MPH - 9 [Your Body Is Mine] 17+ ●

338K 8K 117
                                    

Besok Delano harus menyelasaikan masalahnya dengan Aninda. Biarlah malam ini wanita itu tidur. Lagipula sebentar lagi mereka bercerai, jadi jangan main hati. Gunakan saja tubuhnya selama masih bisa dimainkan. Batin Delano.

  ●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

2 Bulan kemudian

Sebisa mungkin Delano meyakini dirinya bahwa yang dia lakukan bukan karena cinta. Dia yakin bahwa dia tidak cemburu pada pria yang bernama Rio itu. Cemburu? Hei? Cemburu hanyalah perasaan palsu yang mampu membuat otakmu buntu.

Ah ngomong-ngomong sekarang sudah bulan ke 5 istrinya hamil. Hebat bukan? Dirinya bertahan selama 5 bulan menghadapi istrinya itu. Istri yang sudah dipersiapkan surat cerainya oleh Delano.

"Lano?" Aninda berjalan kearah Delano yang sedang duduk dibalkon kamar mereka.

Merasa namanya dipanggil Delano segera berbalik menatap wajah Aninda lalu tersenyum tipis. Ayahnya bilang jika dirinya harus bersikap manis selama kehamilan Istrinya itu supaya ketika Anaknya lahir bisa mendapatkan sifat yang baik dan manis.

"Iya?"

Aninda tersenyum senang lalu duduk dipangkuan Delano dengan posisi membelakangi Delano. Tangan mungilnya menarik tangan besar milik Delano lalu menaruhnya diperutnya.

"Hay! Ini tangan Daddymu. Selamat ya sekarang usiamu sudah menginjak 5 bulan. Mama senang sekali kamu tidak cerewet" Aninda memeluk erat tangan Delano. Perutnya sudah membuncit dan dirinya sangat bahagia karena beberapa bulan ini Delano hanya diam, tidak berbuat kasar, dan mau mendengar pendapatnya.

Delano mendengus. Apa bisa dia membesarkan seorang bayi ini sendirian? Wah Delano harus bersiap mencari babysister setelah perceraiannya dengan Aninda nanti.

"Lano.. Terimakasih sudah baik padaku selama 5 bulan ini" Aninda tersenyum manis. Delano tidak bisa memungkiri bahwa dirinya sedikit tertegun melihat senyum tulus dari wajah istrinya itu.

"Hmm tidak masalah" Akhirnya Delano kembali mendapat suaranya setelah beberapa saat tercekat dalam suasana yang mampu membuatnya bulu kuduknya merinding.

Hening. Keduanya larut dalam keheningan. Seakan tersadar sesuatu Aninda langsung berdiri membuat Delano yang memangkunya merasa kaget.

"Kenapa?" Tanya Delano.

"Hey ayo kita bermain" Aninda menarik tangan Delano. Sial.. Hormon Ibu hamil sialan.

"Main? Main apa?"

"Kartu" jawab Anin santai.

"Tapi aku tidak bermain kartu"

Aninda tersenyum. Aninda yakin Delano akan sangat menikmati permainan mereka berdua.

"Ya kuajarkan"

Delano mengernyit. Apa ini yang disebut ngidam?. Aninda menyuruh Delano menunggunya dengan duduk dilantai lalu dirinya dengan cepat mengambil kartu yang kemarin sengaja dia beli di toko.

"Nah kita akan bermain Kinky Card . Dalam permainan ini ada aturan yang harus dipatuhi" ucap Aninda sambil mendudukan dirinya didepan Delano. "Jika kartu As keluar maka si penarik kartu harus menciumi perut lawannya selama 20 detik ingat hanya cium. Jika kartu Joker yang keluar maka si penarik harus menciumi seluruh pinggul lawannya selama 30 detik ingat hanya cium. Jika kartu Queen keluar maka si penarik harus mencium bibir lawannya selama 30 detik, ingat ha---"

"Ingat hanya cium. Yayaya lanjutkan saja aturan anehmu itu" ucap Delano. Dirinya masih tidak paham apa guna bermain itu?

"Ck.. Jika kartu King dan Jack keluar si penarik harus menciumi leher hingga dada lawannya lalu jika kartu dengan angka kecil seperti 10 kebawah tidak ada hukumannya. Paham?" Ucap Aninda. Oh Delano paham, wanita ini menggodanya huh? Damn, mana mungkin Delano berniat kalah dalam permainan ini. Cium boleh artinya pagut sedikit saja tidak masalah kan?

My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu