MPH - 1 [Bencana atau Takdir] 17++ ●

466K 10.8K 277
                                    

Sekali lagi saya ingatkan
Kalau cerita ini
SEBAGIAN PARTNYA SUDAH DI HAPUS
Untuk proses penerbitan.

Malam itu Delano membanting semua gelas dan semua barang yang ada didapur, sesak dadanya melihat gadis yang dipujanya bermesraan dengan kakak kandungnya sendiri.

Irene.. gadis yang sejak remaja sudah dia cap sebagai miliknya malah bermesraan bahkan bercumbu dihadapannya sendiri. Yah memang salahnya sendiri karena enggan mengungkapkan perasaannya sejak lama.

"Lano sudah!" Teriak Joshua menarik keras tubuh adiknya itu membuat sang emounya tubuh terhuyung.

"Iren milikku kak!! Jahat sekali kalian melakukan ini padaku kak!!" Delano mencengkeram kerah baju Joshua erat, dia benci kenyataan bahwa ternyata Irene hanya menganggapnya teman, sedangkan kakaknya Joshua yang sudah 10 tahun tinggal Di Britain, Inggris selalu ditunggu-tunggu kepulangannya oleh Irene.

"Lano, hati tidak bisa dipaksa" Joshua paham betul rasa sakit yang dialami Delano, tapi apa mau dikata, sejak dahulu Joshua juga menyimpan rasa pada Irene.

"Kenapa kak!! Aku mencintainya, harusnya dia juga mencintaiku Kak!" Bentak Delano keras. Lalu segera berlari keluar rumahnya meninggalkan Joshua yang menghela nafas berat.

Dum dum dum dum

Klub adalah pelarian terpantas baginya sekarang, wanita yang enggan menutupi gunung atas bawah mereka menjadi tontonan gratis Delano. Dengan tangan yang sibuk meraba Gadis dipangkuannya Delano menatap lurus seorang gadis kikuk yang sepertinya baru pertama kali ke tempat berdosa ini.

"Lano.. pelan..ah" desah gadis yang tidak diketahui namanya itu, Delano enggan menjawab, remasannya semakin aktif karena mengingat kejadian Iren menerima lamaran Joshua juga ciuman panas mereka berdua.

"Kamu akan memecahkannya bodoh!" Teriak gadis itu ketika remasan Delano dipayudara menjadi cengkraman erat, Delano geram lalu segera mendorong gadis itu samhil melemparinya beberapa ratus Dollar.

Ketika hendak keluar dari klub itu Delano berhenti sebentar, memandangi gadis dengan kemeja putih polos itu menoleh kesana kemari seakan mencari keberadaan seseorang.

"Cari siapa?" Tanya pria yang pastinya sudah mabuk sambil mencoba mendekati gadis itu.

Delano awalnya hanya mau melewatinya saja tapi mendengaran desisan kasar seseorang membuatnya berbalik lalu menatap gadis itu tadi.

Hell, gadis ini sudah memojokan pria besar yang mencoba menggodanya, tangan gadis itu menahan lengan pria tadi dengan bentuk mau mematahkan tulang pria itu. Delano hanya mampu menelan ludahnya, well ini baru menarik!

"Ampun!! Ampun!!" Teriak pria itu. Gadis itu melepas belitan tangannya dari lengan pria tadi lalu mendorongnya. Delano tersenyum, dia yakin kalau itu tadi dia pasti dia akan merasa harga dirinya jatuh karena dikalahkan gadis mungil yang ternyata kekuatannya luar biasah~~

Gadis itu menoleh kekiri lalu matanya bertemu dengan mata khas Delano, keduanya sempat tertegun meresapi pemandangan didepannya ini, Delano sendiri tidak tahu sejak kapan jantungnya sudah berdegup sedemikian rupa.

Dengan gerakan cepat gadis itu menarik lengan Delano membuat pria itu harus menuruti kemana arah gadis itu pergi. Mata Delano membulat ketika melihat keduanya berhenti didepan pintu hotel dan tambah membesar ketika gadis itu membuka pintunya sambil menarik Delano.

"A-- apa yang kau...." Delano menelan ludahnya kasar, gadis itu membuka kaosnya sambil membuka celananya. Dengan gerakan cepat pula gadis itu melepas seluruh pakaian yang menutupi tubuh Delano, sekarang mereka berdua hanya tertutup pakaiam dalam.

Dengan gesit gadis itu menarik Delano keranjang, mengikat tangannya diatas kepala Delano dengan dasi yang sudah disiapkan, Hell , Delano merasa dia diperkosa sekarang!

