MPH - 14 [My Lovely Husband 4] ●

228K 8.2K 585
                                    

Delano terdiam. Masalah apa? Selama ini mereka berdua baik-baik saja. Dengan mendengus dirinya duduk disebuah kursi disamping ranjang Aninda. "Kau kenapa hm?" Delano memegang tangan Aninda lalu mencium punggung tangannya pelan. "Jangan berbuat macam-macam. Jangan menjadi Tasya yang sesungguhnya"

   ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Aninda mengerjapkan matanya. Perutnya masih terasa nyeri namun tidak separah sebelumnya. Tangan kanannya terasa berat untuk diangkat. Aninda melirik kearah tangan kanannya yang terasa berat tadi, ternyata Delano tertidur diatas tangannya itu. Aninda mengernyit tidak suka melihat posisi Delano yang tidur duduk itu. Suaminya ini seorang boss nanti bisa sakit kalau tidur dengan posisi seperti ini.

"La..ekhem.. Lano?" Aninda memanggil nama Delano. Suaranya masih serak khas orang baru bangun tidur "Lano bangun" Aninda mengangkat tangan kirinya lalu mengusap lembut rambut Delano.

"Hmm.. Sudah merasa baik?" Delano menegakkan badannya lalu menggenggam erat tangan Aninda.

Aninda mengangguk lalu menyeka air matanya. Perutnya masih sedikit sakit hingga air matanya sedikit luruh kebawah. Delano memberikan air putih kepada Aninda, tangan Aninda digantikan tangan Delano untuk menyeka air matanya.

"Apakah sangat sakit?" Delano menatap Aninda. Pandangan mereka bertemu. Aninda dapat merasakannya, Delano nampak khawatir sekarang. Aninda tersenyum. Akhirnya Delano memberikan satu perhatian kepadanya.

"Tidak" jawab Aninda. Tangannya mengelus perutnya "Maafkan Mama. Maaf sudah membuatmu sakit sayang" Aninda terisak. Hormon Ibu hamilnya keluar lagi.

"Hei?" Delano memeluk Aninda. Berusaha menenangkan Istrinya itu. "Lain kali kalau aku ada dirumah aku akan menemanimu makan. Tapi kalau aku tidak ada dirumah jangan lupa makan, ingat kamu sekarang berbadan dua" Delano mengecup puncak kepala Aninda lalu menghirup aroma Istrinya itu.

Aninda tersenyum senang. Tuhan, Dosa ini begitu indah disaat-saat tertentu.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu memisahkan dua insan yang sedang berpelukan itu. Delano melirik jam tangannya, pukul 10 malam siapa yang menjenguk jam segini?

"Ini aku Fredi!"

Delano memutar bolamatanya lalu membuka kenop pintu kamar inap Aninda.

"Hoi? Apa kau sudah sembuh?" Fredi membelai rambut Aninda yang dibalas anggukan Aninda. Ni sodara gila kali ya? Baru sakit udah sembuh itu namanya gak sakit dong bang. "Karena kamu tidak bisa kerumah besok. Jadi aku yang membawa hadiahmu kemari" ucap Fredi santai.

Delano menatap pintu kamar Aninda yang kembali terbuka dan muncullah sosok pria berkumis tipis, tubuh atletis seperti tubuhnya, rambut hitam kecoklatakan menggunakan baju santai berjalan kearah Aninda. Delano menatap Aninda tidak percaya, lihatlah responnya? Tertawa bahagia? Hell, apa dia lupa sudah punya suami?.

 Delano menatap Aninda tidak percaya, lihatlah responnya? Tertawa bahagia? Hell, apa dia lupa sudah punya suami?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang