20. Kebahagiaan Kita (Epilog)

66 6 3
                                    

Freeya merenggangkan otot-otot tangannya dikala lelah menyerang, saat ia selesai mendesain 3 setel dress musim panasnya.

Sampai Shopia, asisten pribadinya di butik menghampiri Freeya diruangan. Bersyukur Freeya tidak memiliki riwayat penyakit jantung yang membuatnya kaget, ia hanya mengelus dada dengan kehadiran Shopia yang terlihat panik.

" Maaf Ny. Alfa, jika kehadiran saya mengagetkan. Tapi diluar ada dua orang perempuan sudah usia manula yang memaksa saya untuk meminta pertemuan dengan Nyonya... " ucap Shopia panik.

" Siapa? " Tanya Freeya.

" Saya tidak tahu Nyonya, saya juga baru melihat mereka. Intinya saat ini mereka benar-benar ingin bertemu Nyonya dalam kondisi marah " jawab Shopia lagi.

" Yasudah, persilakan mereka masuk " ucap Freeya pada akhirnya.

Freeya sempat berdiri dari duduknya, merapikan desain-desainnya dan terlihatlah perutnya yang sudah membesar. Usia kandungannya masih 5 bulan, ia tidak heran kenapa perutnya terlihat besar. Ia sudah bisa menebaknya sendiri jika kemungkinan besar ia mengandung anak kembar, jadi Freeya menolak di USG walaupun Alfa memaksa perempuan itu.

Alfa sendiri juga tahu jika didalam kandungan Freeya itu adalah anak kembar, yang membuatnya terus memaksa Freeya untuk USG hanya untuk melihat perkembangan si jabang bayi secara fisik. Walaupun selama kehamilan Freeya tidak mengeluhkan apa-apa, kondisinya stabil. Namun Alfa juga penasaran dengan jenis kelamin calon anak kembarnya, tapi Freeya dengan keukeh mengatakan biar itu menjadi rahasia Tuhan.

" Selama dokter check upnya mengatakan semua perkembangan janinnya baik, apa iya harus di USG pula? " Itu pemikiran Freeya yang selalu diucapkan pada Alfa.

Freeya kemudian duduk kembali pada kursinya, Shopia mengiyakan ucapan atasannya untuk mengizinkan keduanya bertemu dengan Freeya.

Tak lama kedua perempuan manula yang disebutkan Shopia masuk kedalam ruangan Freeya, Freeya terkaget dengan kehadiran keduanya.

" Nenek Sujin, Nenek Rachel? " Ucap Freeya tak percaya.

" Kenapa kamu kelihatannya kaget liat kita Freey? Kamu lupa kalau kita masih hidup? Karena kita engga ada di pemakaman Kak Lewi dan Kak Shyra juga Kak Ze dan Kak Oline kamu mengira kita udah mati? " Ucap Rachel.

Freeya bergeming, ia sudah lelah dengan semua ini. Semua orang kini sudah menerima kehadiran Alfa dalam hidupnya, tapi ia lupa akan kenyataan jika Sujin dan Rachel masih hidup.

" Freey, kenapa kamu diem? Jawab pertanyaan Kak Rachel barusan. Apa iya kamu melupakan kami? Adik dari Oma dan Opa kamu sendiri? " Ucap Sujin lebih sabar.

" Freeya engga mungkin melupakan Nenek Sujin ataupun Nenek Rachel, Freeya bahkan paham kenapa Nenek Sujin dan Nenek Rachel tidak bisa datang kepemakaman Opa dan Oma, maupun Kakek dan Nenek.

Nenek Rachel terlalu sibuk dengan kehidupan kuliah doktor Nenek, di Amerika dan penelitian situs sejarah yang seakan tidak berhenti. Juga kehidupan keluarga di Amerika bersama suami Nenek, Kakek Joshua.

Nenek Sujin, Nenek terlalu sibuk dengan usaha restoran Nenek yang berkembang pesat di Russia dan akhirnya Nenek engga pernah bisa pulang ke Indonesia dalam waktu yang singkat, karena suami Nenek juga orang berkebangsaan Rusia, Kakek Stefano. Freeya paham Nek, jangan sudutkan Freeya " ucap Freeya lelah.

" Bagaimana kita engga menyudutkan kamu. Kamu sudah gila? Otak kamu dimana? Menikahi lelaki yang sudah membunuh Oma dan Opa kamu sendiri. Cucu macam apa kamu!! " Ucap Rachel dengan bentakkan keras.

" Kak Hel, tenang. Kita disini pengen klarifikasi aja, bukan menambah masalah " ucap Sujin tegas.

Tak lama seseorang yang Freeya nanti datang, Alfa datang sembari mengerutkan kening merasa asing dengan dua orang wanita manula ini.

Sa Blessure Est Aussi Moi Where stories live. Discover now