7. Kehilangan dan Pertemuan dengan Mereka

70 5 0
                                    

Arya telah ditangani, Alfa tak tahu kenapa Arya tidak pernah jujur jika Arya memiliki penyakit jantung. Selama ini Daddynya tampak baik-baik saja, saat keluar dari ruang IGD ia langsung memeluk Freeya. Menangis halus di bahunya.

" Yangkung kenapa Bang? Yangkung engga kenapa-kenapakan? " Ucap Freeya panik.

" Daddy, Daddy serangan jantung dan sekarang kondisinya koma. Aku engga pernah tau kalau Daddy punya penyakit jantung " balas Alfa.

" Ini cobaan, kita semua harus sabar ya " Freeya mengelus punggung Alfa.

Hingga keesokan hari tiba, karena Arya ialah ayah dari Alfa maka Alfa dilarang keras menangani Arya. Ada dokter lain yang merawat intensitas perkembangan kondisi Arya.

Secercah harapan muncul, Arya terbangun dari komanya. Namun kondisinya tidak stabil, bahkan Freeya sampai menangis melihat Arya seperti itu.

Hanya satu permintaan Arya ketika ia terbangun, ia ingin melihat Freeya dan Alfa menikah sekarang juga. Lalu seperti orang yang kelabakan, Alfa segera muju gedung KBRI untuk menyiapkan pernikahan mereka di rumah sakit.

Syukurlah semuanya berjalan lancar, KBRI menyanggupinya dan segera mengirimkan penghulu.

@@@

" Baik, kita mulai saja ya Ijabnya... " Ucap sang penghulu.

Semuanya mengiyakan, pernikahan di mulai. Alfa mengucapkan kalimat itu dengan lancar.

Namun setelah itu, suara dari mesin pendeteksi kehidupan Arya berbunyi monoton. Para dokter langsung sigap menangani Arya, bahkan Alfa dan Freeya hanya menurut saat digiring keluar.

Alfa menangis dalam pelukan Freeya, begitupun Freeya yang menangis dalam pelukan Alfa. Keduanya tidak menyangka, hal ini akan secepat itu terjadi. Freeya yang kehilangan Oma Opa dan juga Yangkungnya, sedangkan Alfa yang kehilangan Shyra Lewi atas kesalahannya dan kini ia harus kembali kehilangan Daddy yang begitu sangat menyayanginya.

Seperti apa yang telah mereka duga, tim dokter keluar dengan seraut wajah sedih dan gelengan kepala. Mereka telah melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan Arya.

" Hubungi Eirene dan Bang Aldan, segera " dengan tatapan nanar Alfa.

" Tapi... " Sanggah Freeya.

" Aku akan pergi setelah mereka datang " Alfa menatap Freeya dalam.

" Pergi? Apa yang Abang maksud dengan pergi? " Intonasi suara Freeya meninggi.

Alfa memeluk Freeya yang mulai memukul-mukul tubuh Alfa. Menangis, meraung bahkan tetap memukul dada Alfa sekuat yang ia bisa. Ia tidak mau melepas Alfa, sampai kapanpun.

" Rere, tenang. Aku akan pergi dari tempat ini, tidak dengan pergi darimu. Bagaimanapun kamu sekarang istriku " Alfa menenangkan Freeya.

Freeya menatap Alfa, seakan ingin memastikan apa yang ia dengar tidak salah. Alfa mengangguk sebagai responnya, tersenyum kemudian mengecup bibir Freeya sekilas.

" Aku minta maaf ya, pernikahan kita harus dipercepat dengan situasi seperti ini. Harusnya sekarang kita bahagia, bukan sedih-sedihan. Maaf karena telah menghancurkan impian pernikahan kamu Sayang... " Alfa tersenyum simpul, menyesali keadaan ini.

" Apapun situasinya, bagaimanapun keadaanya dan seperti apa pernikahannya. Aku engga peduli Bang! Asal aku menikah sama abang, bukan dengan orang lain " Freeya menatap Alfa dalam, kemudian melanjutkan ucapannya.

" Abang bener-bener engga mau ketemu Poppa dan Momma? Poppa Momma merindukan Abang " Freeya tetap menatap Alfa dalam.

" Aku belum siap Re... " Ujar Alfa.

Sa Blessure Est Aussi Moi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang