4

698K 39.5K 3.6K
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 17:00 dan waktunya jam pulang sekolah SMA Garuda tiba.

Siska bersama ketiga sahabatnya berjalan beriringan di koridor sekolah mereka yang sudah sepi karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi, hanya saja mereka yang masih berkumpul di dalam kelas untuk membicarakan hal yang sama sekali tidak penting. Mereka berbincang-bincang ringan mengakhiri pertemuan mereka hari ini.

"Dijemput Fatih atau sama sopir lo, Sa?" Putri bertanya pada Salsa sambil menggigit donat cokelat yang berada di tangannya.

"Dijemput sopir gue. Fatih lagi main kali sama Silvi," jawab Salsa acuh.

"Kalo lo gimana, Dit? Masih digantungin sama Fahmi?" Kini Siska yang bertanya pada Dita.

"Apaan, sih gue tendang lo!" balas Dita cepat, bersiap menendang Siska.

Dita memang sedikit sensitif dengan manusia orang yang bernama Fahmi. Gebetannya itu sulit ditebak.

"Wiss, jangan marah, dong, Dit!" Siska terkekeh seraya tersenyum lebar tak berdosa.

Dita hanya bisa menggerutu dan kembali mendengarkan obrolan sahabat-sahabatnya itu.

"Lah, tau dari mana lo, Sal kalo si Fatih jalan sama Silvi?" Putri bertanya memastikan.

"Kan, mereka emang deket. Bodo, lah gue gak mau mikirin, masih ada Sehun di depan mata." Salsa menjawab dengan acuh.

"Mimpi lo! Sehun punya gue!" Siska berteriak kencang.

"Heh jangan maruk lo! Sehun punya gue!" balas Salsa tak mau kalah.

"Heh, udah diem! Berantem mulu sih!" Putri mengehentikan pertengkaran yang sebentar lagi akan tercipta di antara Siska dan Salsa.

Siska dan Salsa akhirnya diam sambil mengucapkan sumpah serapah di dalam hati mereka masing-masing.

"Lo gimana, Put? Apa rasanya gebetan diambil sahabat sendiri?" celetuk Dita.

Putri memang mempunyai seorang gebetan, tetapi malah direbut oleh sahabatnya sendiri. Tentu saja bukan di antara mereka. 

"Plat Jakarta, b aja," jawab Putri cuek.

"Nyesek kali, tuh!" balas Siska dan Salsa lalu mereka tertawa kencang.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan gerbang SMA Garuda.

"Gue duluan, ya semuanya!" pamit Dita sambil melambaikan tangan, kakak laki-lakinya sudah menjemput, mereka hanya membalas dengan anggukan dan lambaian tangan.

"Eh, itu sopir gue. Gue duluan ya, Sis, Put," ucap Salsa saat melihat mobil yang familer baginya mendekat.

"Dadah, Sal." Siska melambaikan tangannya.

"Dadah, Sa."

Setelah itu mobil yang ditumpangi Salsa melaju meninggalkan  mereka.

"Lo di jemput siapa, Put?" Siska bertanya saat hanya tersisa dirinya dengan Putri.

"Di jemput Mamㅡ eh, itu Mama gue." Tunjuk Putri saat melihat mobil berwarna merah mendekat ke arah mereka.

"Lo mau bareng gak?" Putri sudah tahu jika kebiasaan sahabatnya itu selalu berangkat dan pulang sekolah menggunakan angkutan umum.

"Enggak usah, makasih, Put. Salam aja buat Mama lo." Siska menolak dengan halus tawaran Putri.

"Beneran?" Putri bertanya memastikan.

"Iya," jawab Siska dengan senyum manis di bibirnya.

"Oke, bye!" Putri melambaikann tangannya lalu masuk ke dalam mobil.

Sweet Psychopath Boyfriend [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang