Oxel Gila, Revan Stress

4.6K 332 38
                                    

Hello guys, author labil balik lagi. Dengan catatan kecil, aku membuat part ini lewat hp bukan laptop seperti biasa. Jadi maafin kalo misalnya biasa banyak typo bertebaran dan kali ini SEMAKIN BANYAK typo yg bertebaran. Karena ini lewat hp dan lebih susah ngetiknya (dilema jempol kegedean). Maaf aku ga update beberapa minggu ini, karena aku ada trip keluar kota dan ga bawa laptop dan terlalu mager buat cerita lewat hp. Dan ini aku sempet2in aja hehehe.

Btw happy Eid al-Fitr buat yang merayakan. Mohon maaf lahir dan bathin yaaa, maaf kalo selama ini aku belum bisa kasih yg terbaik untuk kalian semua para pembaca setiaku huhuhu.

Bahkan ada salah satu reader-ku yg nge-add Path aku dan bilang dia selalu nungguin cerita-cerita yg aku buat dari awal sampe sekarang ini. Dari jamannya Alana-Nata, dia masih setia nungguin. Dan entah pas tau kayak gitu aku jadi terharu dan sedikit merasa malu karena belum bisa memberi yg terbaik pada kalian sampai saat ini. Tapi aku akan berusaha untuk lebih baik dan berkembang lagi, lebih bisa ngatur waktu untuk update cerita untuk kalian semua para readers. Btw reader yg ngehubungin aku via Path itu namanya Fitriani Putri, terima kasih Fitriani semoga kamu baca ini wkwkwk. Dan semoga akan ada Fitriani-Fitriani lainnya yg begitu besar dan semangatnya mensupport aku untuk bisa lebih baik lagi dan selalu setia sama cerita-cerita yg aku buat hehehe. Tanpa  motivasi kalian, aku ga akan pernah pede untuk nuangin ide aku ke dalam bentuk tulisan seperti ini. Jadi aku sangat berterima kasih pada kalian semua.

Langsung aja gausah lama-lama. Happy reading guys 😌 hope you all will enjoy this story. -Love
.
.
.
.
Tata Pov.
Sore ini, sepulang sekolah aku dan Revan langsung mengikuti mobil Oxel yang membelah kepadatan Jakarta untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan yang ada di daerah Kasablanka. Aku dan Revan yang mengendarai motor cukup mudah untuk mengikuti Oxel karena kami bisa menyalip sekaligus bersembunyi agar tidak terlihat oleh Oxel. Dan saat ini Oxel sedang bersama dengan Maura, mereka berencana mencari hadiah untuk kedua orang tua Maura. Sebenarnya aku menyukai sikap Maura yang terkesan berani mengajak Oxel duluan untuk pergi dengannya, karena dengan begitu aku tidak perlu bersusah payah memutar otak sekedar mengatur rencana mendekatkan Maura dan Oxel. Dan untungnya Oxel cukup kooperatif dengan semua ini. Tapi aku menjadi cemas akan semuanya, karena pernyataan Revan yang mengatakan bahwa Oxel mengetahui rencanaku dan ia tidak segan untuk menghancurkan ataupun mematahkan hati gadis yang dianggapnya mengganggu. Meskipun aku sendiri belum tahu, sampai taraf mana Oxel menganggap bahwa Maura adalah gadis pengganggu.

Awalnya pun aku tidak percaya dengan pernyataan bahwa 'Oxel merasa terganggu dengan Maura' sampai Revan berterus terang bahwa selama ini Oxel bersikap baik dan menghargai Maura semata-mata karena ia adalah temanku. Bukan kemauannya untuk selalu berbaik hati pada gadis yang tidak ia sukai. Sebenarnya aku sedikit kesal dengan pernyataan seperti itu, memangnya Maura sebegitu jeleknya kah sampai Oxel ngerasa keganggu? Disaat banyak anak laki-laki lain yang berusaha mati-matian untuk sekedar mendapat senyuman ataupun lirikan dari Maura. Oh God gue beneran ga ngerti....

"Heh mau sampe kapan lo nangkring begitu?" Tiba-tiba saja lamunanku terhenti karena suara Revan yang membahana.

Ternyata kami sudah sampai di parkiran motor mall tersebut. Aku yang baru menyadarinya hanya meringis dan langsubg turun dari motor besar milik Revan.

"Sori deh gue cuma lagi mikirin temen lo yg bego itu." Revan langsung memberiku tatapan sengitnya saat ia mendengarku memberi embel-embel 'bego' untuk temannya.

"Siapa yang bego? Lo ngatain Oxel bego?" Tanya Revan sengit. Deeeeeeuuuu cuma ngomong gitu aja langsung ngegas....

"Ya bego lah, di depan mata ada cewek cantik bahkan almost perfect ngejar-ngejar dia. Eh dianya malah sok jual mahal dan niat buat matahin hati cewek itu." Ujarku berapi-api dan kulihat Revan langsung menatapku dengan tatapan membunuhnya. "Dan lagian nih ya bukannya dari awal dia yang minta buat dicariin cewek. Tapi kenapa giliran pas ada cewek yang dengan sukarela mau sama dia, malah dia buang gitu aja?" Aku kembali melanjutkan kata-kataku. Sungguh sebenarnya aku ingin melontarkan seluruh kata-kata itu pada Oxel, bukan Revan seperti ini.

Summer Love SongWhere stories live. Discover now