23

372K 20.1K 1.7K
                                    

Rico berdiri di pelataran manison keluarga Dirgantara memandangi motor sang Tuan Muda yang berjalan menjauh, tidak berlabuh pada tempat ini.

Pemuda itu tengah memikirkan tentang sikap dan ucapannya di kedai es krim tadi.

Raga, sahabat kecilnya itu sudah jauh berubah. Dari segi fisik, bahkan sekarang ia sudah memiliki kekasih, sedangkan dirinya? Tidak ada perempuan yang dikencaninya. Raga bahkan seolah tidak mengetahui apa-apa saat bertemu dengannya.

Rico juga merutuki dirinya sendiri. Mengapa sikapnya pada Raga berubah menjadi manja sekali? Ia ini lelaki penyuka dua gunung di dada wanita. Hal tidak itu tidak ada di dalam dirinya.

Soal janji itu, dulu saat kepergiannya ke Amerika, Rico pernah bertemu seorang gadis lucu. Kala itu mereka saling bertabrakan, Rico terlalu buru-buru karena pesawatnya akan segera terbang. Namun, ia ingat betul jika gadis kecil yang ia tabrak sempat terjatuh dan meringis kecil, di tangannya terdapat boneka teddy bear berwarna cokelat. Rico hanya dapat menoleh sebentar kemudian melanjutkan larinya.

Sejak saat itu, Rico berjanji hanya akan menikahi dan jatuh cinta pada gadis itu. Gadis mungil imut yang pasti sekarang sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja cantik.

Walau Rico tak pernah tahu siapa dan di mana sekarang gadis itu tinggal. Rico akan tetap berdoa pada Tuhan untuk mendatangkan gadis itu padanya. Jika gadis itu memang bukan jodohnya, Rico harap jodoh gadis itu mati dalam kecelakaan tragis.

Soal sifat posesifnya terhadap Raga. Rico tak memiliki banyak sahabat, jadi ia akan melindungi Raga sejauh yang ia bisa.

Rico menghela napas panjang. "Wait for me soon, Honey," ucapnya entah pada siapa lalu melangkah masuk pada bangunan kokoh di belakangnya.

***

Siska mengerutkan keningnya ngeri setelah menerima telepon dari kekasihnya.

Astaga, Raga itu kenapa suka sekali menunjukkan sifat psikopatnya, sih? Membuat ia merinding sendiri. Membayangkan kakinya di rantai di kamar apartemen laki-laki, membuatnya bergidik ngeri.

Tubuhnya bersandar pada kepala ranjang di belakangnya. Tubuh gadis itu terbalut piama biru tua dengan motif teddy bear kecil di seluruh bagian baju itu.

"Ya ampun, gini banget, sih pacaran sama psikopat," gerutu Siska.

Padahal jika kembali diingat, cara Raga mendapatkannya dulu juga dapat membuat bulu kuduknya berdiri.

Tak ingin ambil pusing, Siska menghela napas pelan setelah itu merebahkan tubuhnya di kasur berukurang queen size itu lalu menarik selimut hingga sebatas dada.

"Raga, jangan bikin aku pusing, dong. Kamu, kan tau aku gak pinter tapi kenapa selalu bikin aku mikir yang susah-susah." Setelah mengucapkan itu ia memejamkan matanya hingga terlalu ke alam mimpi.

***

Rico keluar dari dalam mobil sport-nya dengan gaya keren, pemuda itu seketika menjadi bahan tontonan semua murid SMA Garuda.

Benar, Rico memilih melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Tempat kelahirannya, ia terlanjur nyaman di sini. Biarlah orang tuanya terus mencari uang di negeri Paman Sam sana, mereka juga jarang memperhatikan Rico karena terlalu sibuk.

Pemuda itu melangkah santai menuju ruang kepala sekolah. Sebelumnya ia sudah bertanya kepada seorang siswi di mana tempat pemimpin sekolah itu berada.


Pandangan-pandangan murid-murid yang tengah berjalan atau hanya sekedar berkumpul di koridor benar-benar terpusatkan pada Rico.

Karena dengan kurang ajarnya, di hari pertama pemuda itu masuk sekolah sudah berdandan layaknya murid brandal yang banyak diceritakan di novel-novel remaja.

Rico terus mengukir senyum tipis, senang karena ia merasa seolah disambut oleh murid-murid di sana.

Sementara itu, di arah berlawanan tampak seorang gadis tengah kesulitan berjalan seraya membawa tumpukan buku yang hampir menutupi pandangannya. Hinga ....


Brak!

TBC

Don't forget to vote, follow, and comment!

Sweet Psychopath Boyfriend [ END ]Where stories live. Discover now