.: 08 :. Uluran.

454 61 2
                                    

"kau melamun sepanjang perjalanan. Ada apa?"

Setelah satu jam bungkam, Soojung akhirnya angkat bicara.

Mereka berjalan kaki memasuki komplek condominium milik Jongin dari halte bus terdekat. Satu jam yang lalu mereka berpamitan kepada nyonya Oh serta Sehun dan Jinri untuk pulang dan sejak saat itu Jongin hanya menutup mulutnya. Ia tak berbicara sepatah katapun. Walaupun ia adalah orang yang jarang bicara tapi diamnya saat ini cukup lama. Dan cukup membuat Soojung khawatir.

"Hah? A.. aku hanya lelah, jalan kaki seperti ini membuat kakiku pegal." Alasan itu Jongin gunakan untuk membuat Soojung puas akan jawabannya.

Dari kampus mereka berjalan kaki dan menaiki bus untuk pergi ke rumah Sehun. Semua itu Jinri yang perintahkan agar Kim Jongin merasakan bagaimana rasanya berjalan kiloan meter dan juga berdesak-desakan dalam bus. Sebenarnya Jongin bisa saja menyuruh sopirnya untuk mengantar tapi ancaman lain dilayangkan oleh Jinri, sekali saja Jongin menelpon sopirnya maka nama Jongin akan dicoret dari grup belajar mereka.

Hal mudah sebenarnya bagi Jongin, ia bisa menipu nilainya kalau Jinri dan kelompok belajarnya itu menghapus namanya. Tapi jika dipikir secara logis, meskipun ia seorang Vice President ia tak boleh memanfaatkan kesempatan seperti itu. Bagaimanapun juga menjunjung tinggi kejujuran adalah hal yang lebih utama.

"Besok-besok kau harus sering melakukannya." Ucap Soojung sembari terkekeh kecil. "Agar kau terbiasa" lanjutnya.

"Jogging dan olahraga lain sudah cukup. Aku tak perlu melakukannya lagi."

Jika saja seorang Kim Jongin mampu menghilangkan egonya barang secuil saja, mungkin ia bisa mendapatkan kebahagiaan lewat orang-orang disekitarnya dengan cara yang simple dan sederhana.

Mungkinkah suatu saat nanti Soojung mau mengulurkan tangannya untuk Jongin jika laki-laki itu memintanya?

.













.

















.


.
Hari ini tidak ada jadwal kuliah, tetapi jadwal ukm atau unit kegiatan mahasiswa yang Sehun ikuti tengah berlangsung. Laki-laki itu memilih ikut dalam tim softball Kyosan yang terkenal sering ikut serta dalam perlombaan antar universitas tingkat Seoul dan juga nasional. Disana ada Jinri dan Soojung yang duduk di bangku penonton menyaksikan latihan tim softball sambil meminum susu pisang kemasan.

Tak ada pilihan lagi bagi Jinri. Gadis itu harus memilih antara berada di ruko milik keluarga Sehun untuk membantu nyonya Oh dan karyawannya lalu pulang ke rumahnya sendiri yang sepi atau pergi ke kampus melihat Sehun latihan. Jika dibayangkan, ia akan sangat merepotkan keluarga Oh dan juga ia tak bisa berdiam diri di rumahnya yang sepi karena ia tinggal sendirian. Jadi inilah yang ia pilih.

Sedangkan Soojung, dia harus mengikuti Kim Jongin kemana-mana. Laki-laki itu mengurus sesuatu terkait dengan jabatannya sebagai Vice President yang tak ingin Soojung ketahui. Untuk apa ia ikut campur? Ia bukan siapa-siapa selain orang asing yang ingin memulai hidup baru.

"Kau tengah memikirkan sesuatu?" Jinri mengeluarkan pertanyaan itu tanpa melepaskan pandangannya dari lapangan.

"Hm?" Soojung yang berpangku tangan sebelah itu menoleh dan mulai menceritakan kejadian semalam dimana ia merasa lucu melihat seorang Kim Jongin mengeluh masalah jalan kaki dan naik kendaraan umum.

"Dia aneh.... mungkin dia tipe laki-laki kesukaanmu." Celetuk Jinri.

"Mwo? Entahlah..." Soojung memikirkan seperti apa tipe laki-laki yang ia sukai, sekeras apapun bayangan Soojung kembali lagi ke orang 'itu'. Orang di masa lalunya yang ingin ia lupakan.

Almost 🍃Where stories live. Discover now