.: 20 :. Menghadapi ombak.

271 40 0
                                    

"Yak! Kim Myungsoo!" teriak seorang perempuan yang baru saja memasuki ruangan dari laki-laki bernama Kim Myungsoo itu.

Melihat sosok Seulgi yang masuk ke dalam ruangannya secara tergesa-gesa itu membuat Myungsoo menatapnya dengan tatapan heran.

"Geumanhaja..." ucap Seulgi yang kini berdiri tepat berhadapan dengan Myungsoo. (Mari hentikan)

Perkataan Seulgi barusan benar-benar membuat Myungsoo kebingungan. Apa maksudnya dengan 'mari hentikan'? Apa yang harus mereka hentikan?

"Ayo hentikan saja ambisimu untuk menjadi presiden Kyosan yang baru... Aku... Aku tak bisa melanjutkannya lagi. Aku tak sanggup..." lanjut Seulgi.

Kepala dari gadis Kang itu menunduk. Seperti yang dia katakan, dia tak sanggup lagi akan segalanya. Dia lelah untuk bermain peran sebagai wakil dari Kim Myungsoo untuk maju ke pemilihan presiden Kyosan melawan Jongin. Ya, melawan Kim Jongin yang merupakan seorang laki-laki yang selama ini Seulgi sukai.

"Neo miccheoseo??!" tanya Myungsoo. "Kau mau mundur begitu saja? Kau lupa dengan perjanjian yang telah kau buat?"

Dengan mata berapi-api, Myungsoo menatap Seulgi seolah-olah ingin membakar gadis Kang itu secara hidup-hidup. Bagaimana tidak? Seulgi sudah berjanji secara sah dan tertulis bahwa dia akan mengikuti semua perintah Myungsoo sesuai dengan perjanjian yang mereka buat. Termasuk turun menjadi wakil dari laki-laki berwajah tampan itu dalam pemilihan pemimpin nomor wahid di yayasan Kyosan.

"Tapi aku... Aku tidak sanggup lagi Myungsoo!" kata Seulgi dengan berurai airmata. "Aku tak bisa menyakiti Jongin... Aku tak bisa..." sambungnya dengan nada berbisik diakhir kalimat.

Bukannya iba, Myungsoo malah tersenyum licik. Dia tahu kalau Seulgi tak akan mampu menyakiti Jongin seperti yang ia inginkan. Dia tahu betul bahwa Seulgi sangat menyukai Jongin, ah tidak. Seulgi sangat mencintai Kim Jongin. Oleh karena itu Seulgi tak mampu menyakiti laki-laki itu.

"Oh benarkah? Apa aku harus menceritakan hal ini pada paman Kang?" tanya Myungsoo sambil mengeluarkan ponselnya dari saku jas.

Mata Seulgi menatap nanar ponsel yang baru saja dikeluarkan oleh Myungsoo. Seketika gadis itu berjalan mendekat dan berusaha mengambil ponsel dari tangan Myungsoo.

"Kumohon jangan... Jangan katakan apapun pada ayahku. Kumohon Kim Myungsoo!" pinta Seulgi.

Namun bukan Myungsoo namanya kalau tidak membuat orang jera terhadapnya.

"Memohonlah dengan benar Kang Seulgi. Bersujudlah dibawah kakiku." kata Myungsoo.

Keterlaluan memang.

Tapi Seulgi tidak bisa berbuat apapun. Dia sangat takut terhadap ayahnya, apalagi menyangkut pasal kerja sama antara para dewan Kyosan dimana ayahnya bernaung.

Kini secara terpaksa Seulgi melakukan apa yang diperintahkan terhadapnya. Gadis itu bersujud dibawah kaki Myungsoo sambil memohon agar laki-laki itu mengurungkan niatnya untuk memberitahu sang ayah kalau anak perempuannya itu ingin berhenti menjadi wakilnya dalam pemilihan pemimpin baru dari Kyosan.

"Bagus.... Anak pintar." ujar Myungsoo sambil menepuk-nepuk kepala Seulgi dan memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

Laki-laki bermarga Kim itu mengubah posisinya kini menjadi berjongkok. Jarak wajahnya dengan Seulgipun sudah sejajar.

"Dengarkan aku Kang Seulgi... Dalam permainan kekuasaan, kau tidak bisa mundur begitu saja dari jabatanmu dengan mudah seperti keluar dari permainan ular tangga." kata Myungsoo. "Jika kau berada di posisi yang tidak kau inginkan, mau tak mau kau harus menjalaninya dan berjuanglah untuk bertahan..."

Almost 🍃Where stories live. Discover now