karena kepolosannya. Alisnya yang tebal hampir saja bersentuhan, mata coklatnya menyiratkan keheranan dan ketidakpercayaan, seperti aku baru saja menelan sendoknya atau apalah.

Aku mengangkat bahuku, "Maybe you should just try it," ucapku yang dengan cepat disambut oleh gelengan kepala Greyson yang terlalu cepat diiringi dengan kedua tangannya di depan dadanya.

"Whoa. Better not." jawabnya terlalu mantap.

"Yeah, you have to try it! Trust me you're gonna love spicy food." Revo menimpali, lalu menyodorkan mangkuk Sotonya ke depan Greyson. "You don't have to eat that green cute chilli. Let's start from the bottom now we're here?" lanjut Revo.

Kevin tertawa, "Are you quoting Drake?" Revo terkekeh singkat, lalu kembali menatap Greyson yang kini tengah tenggelam dalam keraguannya. Revo mengangkat salah satu alisnya kearah Greyson, menantangnya.

Greyson masih menatap mangkuk Soto Revo. Aku yakin banget, rasanya pasti sangat pedas karena Revo adalah seorang pecinta masakan pedas sepertiku. Dulu kami sering menghabiskan sambal terasi buatan tante Jojo ketika menyantap ayam goreng, nggak menyisakan satu sendokpun untuk yang lain. But trust me, tante Jojo's sambal terasi is definetely a piece of heaven.

Aku menatap Greyson, kini wajahnya mengandung kecemasan dan rasa penasaran yang melebur menjadi satu. Dia menatapku sesaat, entah mengapa tapi tatapannya seperti tatapan seekor kucing yang meminta pertolongan. I can't help but laugh. He's cute when he hestitates. Greyson menelan ludahnya dan dengan ragu mengambil sendoknya dan mencelupkannya ke dalam kuah.

Oh ya, aku hampir lupa. Kami tengah berada di salah satu restoran masakan Indonesia. Hari ini ulang tahun Kevin dan dia mentraktir kami. Kami maksudnya aku, Greyson, Revo dan Cara. Kevin memilih restoran masakan Indonesia karena rasa kangennya dengan makanan khas Indonesia, aku langsung setuju karena aku juga merasakan hal yang sama.

She is Loved and Loving (Sequel to the She Will be Loved)Where stories live. Discover now