8. Takut Kehilangan

66 6 3
                                    

" Freeya, jangan gila! Momma engga suka kamu berkata begitu " Eirene mulai cemas.

" Engga ada pilihan lain. Buat apa aku hidup kalau aku tidak hidup bersama soulmate aku, bahkan Bunda Patricia terlahir kembali untuk Ayah sebagai Bunda Athena hanya karena mereka memang ditakdirkan bersama " ucap Freeya dalam.

Alfa memeluk tubuh Freeya, menenangkan istrinya. " Kalau kamu engga bisa menghentikan diri kamu untuk mengakhiri hidup untuk kebahagiaan kita yang dicegah orang lain. Maka kamu harus berjanji, jangan mengakhiri hidup untuk aku ".

Permintaan yang sulit untuk Freeya tepati, namun Freeya menggeleng. " Engga bisa, sekalipun aku begitu mencintai Abang. Aku akan tetap memilih kematian jika kita memang tidak diizinkan bersatu. "

Freeya telah memutuskan, ia tak mau merubahnya sekalipun itu demi lelaki yang teramat ia cintai. Saat ia memutuskan untuk mencintai Alfa, ia tak butuh saran siapapun untuk merubah hatinya dan ia tak berniat mengendurkan prinsipnya kapanpun itu.

" Sekalipun jika aku memohon Re? " Ucap Alfa lagi.

Freeya merespon dengan anggukkan, baginya cinta ialah ambisi. Saat kita sama-sama saling cinta untuk apa kita saling menyerah pada hubungan? Ditambah lagi Shyra dan Lewi telah menyetujui, jadi untuk apa Freeya ragu untuk melangkah.

Alfa hanya mencoba bedoa agar kejadian buruk yang menghantui mahligai rumah tangganya dengan Freeya tidak akan pernah terjadi, karena Alfa tidak mau kehilangan istri cantiknya. Tidak mau kehilangan untuk yang kesekian kalinya.

Aldan dan Eirene kehilangan kalimatnya, mereka begitu mengenal Freeya. Saat  gadis itu telah mengatakan, berarti hanya keajaiban yang mampu mengubah pemikiran Freeya dari apa yang ia ucapkan.

" Tapi kematian tidak akan menyelesaikan masalah Kak Freey... " Ucap Ruby.

" Sekalipun engga akan pernah menyelesaikan masalah, tetapi aku cukup puas. Puas menghukum orang yang memisahkan aku dengan soulmate yang aku cintai karena rasa bersalah seumur hidup karena kematianku " jawab Freeya.

" Jika Rere memutuskan untuk memilih kematian, maka aku juga " jawab Alfa.

" Alfa, jangan memperkeruh suasana " cegah Aldan.

Alfa memejamkan matanya sesaat, menemukan kalimat yang pas untuk membalas ucapan Aldan. Hingga ia menemukannya, membungkam Aldan dan Eirene yang ingin menyangkalnya.

" Kenapa? Tujuan aku tetap hidup di dunia ini hanyalah karena soulmate aku. Jika aku engga bisa memilikinya, aku engga punya tujuan apapun untuk tetap hidup di dunia ini. Alasan aku tetap bertahan karena adanya soulmate aku, hanya itu. Abang dan Eirene pikir ini mudah? Setelah aku berjuang mengumpulkan semua keping-keping kehancuran hidup aku yang aku hancurkan sendiri jika tidak ada tujuan didalamnya?

Sekali lagi, aku katakan... Aku bukan Abang. Aku bukan lelaki yang rela melepas soulmate aku demi kebahagiaan orang lain. Aku bukan Abang, yang dengan bodohnya melepas soulmatenya untuk orang lain hanya karena dia melupakan Abang. Aku bukan Abang! " Balas Alfa.

Eirene hanya mampu menangis, ia tak bisa lagi membalas apapun yang Alfa dan Freeya sangkal. Ia hanya bisa berdoa agar kakaknya, Athena mampu menerima Alfa.

Aldan juga kehilangan kalimat, karena yang dihadapan mereka ini ialah dua karang yang kokoh namun memiliki retak dibagian-bagian tertentu. Namun retaknya kedua karang itu menjadikan mereka kokoh tak tergoyahkan.

@@@

Seusai Freeya dan Alfa berada dalam kediaman Aldan dan Eirene, keduanya memutuskan kembali ke Perancis. Menghabiskan waktu di apartemen Alfa.

Sa Blessure Est Aussi Moi Where stories live. Discover now