Finding the Right One?

9.1K 448 29
                                    

Oxel POV.

Flashback on.

“Oxel kita putus.”

“Putus? Gausah bercanda Na, ga lucu tau.” Balas gue sambil tetap melahap makanan gue.

Sekarang gue dan Reana, pacar gue, lagi makan malam di salah satu restoran di mall dekat rumah gue.

“Serius Xel. Aku ga bercanda.”

Seketika gue langsung menghentikan acara makan gue.

“Kenapa?” Tanya gue datar.

“Karena kamu ga pernah serius sama aku.” Balasnya dengan nada tinggi.

Gue meraup muka gue gusar.

Astaga, drama perempuan. Gue benci kalo udah kayak gini.

“Apaan sih maksud lo?” Tanya gue lagi.

“Kamu aja ga pernah Xel bilang sayang sama aku, apalagi cinta. Aku perempuan kali Xel, aku punya hati. Udah gitu aku juga ga bisa sok-sokkan tegar pas liat dengan mata kepala aku sendiri kamu flirting sama cewek lain.” Ujarnya lirih.

What? Flirting? Are you kidding me?” Teriak gue ga sadar dan great, karena teriakan gue itu sekarang semua mata pengunjung restoran ini beralih ke drama picisan gue dan Reana.

Gue tau, gue itu salah satu playboy di sekolah dan ga bisa di pungkiri lagi dengan mantan gue yang bejibun. Tapi seriously, sejak pacaran sama Reana gue udah ga pernah ngelakuin apa yang dia bilang ke gue barusan. Gue ngerasa udah capek, dan saatnya untuk serius. Meskipun gue belum bisa sepenuhnya menerima Reana.

“Aku ga bercanda Oxello Xavier Fikdanel. We’ve done. It’s over. Thanks.” Ujar Reana seketika telak, dan berdiri tegak menantang. Lalu meninggalkan gue yang terbengong sendiri dengan kejadian tadi.

Shit.

Dan crap!

Double shit. Karena kejadian tadi gue jadi sukses jadi bahan tontonan di restoran ini.

Flashback off.

“Bro ayok balik. Bengong aje.” Ujar Revan membuyarkan segala lamunan gue.

Dan gue hanya mengangguk dan mengikuti langkahnya menuju keluar kelas.

“Jadi basket?” Tanya gue sesaat setelah kami keluar dari kelas.

“Oh man, gue lupa. Okedeh kalo gitu, lo tunggu gue di lapangan belakang ya. Gue mau nyamper si Tata dulu. Suruh dia balik duluan.” Jawabnya sambil berlalu setelah gue mengangguk.

Dan jadilah gue berjalan sendirian ke arah lapangan belakang.

Dan saat gue lagi asik-asiknya jalan sambil mendrible basket di lorong kelas yang sudah lumayan sepi, tiba-tiba bola basket yang gue pegang lepas kendali dan memantul menjauhi gue.

Bruk.

Dan gue langsung berhenti berlari saat mengetahui bola basket yang gue pegang tadi sukses mengenai salah satu siswi yang sukses terjatuh karena terkena bola basket gue.

“Eh sorry sorry.” Ujar gue sambil mencoba membantunya berdiri.

“Eh iya gapapa.” Ujarnya sambil misuh-misuh mengusap pantatnya.

“Lo bukannya side—eh maksud gue, temennya kembaran sahabat gue ya?” Tanya gue pada cewek di hadapan gue.

Tadinya gue mau ngomong sidekick, tapi gue rasa kata-kata itu terlalu sadis dan ga enak didenger.

Summer Love SongWhere stories live. Discover now