12. Tetap Memilihnya

66 6 18
                                    

Setiap orang yang menunggu disana berharap-harap cemas akan kondisi Freeya, semuanya terdiam. Bahkan Galane membisu tak bersuara sama sekali, disamping kecemasannya akan keadaan Freeya dan meratapi kehidupannya yang hancur berkeping-keping.

Apa salah jika ia mengharapkan sebuah pernikahan yang sakral dengan orang yang begitu ia cintai? Kenapa begitu sulit, kenapa seakan-akan keadaan yang terus menempa hubungan cintanya?

Mungkin ini yang membuat Freeya enggan menjalin kasih dengan siapapun, kecuali hanya dengan Alfa. Karena kesakitan ini begitu menyesakkan.

Belum lama ia merasa kesakitan akibat ulah Abel yang menghancurkan hidupnya, ancamannya yang menjadi nyata dan menghancurkan rencana pernikahannya, pernyataan Dion setelah itu yang menyatakan kebenaran akan ucapan Abel semakin memperparah suasana dan kini? Apa lagi? Freeya bunuh diri karena Alfa menyerah mempertahankannya.

Pintu ruangan terbuka, sang dokter menghela keluar. Athena dan Lucas bersamaan menuju kearah sang dokter, Alfa tadinya ingin mendekat namun ia mengurungkan niatnya dengan bertahan ditempatnya.

" Bagaimana kondisi puteri saya dokter? " Ucap Lucas cemas.

Athena mengangguk, sebab ia tadi belum sempat mengecek kondisi Freeya karena Alfa yang menggendongnya menuju mobil.

" Keadaan Freeya, alhamdulillah baik-baik saja Pak Bu. Goresannya meleset tidak mengenai nadinya, saya justru merasa terbantu karena seseorang telah menekan pendarahan di pergelangan pasien dengan mengikatkan sapu tangan di pergelangannya. Jadi kondisi Freeya sekarang sudah stabil " ucap dokter itu sembari tersenyum.

Semua orang yang berada disana sudah bisa bernafas lega karena kondisi Freeya yang sudah stabil, bahkan tanpa sadar semua orang disana ikut menahan nafas mendengar keterangan dokter.

Alfa sendiri ikut lega mendengar istrinya baik-baik saja bahkan dirinya yang mengikatkan sapu tangan itu kepergelangannya, karena bukan itu yang ia khawatirkan. Ia sudah tahu jika goresan istrinya meleset, namun yang ia khawatirkan adalah hal lain, Hal lain yang menjadi dugaan sementaranya.

" Saya juga ingin menyampaikan sesuatu... Selain keadaan Ibu Freeya yang sudah stabil " intro sang dokter.

Semua mata memandang sang dokter bertanya-tanya, hingga sang dokter menanyakan sesuatu yang membuat semuanya terdiam, kecuali seseorang yang menanggapi pertanyaan dokter itu.

" Disini adakah suami dari Ibu Freeya? "

" Saya dokter... " ujar Alfa.

Lucas dan Athena menghindari tatapan mata Alfa pada mereka, kemudian Alfa berdiri dari duduknya dan menuju kearah dokter itu.

Sang dokter yang seorang perempuan tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Alfa, Alfa dengan kikuk menerima uluran tangan dan menjabat tangan sang dokter.

" Selamat ya Pak, bapak akan segera menjadi seorang Ayah. Istri bapak sedang mengandung... " Ujar sang dokter itu.

Alfa terdiam untuk beberapa saat, ia bergeming untuk memikirkan apakah ini sebuah kenyataan atau mimpi, apakah ia harus bahagia atau sedih? Kecurigaannya terbukti, ia telah menduga jika Freeya sedang mengandung buah cintanya. Ia telah menghitung tanggal bulanan Freeya dan tadi ia mendengar detak nadi Freeya yang seakan beruntun dua kali.

Alfa segera bereaksi dengan senyuman, " Trimakasih dokter... " Jawabnya.

Sang dokter memutuskan untuk pamit ke ruangannya, dan suasana berubah menjadi mencekam untuk Alfa.

Mulanya semua orang terdiam, namun terpecahkan oleh suara tawa Lucas. Tawa yang berisikan pengejekkan, penindasan dan merasa di bohongi.

" Alfarinno Tantradinata... Kamu kembali. Hahaha... Kembali dengan status sebagai suami putriku? Setelah 17 tahun menghilang, kemudian muncul dan datang dalam kehidupan keluargaku. Mau apa? Mau menghancurkan lagi keluarga kami? " Ucap Lucas.

Sa Blessure Est Aussi Moi Where stories live. Discover now