Gak Perlu Basa Basi

4.1K 266 20
                                    


Oxel POV.

Sial. Gara-gara memikirkan obrolan Revan dan Tata semalam aku jadi tidak bias tidur dan sekarang rasanya kepalaku pusing sekali.

"Woi Xel." Terdengar teriakan seseorang dari belakang memanggil namaku, tanpa harus menengok pun aku tau siapa pemilik teriakan itu.

"Apaan sih Din teriak-teriak aja. Masih pagi tau." Dengan malas aku memarahi Dino yang selalu mempunyai kelakuan buruk teriak-teriak di lorong kelas.

"Hehehe sorry deh...." Ujarnya sambil cengengesan ga jelas. "Revan mana?" Tanya Dino saat sudah mensejajarkan langkahnya denganku.

"Mana gue tau. Emang gue kembarannya yang selalu barengan sama dia setiap saat." Dino langsung terbatuk mendengar jawabanku dan langsung tertawa karenanya, dan karena ulahnya itu kami menjadi tontonan anak-anak lainnya di sekitaran lorong. Sial kenapa sih ini anak?

"Oiya gue lupa, kembaran Revan kan si Tata ya bukan elo." Sahutnya setelah menyelesaikan tawa menyebalkannya itu. Dan entah mengapa saat Dino menyebutkan nama Tata membuat hatiku menjadi panas. Oxel lo kenapa sih? Arrgh...

"Woi kalian berdua." Tiba-tiba orang yang menjadi bahan omongan datang dari arah belakang dan langsung melesak masuk diantara aku dan Dino.

"Nah panjang jodoh lo baru aja diomongin langsung dateng." Sahut Dino dan disambut cengiran khas Revan. "Panjang umur kali." Sahut Revan setelah nyengir ga jelas. Dino hanya misuh-misuh karena kesalahannya. Kami akhirnya berjalan beriringan menuju kelas, aku memang sekelas dengan Revan tapi Dino ada di kelas yang berbeda dengan kami.

Dan sepertinya ada yang aneh, seperti ada yang kurang tapi apa ya.... Aku terus berfikir dan pertanyaan Dino pada Revan langsung memecah lamunanku.

"Btw kemana si Tata, kok tumben dia ga bareng lo." Nah itu dia. Ternyata yang kurang itu adalah aku tidak melihat Tata yang biasanya datang satu paket dengan Revan.

"Dia ngambek sama gue. Biasa lah." Sahut Revan enteng. "Lah terus dia jalan sendiri gitu?" Dino kembali bertanya.

"Doh Diiiin Udiiiin lo gausah kayak sok peduli gitu deh sama si Tata." Revan menjitak kepala Dino cukup kencang sampai Dino mengaduh.

"Jadi Tata berangkat bareng siapa?" Kali ini tanpa sadar aku yang bersuara. Revan dan Dino yang sedang asik bergulat langsung menoleh bersamaan kearahku.

"Duuuh pangeran es ngomong juga akhirnya, gue kira tadi suara lo ketinggalan di kolong kasur." Ledek Dino dan langsung terdiam setelah mendapat tatapan sengit dariku.

"Dia dianter bokap tadi, lo tenang aja." Seakan tau apa yang aku pikirkan Revan menjawab sambil tersenyum. "Yaudah yuk masuk kelas." Ajaknya padaku, "Dan lo Dino sana balik ke habitat lo." Lanjutnya lagi dan langsung disambut sorakan heboh dari Dino dan langsung masuk ke kelasnya yang tepat berada di sebelah kelasku dan Revan.

"Gue mau ngomong sama lo bro, ayo ah masuk." Ajaknya lagi dan kali ini Revan merangkulku seakan aku akan kabur darinya. Sebenarnya mau ngomong apa si Revan ini? Aneh.

"Jadi lo mau ngomong apaan?" Saat ini kami sudah berada di dalam kelas dan Revan duduk tepat di sampingku dengan wajah seriusnya.

"Lo semalem denger obrolan gue sama Tata ya?" Tanya Revan tanpa basa basi padaku.

"Sedikit, I guess..." Ga mungkin kan aku bilang ke Revan kalo mendengar semua obrolan mereka.

"Bohong." Tembak Revan langsung menunjukku layaknya aku adalah seorang tersangka. "Ga mungkin lo ga denger semuanya, gue tau lo Xel. Udah deh gausah bohong." Revan kini menatap mataku tajam. Sial.

Summer Love SongWhere stories live. Discover now