BUM - 1

2.3K 125 5
                                    

Jangan lupa vote and comment
Happy Reading guys

Raya melangkah pelan memasuki gerbang kampusnya Universitas Mulia Jaya.

Raya Adelia, adalah seorang gadis polos yang sama sekali tidak mengerti kerasnya kehidupan ibukota.
Dia hanyalah seorang gadis desa yang kebetulan melanjutkan kuliahnya di kota atas permintaan pamannya yang tinggal di Jakarta.

Dulu di desa Raya tinggal bersama ayahnya. Hidupnya sangat sederhana, ayahnya hanya bekerja sebagai pegawai di Kantor Lurah di desanya.
Ibunya telah tiada sejak Raya masih berumur sepuluh tahun, dan tepat ketika Raya lulus SMA ayahnya pun meninggal dunia.

Raya sangat sedih dan hancur karena kehilangan ayahnya, orang yang paling menyayanginya di dunia ini.

Di Jakarta, Raya tinggal bersama pamannya yang bernama Frans, dan Katty istrinya serta anak semata wayang mereka yaitu Sasha.
Paman Frans sangat kaya, berbeda nasib dengan almarhum ayah Raya yang hanya pegawai negeri rendahan.
Namun itu tidak membuat hubungan keduanya menjadi tidak baik, Frans sering ingin membantu ayah Raya baik dalam perekonomian maupun hal lainnya.

Akan tetapi, Rama selalu menolak. Ia tidak ingin menikmati hasil yang memang bukan kerja kerasnya.
Dan ia bersikeras tidak ingin pindah ke kota dan meninggalkan semua kenangan kehidupannya bersama istri dan anaknya di desa itu. Hingga akhir hayatnya ia tetap tinggal disana dan dimakamkan berdampingan dengan makam istrinya.

Mengetahui keponakannya sebatang kara, Frans meminta Raya untuk kuliah di Jakarta dan tinggal bersamanya.
Awalnya Raya menolak namun setelah ia sedikit bisa menghilangkan kesedihannya, Raya akhirnya setuju untuk pindah ke Jakarta.

Paman Frans sangat menyayangi Raya seperti anaknya sendiri, ia tidak pernah membeda-bedakan fasilitas yang ia berikan kepada Sasha maupun Raya.
Akan tetapi, Raya yang telah terbiasa hidup sederhana menolak semua pemberian fasilitas dari Frans.
Frans mengerti, sifat keponakannya pasti sama dengan sifat kakaknya Rama. Karena buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.

Tittt..... Tittttt....

Raya menghentikan langkahnya saat bunyi klakson terasa memekakkan telinganya.
Ia melihat mobil mewah berwarna pink berhenti tepat di sebelahnya.
Ia tahu betul, itu mobil sepupunya Sasha.

"Apa kau tidak bisa mendengar bunyi klakson ? Kau tuli ?" ucap Sasha.

Raya hanya diam, ia enggan menanggapi Sasha yang memang selalu menghinanya.
Raya pun tak mengerti, entah apa salahnya pada Sasha sehingga Sasha begitu membencinya.

"Sulit sekali bicara pada orang tuli sepertimu !" Sasha berlalu begitu saja meninggalkan Raya yang masih terdiam di tempat.

Ia bingung harus menghadapi Sasha seperti apa.
Biasanya, ia hanya akan mengelus dada dan menyabarkan hatinya ketika Sasha menghinanya. Bagaimana pun Sasha adalah saudaranya. Dan bukankah saudara harus saling menyayangi ?
Ya, ia yakin suatu saat nanti sikap Sasha pasti berubah.

*

Setelah mata kuliah pertama selesai, Raya pergi menuju perpustakaan kampus.
Perpustakaan adalah tempat yang sangat disenangi Raya, karena disana ia akan terbebas dari mereka yang selalu mengejek dan menghinanya.
Karena penampilannya yang sangat jauh berbeda dengan anak-anak lain di kampusnya, dan juga karena asal-usulnya.

Di tengah perjalanannya menuju perpustakaan.
Raya dikejutkan dengan beberapa buku tebal yang sengaja di lemparkan ke aranya dan tepat jatuh di bawah kakinya.

"Hei gadis kampung ! Cepat bawa buku-buku ini ke kelasku ! Awas saja kalau buku itu tidak ada di mejaku saat aku kembali dari kantin, kau akan tau akibatnya !" ucap Antari dan berlalu pergi bersama teman-temannya.

Antari adalah senior Raya. Ia memang selalu mengganggu dan membully Raya.

Raya menghela nafasnya dan memungut buku-buku itu, ia tidak bisa menolak permintaan Antari karena ia tidak ingin mencari masalah.
Pernah dulu sekali, Raya menolak keinginan Antari. Dan hasilnya, Antari dan teman-temannya membawa Raya dan menguncinya di gudang.

Sesampainya di perpustakaan, Raya mengambil sebuah novel di rak buku untuk ia baca.
Ia duduk di deretan bangku paling belakang dan pojok, Raya memang suka menyendiri. Karena ia tahu tidak akan ada yang mau dekat dan berteman dengannya. Kalaupun ada, itu pasti kepalsuan dan ada niat dibaliknya.

**

Jam pulang kuliah tiba, Raya segera menuju halte di seberang kampusnya. Seperti biasa ia pergi dan pulang dengan kendaraan umum.

Raya memasuki rumah yang sudah ia tempati selama kurang lebih 2 tahun ini.
Ia melihat mobil Sasha terparkir di halaman, tapi tidak dengan mobil paman Frans.
Berarti paman Frans belum pulang, pikir Raya.

Ketika Frans ada di rumah, Sasha akan bersikap baik kepada Raya tapi sebaliknya saat Frans tidak ada Sasha akan memperlakukan Raya layaknya pembantu.
Walau begitu, Raya masih bisa bertahan. Ia tidak pernah bercerita pada siapa pun tentang perlakuan Sasha padanya.

Setelah sampai di kamarnya, Raya menghempaskan tubuh lelahnya di ranjang.
Ia menatap lekat langit-langit kamar tidurnya.
Kadang ia berpikir, kenapa orang-orang selalu mengejeknya dan menghinanya.
Kenapa mereka selalu menyebut dirinya kampungan ? Apa dia salah karena berasal dari desa ?
Apa karena penampilannya yang terlihat sangat biasa saja dibanding mereka para anak kota ?

Raya bangkit dari posisinya dan berjalan menuju cermin berukuran sedang di meja riasnya.

Ia menyentuh rambutnya yang sedikit acak-acakan, kemudian wajahnya yang terlihat kusam tanpa polesan bedak sedikit pun, dan pakaian yang ia kenakan hanya kaos biasa dan celana jeans panjang.

Entahlah apa yang salah, yang ia tahu ia nyaman dengan penampilannya saat ini, dan tidak ingin merubahnya.

Benci Untuk MencintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang