Bagian 23

1.4K 37 9
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya
Happy Reading

Ntah kenapa keinginan untuk memiliki Sarah begitu besar.

Aku pun tidak tahu kenapa aku bisa terobsesi sekali dengan Sarah.

Dulu Saat Sarah sudah dekat denganku, aku malah membiarkannya begitu saja.

Kesempatan tidak datang dua kali bukan?.

Sekarang Sarah sudah menjadi milik orang lain tapi apa boleh buat toh hati ini yang mencintai Sarah.

Ini semua juga bukan keinginanku. Kadang logikaku pun menolaknya karena tak mungkin jika aku terus mencintai Sarah sedangkan dia telah menjadi milik pria lain.

Hati ini meminta agar aku berjuang kembali untuk merebut hati Sarah. Walaupun pada akhirnya nanti bisa menghancurkan hubungan Sarah dengan kekasihnya.

Kebahagiaan Sarah bersama dengan Aditya tetapi kenapa aku malah merusaknya, bukankah cinta tak harus memiliki?.

Kadang aku berfikir, mencintai tak harus merusak yang sudah bahagia.

Jika benar cinta mungkin aku akan senang melihat Sarah dengan Aditya bahagia. Tapi ini adalah sebuah obsesi semata. Ini tidak baik untuk diriku. Aku menyadarinya sekarang.

Aku harus membuang rasa obsesiku ini dengan merubahnya menjadi rasa mencintai yang tulus.

Setidaknya orang yang aku sayangi bisa hidup bahagia dan slalu tersenyum disetiap harinya.

Aku sadar aku bukan sumber kebahagiaannya.

Sekarang aku telah ikhlas jika Sarah dengan Aditya.

Aku pikir Aditya juga pria yang baik-baik. Aku percaya Aditya bisa membahagiakan Sarah.

“Sekarang aku telah ikhlas Sarah, aku rela kamu jadi miliknya. Tapi keinginanku sekarang hanya ingin bersama didekatmu meskipun hanya sebatas teman” ucapku dalam hati.

“Woi, nglamun terus lo Ar” tiba-tiba saja suara Sarah mengagetkanku.

“Eh” aku gelagapan bingung harus ngomong apa.

“Ada yang lagi lo pikirin?” ucapnya sambil menatap mataku tajam.

Aku terdiam sebentar sebelum akhirnya aku menjawabnya.

“Ga ada” jawabku singkat.

Sekarang aku dan Sarah sedang berada disebuah cafe.

Aku mengajak Sarah makan terlebih dahulu sebelum mengantarnya pulang.

“Lo ga bakat bohong Ar” ucapnya dingin.

“Maaf Sar” kataku lirih.

Aku sadar aku tidak pandai berbohong padanya.

“Ga perlu minta maaf Lo ga salah” katanya jutek.

Aku merasa tidak enak dengan Sarah.

Aku pun menatap sendu wajah Sarah yang sedang meminum jusnya.

“Begitu cantik” batinku.

“Eh Arlan” suara Sarah terdengar lagi ditelingaku sehingga membuyarkan semua lamunanku.

“Hah?” lagi-lagi aku tersentak kaget.

“Loh kok ga di makan makanannya” Sarah melihat kearah makananku.

Ya aku hanya mengacak-acak makananku saja tanpa ada niat untuk memakannya.

Sarah terlihat seperti bingung.

“Mmm oh iya, ini gue lagi makan” aku langsung menyendokkan sedikit makanan ke mulutku. Aku tak mau Sarah merasa curiga dan terus bertanya padaku.

MY HANDSOME TEACHER is My BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang