Duapuluh

2.6K 111 16
                                    

Tolong jangan pernah menyimpan dendam,
Ada alasan sendiri mengapa aku terus memendam.
Bertahan dan yakin tentang rasa itu ada,
Meski kamu tidak pernah menjelaskan,
Meski kamu selalu membedakan meskipun dalam keadaan diam.
-Dear, Mantan 2

\\//

Sudah sepekan berlalu dari hari dimana Galih wisuda, menerima gelar S1 kedokteran itu membuatnya bahagia atas hasil nya. Hari ini, tepat tanggal dimana Ardita dulu memulai kisah nya dengan Arnold.

22 Juni, tepat nya beberapa tahun yang lalu. Dan, harus nya hari ini tepat hari tunangan nya dengan Galih, namun semua itu ditunda hingga perasaan yakin itu sudah sepenuhnya melekat pada diri Ardita. Kebetulan tepat hari ini pun, Galih sudah mulai bekerja. Dia menjadi dokter di sebuah Rumah Sakit Harapan, di daerah Jakarta. Hal ini tentu membuat Galih berjarak dengan Ardita.

Ardita mengetik sesuatu di ponselnya, sebelum berangkat kuliah hari ini.

Hallo!! Selamat pagi, Dokter muda. Good luck untuk hari pertama dan seterus nya🖤

Send..

Ardita mengirimi Galih pesan, setidaknya dia tidak boleh lebih parah kepada Galih. Perhatian Galih selalu ada, lalu tidak sulit untuk Ardita hanya untuk mengimi pesan dengan kalimat singkat seperti tadi.

Ardita harus menjalani study kuliah nya 1 tahun lagi, bahkan kurang dari itu. Dan, itu membuat nya sedikit lega. Setidak nya hidup nya akan lebih mudah untuk ke jenjang serius, Ardita berjanji setelah wisuda nya maka ia akan tunangan dengan Galih. Lain hal lagi dengan menikah, Ardita ingin menikah nanti setelah dia sudah bekerja dan merasakan hasil dari jerih payah nya sendiri.

"Jadi, ldr dong sekarang sama Ka Galih?"

"Engga juga sih, gue ga bilang itu ldr. Lagian gue ga paham konsep ldr," Ardita terkekeh menjawab nya.

"Ldr tuh ya lo pacaran jarak jauh."

"Tapi, gue kan ga pacaran. Jadi apa?" Ardita masih mengelak nya, "Konsep ldr itu buat orang yang susah ketemu sampe nahan rindu, karna jauh. Dan jauh itu ada, karna mereka belum terbiasa dengan jarak."

"Terus, kenapa lo pisah sama Arnold? Kalau jarak aja ga jadi masalah."

"Harus banget ya, lo bahas dia?" Tanya balik Ardita.

"Gue cuma penasaran, apa dulu lo terbiasa kaya gini kalau jauh sama Arnold?" Ardita belum pernah melihat Angel dengan pertanyaan dan nada yang terdengar mengejek seperti ini.

"Kalau terbiasa, kenapa sekarang gue sama Galih?" Ardita menatap lekat Angel, "Urusan nya sama lo apa? No problem si lo nanya ini, but, dari nada lo ngomong itu bukan lo banget." Sinis Ardita.

"Gue cuma kasian aja sama Galih."

"Kasian mah kasih duit." Celetuk Ardita.

"Dia dokter kali, duit nya banyak. Ngapain gue kasih duit."

"Betul sekali, terus alesan lo apa mengasihani dokter muda?" Tantang Ardita.

"Ah males gue debat sama lo, ga akan pernah bisa. Reno emang susah dibilangin nya." Mungkin kali ini entah dia jujur atau memang tidak sadar dengan yang dia ucapkan.

Dear, Mantan 2Where stories live. Discover now