6. Pertemuan Kembali Mereka yang Berpisah

65 6 0
                                    

Pagi ini seperti biasa Freeya berada di ruangannya, membuat desain pakaian untuk dua musim kedepan agar pekerjaannya tidak menumpuk. Lagian tinggal tersisa dua minggu lagi pernikahannya dengan Alfa akan terlaksana, sesekali mata cantiknya itu melirik kearah kalender yang telah penuh dengan coretan spidol dan gambar hati.

Freeya tersenyum, sebentar lagi ia akan sah menjadi milik Alfa. Namun semakin mendekati hari pernikahannya, batinnya berkecamuk. Haruskah ia beritahu Athena dan Lucas? Tetapi mereka sangat membenci Alfa. Atau haruskah ia mengajak Alfa bertemu dengan Eirene dan Aldan di Amsterdam? Namun ia takut, keadaan justru berbalik dari saat ini.

Freeya lebih baik menyembunyikan Alfa jika itu bisa membuat Alfa bertahan disisinya daripada menunjukkan Alfa pada keluarganya jika pada akhirnya ia harus memilih melepas Alfa. Alfa ialah cinta sejatinya, bertahun-tahun Freeya takut untuk menjatuhkan hatinya karena ia adalah manusia ular. Ia takut jika seseorang yang ia cintai nantinya tidak bisa menerima keadaannya sebagai manusia ular, tetapi Alfa berbeda. Alfa tidak pernah menjauh setelah tahu ia adalah seorang manusia ular.

Bahkan sudah beberapa kali, ketika Freeya tidak mampu mengendalikan amarahnya, ia berkamuflase menjadi ular yang mematikan. Tapi Alfa tetap disisinya, menenangkannya. Dan demi apapun Freeya tak ingin menukar lelaki itu dengan apapun, sekalipun itu berarti ia harus melepaskan nama Ardante Ferdinand dalam nama lengkapnya.

Ponselnya berdering, Freeya mengangkatnya tanpa melihat siapa si penelpon.

" Halo Sayang... " Ucap suara itu di seberang sana.

" Ehh, Bunda... " Jawab Freeya tersenyum.

" Kok nadanya gitu banget, engga seneng di telpon Bunda? Padahal Bunda kangen loh sama Freeya yang cerewet... " Ucap Athena.

" Seneng kok Bun, Freeya juga kangen sama Bunda. Kangen banget " ucap Freeya dengan nada yang pura-pura ceria.

" Masa? Kok kedengerannya itu cuma gimmic aja biar Bunda seneng? " Sahut Athena.

" Apaan si Bun, engga ini Freeya beneran seneng " kilah Freeya.

" OH iya, Bunda sampai lupa. Kapan kamu mau pulang ke Indonesia? Pernikahan Galane udah tinggal dua bulan lagi lho. Kamu harus ukur seragam, sama jangan lupa cari pasangan biar kamu ada pasangannya waktu jadi bride's matenya Galane. Kan Bunda jadi engga repot nyari anak temen Bunda buat jadi pasangan kamu " ucap Athena lagi.

Mampus, aku lupa. Nikahan Galane bentar lagi...

Freeya merutuki dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia melupakan acara pernikahan saudari kembarnya sendiri? Sedangkan ia juga saat ini sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahannya dengan Alfa yang tinggal dua minggu lagi.

" Freey, kamu masih disana Nak? " Tanya Athena.

" Masih Bun... Ehh, ini Freey masih banyak kerjaan. Telpon nanti lagi engga apakan Bun? " Tanya Freeya.

" Yaudah, Bunda juga mau praktek. Jaga diri baik-baik Freeya, inget pesan Bunda... Lelaki itu pasti sekarang sudah bebas, dimanapun kamu bisa bertemu dengannya_ " ucapan Athena terpotong.

" Jika kamu bertemu dengannya, maka balas dendamlah " lanjut Freeya, Freeya telah membalasnya dengan cinta bukan dengan dendam kebencian seperti yang Athena mau. Maafin Freeya, Bunda.

" GOOD " balas Athena.

Telepon tertutup, Freeya bersandar lemas disandaran kursi kebesarannya. Haruskah ia mempertemukan Alfa dengan Athena dan Lucas?

Tetapi jika tidak, lalu dari mana ia akan mendapatkan seorang wali nikah? Ingin Freeya menangis saat itu juga jika ia tidak sayang dengan sketsa desain dibawahnya yang akan luntur jika ia menangis. Sampai seseorang kembali menelpon ponselnya, menawarkan diri menjadi wali nikah Freeya dan Alfa secara tiba-tiba dan tak pernah Freeya sangka.

Sa Blessure Est Aussi Moi Donde viven las historias. Descúbrelo ahora