11: Daepyonim, Tolong Aku!

4.8K 925 500
                                    

Kaget tyda aku update? Heheu. Jadi, kemarin banyak yang minta double up dan maap baru bisa updatenya sekarang yes. Kalau misalkan vomen dichapter ini juga lancar kayak dichapter sebelumnya, Ovi mungkin akan update buku ini 2 kali seminggu. tapi kalau sepi dan kebanyaan penumpang gelapnya, Ovi hanya akan update syekali saja sesuai jadwal yes. Okay?

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Seongwu mengerjap-ngerjapkan matanya berusaha mengumpulkan kesadarannya. dia mengedarkan pandangan setelah mata miliknya terbuka dengan sempurna. digesernya fever fad yang masih menempel pada keningnya lebih dulu dan setelah itu menatap langit kamar yang tampak asing baginya.

dari tatapan Seongwu nampak dia sedang mengingat sesuatu. bukankah terakhir kali dia berada ditaman canola bersama Daniel dan sekarang? kenapa dia bisa sampai dikamar yang cukup luas itu dengan baju yang sudah terganti dan terbaring diatas kasur, pikirnya.

"Oh, shit! berarti aku pingsan tadi?! lalu Kang Daepyo...? Akh!" umpat sicantik kesal sambil merutuki dirinya sendiri.

'Klek!' bunyi knop pintu terbuka membuat sicantik bangkit dari tidurnya. dia langsung mengarahkan pandangan pada pintu tersebut. didapatinya seorang wanita paruh baya melangkah masuk kedalam kamar membawa nampan berisi air dan makanan.

"aku bawakan kau teh dan bubur abalone."

"Hn- Ne?"

Wanita tua itu tertawa. "Oh, kau pasti bingung ya~" kekehnya lagi sambil menaruh nampan tersebut keatas nakas samping sicantik. "aku pengasuh dan penjaga villanya tuan muda."

"t-tuan muda?"

"Ne! Kang Daniel adalah tuan muda yang aku layani sejak masih kecil." jawab wanita tua itu sambil mendudukan diri ditepi ranjang lalu mengulurkan tangannya mengambil teh yang berada diatas nakas lalu memberikannya pada Seongwu dan sicantik tampak mengerjap menerima teh tersebut.

"Eyh~ Minumlah..."

"t-t-terima kasih." balas Seongwu pelan.

"dan tenang saja~ bajumu aku yang menggantikannya dan bukan tuan mud—."

'huk! huk!

wanita tua itu mengulurkan tangannya membantu Seongwu menepuki punggungnya dengan lembut, karena sicantik tersedak minumannya sendiri.

"Maafkan aku, Nyonya."

"Eyh~ panggil saja aku Nenek. karena tuan muda juga memanggilku dengan panggilan itu."

Seongwu mengangguk dan menaruh gelas teh yang dipeganginya pada atas nakas. lalu mengerjap saat menyadari ada pantai dari jendela kamar itu. Iya, dia baru melihatnya karena langit diluar sudah tampak gelap.

HEARTBEAT | ONGNIEL [COMPLETED]Where stories live. Discover now