"Apa maumu!!" Teriak Delano.

"Hamili aku! Sperma mu kuatkan?" Kata gadis itu.

"Wait!! What!!! Menghamilimu? Cukup tau menghamili wanita adalah keinginanku yang terakhir didalam dunia ini setelah bersetubuh" Delano menatap gadis cantik didepannya dengan tatapan bengis, gadis gila pasti hanya mau hartanya saja. Batin Delano

"Kumohon... aku butuh kamu menghamiliku, tenang aku tidak akan meminta pertanggung jawaban, aku hanya perlu sperma membuahiku dan aku bersumpah tidak akan mengganggu hidupmu lagi!" Pekik gadis itu sambil menaiki ranjang hotel itu dan dengan santainya duduk tepat diatas adiknya Delano.

Holly shit!!, milik Delano menegang seketika ketika merasa rabaan diatas dadanya dengan gerakan sensual.

"Apa kamu gila? Tentu saja aku harus bertanggung jawab, itu bayiku! Dan sumpah demi apapun aku tidak mau memberikan spermaku secara cuma-cuma untuk gadis gila dan depresi seperti kamu" Delano bergerak-gerak berusaha menjatuhkan gadis diatasnya ini.

"Ah"

Sial, kenapa malah mendesah? Adiknya jadi makin merdeka nih.

"Aninda... namaku Aninda Tasya" ucap gadis diatasnya.

Hah? Emang aku ada nanya ya? Batin Delano mencibir. Mamun sedetik kemudian dia merasa air jatuh katas dadanya, wait? Gadis ini menangis!!.

"Hey!! Kenapa malah kamu yang menangis? Diposisi seperti ini harusnya aku yang menangis!" Bentak Delano.

"Aku akan dijodohkan dan aku tidak mau! Ayolah kenapa hidupku harus diatur sih? Aku sudah dewasa kenapa malah diatur!!" Pekik Anin tak terima. Anin menurunkan CD Delano membuat Delano tanpa sadar menahan nafasnya.

"Aku perawan, tolong bantu aku!" Pinta Anin, sedangkan Delano, dia merasa matanya sudah akan keluar ketika melihat gadis itu melepas CDnya sendiri lalu berusaha memasukan Adik Delano kedalam miliknya.

"Hey! Bukan begitu caranya, kalau masih perawan harusnya pemanasan dulu supaya kamu tidak kesakitan" wah? Kok Delano malah melajarkannya? No no no ini salah, harusnya dia cepat-cepat berfikir bagaimana keluar dari sini bukan malah membantu gadis ini.

"Oh ya? Gimana caranya?" Tanya Aninda polos.

Akh... membuat Delani geram saja.

"Lepas ikatan ini!"

"Tidak nanti kamu lari!"

"Aku bersumpah tidak lari, makanya cepat lepaskan nanti aku bantu pemanasanmu"

Aninda berlari kearah pintu, menarik kuncinya lalu melemparnya keluar jendela. Hal itu sukses membuat Delano teriak dalam hati, gagal sudah acara larinya.

"Kamu gak akan bisa lari! Bodyguardku sudah jaga didepan kamar kita" Aninda tertawa lalu berlari kembali kearah Delano, melepas ikatannya tadi.

Delano menatap tajam Aninda. Ah ya sudahlah dia nikmati saja malam ini, apalagi gadis ini masih perawan, hmm pasti begitu polos.

"Sekarang lepas bramu" perintah Delano, sedangkan Anin malah terdiam sambil menatap kedua payudaranya yang masih tertutup bra.

"Lepas atau kulepaskan?" Tanya Delano.

"Aa..aku.. malu" ucap Anin.

"Hell! Kamu tadi melepas semua pakaianmu tidak malu, dan sekarang yang tersisa hanya bra dan kamu malu? Wah Unik atau Udik kamu ini?" Sindir Delano.

"Hmmm." Anin melepas perlahan branya, membuat Delano kembali.menelan ludahnya kasar, pemandangan ini, pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Gadis telanjang polos yang membutuhkan kejantanannya.

"Aku akan mulai" bisik Delano tepat disebelah gadis itu lalu mulai menggigit pelan telinganya.

Bersambung dulu yah.

Next Part 21+++
Cuplikan next part--

"Lano.... ah"

"Ya.. sebut terus namaku"

Makasih udah vote 🙈🙈🙈🙈. Bocah jauh2 yah.

My Possesive Husband [OPEN PO KE 2]Место, где живут истории. Откройте их для себя