HATRED 11

325 25 3
                                    

Surabaya, Maret 2023

Tidak seperti dua bulan sebelumnya King Entertainment Company terlihat sunyi dan menegangkan. Semua pekerja terlihat tegang di meja kerja mereka masing-masing menunggu kedatangan pemimpin mereka.

Sejak pagi hari mereka sudah sibuk mempersiapkan diri. Begitu sampai di kantor, ada yang yang langsung merapikan meja kantor mereka, ada yang langsung menghidupkan komputer mereka dan memeriksa kembali bahan rapat yang akan dipakai hari ini, namun ada juga yang saking tegangnya hanya terpaku saja memandangi layar komputer mereka.

Ada alasan di balik tingkah berlebihan para karyawan King Entertainment Company tersebut. Hari ini, pimpinan mereka yang selama dua bulan ini berada di Singapura untuk mengurus bisnisnya, tiba-tiba saja mengabarkan kepulangannya pagi ini ke Indonesia.

Para karyawan tahu betul sifat bosnya yang perfectionist dan menakutkan itu. Setiap kesalahan sedikit saja, mereka pasti langsung kena potongan gaji atau bahkan dipecat. Apalagi begitu sampai di bandara, bos mereka langsung menghubungi sekertaris pribadinya supaya mempersiapkan rapat pagi ini sesampainya dia di kantor.

Mendengar pengumuman kepulangan dan rapat yang tiba-tiba itu, semuanya jadi kelimpungan. Selama dua bulan ini  mereka memang bekerja terlalu santai karena merasa bos tidak ada di tempat untuk mengamati kerja mereka. Sekarang masa-masa menyenangkan itu berakhir sudah, karena mereka yakin sekali akan ada beberapa orang yang bakal dipecat hari ini.

"Sudah datang! King sudah datang!"

Pesan singkat di grup whatsapp kantor itu membuat semua karyawan serempak mengambil bahan rapat yang sudah mereka persiapkan dan menuju ke ruang rapat. Tak ada suara yang keluar dari mulut mereka. Hanya langkah mereka yang berderap menuju ruang rapat lah yang bergema di udara.

Jam sembilan tepat, King dan sekertarisnya terlihat memasuki lobi perusahaan. Dengan tegap dan mengintimidasi, direktur utama manajemen artis ternama itu, berjalan ke arah ruang rapat diikuti sekertarisnya yang tak hentinya membacakan jadwal pria itu untuk hari ini.

Tidak ada senyuman atau bahkan sapaan ringan yang diberikannya pada para karyawan saat melihat mereka satu persatu menyapanya dengan sopan. Itu karena dia memang tidak terbiasa dengan segala hal yang palsu atau yang dipaksa-paksakan. Dia hanya akan tersenyum kalau merasa perlu melakukannya.

Sifatnya yang dingin itu memang tidaklah mudah dihadapi, tapi karena sifat dingin dan keras kepala itulah, dia yang bukanlah siapa-siapa, bisa sukses dan menjadi pemilik manajemen artis terbesar se-Asia Tenggara.

Enam tahun sudah dia mengelola tempat ini. Di usia dua puluh satu tahun, dia memberanikan diri dan mempertaruhkan apa saja yang dia punya untuk mendirikan perusahaan manajemen artis miliknya sendiri.

Pengalamannya sebagai manajer artis selama lima tahun membuatnya yakin bisa berhasil dalam bisnis ini. Segala macam bentuk dan tingkah artis sudah pernah dihadapinya dan dia tidak takut untuk membuat apa yang pernah digelutinya ini menjadi sesuatu yang besar dan berhasil.

Kerja keras dan skill yang teruji, bertahun-tahun membawanya sampai ke puncak yang diimpikannya. Di usianya yang ke-dua puluh tujuh, perusahaan yang dibangunnya mampu melahirkan ratusan artis papan atas yang sekarang popularitasnya bahkan sudah merambat sampai ke Asia.

Banyak yang memuji pencapaiannya dan kenekatannya dalam mengelola bisnis. Tapi tak sedikit juga yang mengkritiknya terlalu ambisius, dingin dan tak berperasaan.

Namun mendengarkan gunjingan-gunjingan seperti itu terlalu membuang-buang waktu bagi King. Dia tahu apa yang dilakukannya, orang lain hanya tinggal melakukan perintahnya saja. Soal suka atau tidaknya mereka dengan caranya memerintah, sungguh bukan urusannya. Baginya yang terpenting adalah terus maju dan mencapai target yang selama ini direncanakannya.

MARRYING DEVIL HUSBANDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt