Bagian 12

1.8K 51 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment
Happy reading

“Huft, cape euy” kataku sembari mengelap keringat yang mulai keluar dari pipiku.

Aku masih stay berdiri di bawah tiang bendera ini. Suasana hari ini kelihatan cerah.

Matahari mulai menampakkan dirinya dibalik awan. Sepertinya langit pun ikut menertawaiku.

Kulirik sekilas jam yang ada dipergelangan tanganku.

“Pukul 09:15” gumamku lirih.

“Masih lama” kataku dengan nada kecewa.

Aku pun menundukkan kepalaku. Mataku menatap kebawah kearah sepatuku yang sedang bergerak-gerak seolah-olah sedang memainkan sesuatu.

Rasanya tubuhku ini sudah merasa lemas. Rasa haus juga menghinggapi diriku.

“Hei” seseorang menepuk bahuku.

Aku pun mendongakkan kepalaku dan menoleh kearahnya.

“Lo” pekikku kaget.

“Lo ngapain berdiri disini, pasti dihukum ya” katanya dengan nada mengejek.

Aku diam. Rasanya berbicara dengannya hanya akan membuang energi saja.

“Ini buat lo” Arlan menyodorkan sebotol minuman dingin kearahku.

Aku diam sebentar menatap lekat kearah Arlan. Sepertinya dia memberinya dengan tulus.

Karena sedang haus juga maka aku terima minuman itu.

“Makasih” kataku datar.

Arlan hanya tersenyum.

Aku pun membuka tutup botol minuman tersebut lalu meminumnya. Rasa haus seketika hilang.

“Sepertinya sebentar lagi bel istirahat berbunyi, dan hukuman lo akan berakhir” katanya sambil melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

“Yahh tentu, gue rasa kaki gue juga udah pegal-pegal berdiri disini terus” kataku menimpali ucapannya.

“Ya udah gue kembali ke kelas” Arlan pun mulai melangkahkan kakinya meninggalkan tempat ini.

“Eh tunggu” cegahku.

Seketika Arlan memberhentikan langkahnya dan menengok kearahku.

“Ada apa?” tanyanya yang masih ditempat.

“Tidak, gue cuma ingin tanya aja” jawabku .

Kemudian Arlan berjalan lagi menuju tempat aku berdiri. Sekarang Arlan sudah ada dihadapanku.

“Apa yang mau lo tanyain” ucapnya dengan menaikkan sebelah alisnya.

“Memangnya lo habis kemana, kenapa dijam pelajaran seperti ini lo diluar” kataku to the point.

“Gue?, hm apa lo penasaran?” katanya dengan menyipitkan mata.

“Tidak” jawabku tegas.

Aku tidak mau kalau Arlan sampai kePDan. Ntar ujung-ujungnya dia baper lagi.

“Oh, ya sudah kalau gitu gue ga perlu jawab”.

“Tapi gue pengin denger jawaban lo”.

“Baiklah, akan gue jawab” katanya dengan menggantungkan ucapannya.

Arlan menarik nafasnya dalam-dalam kemudian dia hembuskan secara perlahan.

“Gue ga sengaja liat lo diluar terus gue yakin kalo lo itu lagi dihukum jadi gue putusin buat izin keluar trus beliin lo sebotol minuman karena gue tau lo pasti haus” jelasnya panjang lebar.

MY HANDSOME TEACHER is My BOYFRIEND (END)Where stories live. Discover now