.: 18 :. Hidup atau Mati.

332 41 0
                                    

Kedua alis seorang perempuan sedang terpaut satu sama lainnya. Menandakan kalau dirinya saat ini tengah dilanda kebingungan dan menuntut laki-laki di hadapannya untuk menjelaskan semua maksud dari perkataannya.

Pagi hari sudah menjelang, dan Kim Jongin baru saja terbangun dari tidur panjangnya dengan kepala yang sangat pusing. Untungnya Soojung membuatkan jus lemon untuknya agar bisa menenangkan urat syaraf si laki-laki yang mabuk berat semalam.

Soojung saat ini menunggu Jongin untuk lebih tenang dan menjelaskan segalanya dari awal. Jika kalian bertanya padaku apa bentuk penjelasan yang Soojung tuntut dari Jongin, tentu saja gadis Jung itu menuntut penjelasan secara detail mengapa seorang Kim Jongin calon presiden Kyosan meminta Soojung yang hanya seorang mahasiswi biasa untuk maju bersamanya di pemilihan presiden universitas yang baru.

Sungguh di mata Soojung laki-laki yang tengah memijat pelipisnya sendiri itu benar-benar luar biasa gila. Kalau saja Soojung tidak tahan akan kelakuan seenaknya milik Jongin, mungkin saat ini Soojung sudah angkat kaki dari istana tuan Kim itu.

"Jadi, apa yang mendasari alasanmu menyuruhku untuk menjadi wakil presiden timmu? Apa aku terlihat bodoh dan konyol sehingga bisa kau permainkan?" tanya Soojung dengan nada sakarsmenya.

Untung saja dia sudah tahu betul dengan tabiat milik Kim Jongin yang suka seenak jidat membuat keputusan. Soojung bahkan tak menyangka bahwa dirinya bisa seberani ini berbicara pada si pewaris Kyosan dengan santainya seperti sekarang. Padahal dulu dia ketakutan setengah mati menghadapi laki-laki berkulit tan tersebut.

"Bukan begitu.... Apakah kau tak mau mendengarkan penjelasanku terlebih dahulu? Berilah aku waktu untuk menjelaskannya padamu." kata Jongin bagaikan memohon pada gadis di hadapannya agar mau mendengarkan penjelasannya.

"Baiklah... Silakan jelaskan."

"Seulgi menghianatiku." jeda Jongin. Matanya menatap nanar ke sudut hampa di kamarnya. Dia tak berani menatap mata Soojung karena merasa malu. "Dia turun menjadi wakil Kim Myungsoo dimana laki-laki bedebah itu adalah rival terberatku."

Hanya mendengar sedikit penjelasan dari Jongin kini Soojung mengerti, laki-laki itu sampai mabuk semalam karena orang yang paling dia percayai mengkhianatinya. Bahkan sampai berpaling kearah berlawanan dimana orang yang paling Jongin benci berada.

"Aku tak tahu harus berpikir seperti apa, pikiranku runyam. Padahal aku ingin menjadikan Seulgi sebagai wakilku dalam pemilihan presiden Kyosan yang baru. Tetapi melihat penghianatannya sudah cukup menyakitiku." sambung Jongin.

"Lalu kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang kau jadikan wakilmu? Apa kau sudah gila? Aku bahkan tak ada campur tangannya dengan masalah keluarga dan jabatan di yayasan milik ayahmu itu." kata Soojung. "Aku hanya orang asing yang mencari ilmu di Universitas Kyosan. Sudah itu saja tak kurang tak lebih."

Bukannya Soojung ingin menolak tawaran dari Jongin yang terdengar memaksa, tetapi dia membutuhkan alasan yang lebih wajar dan logis dari si pewaris Kim itu.

"Aku tak mempunyai pilihan lain. Aku hanya memiliki waktu seminggu untuk mencari wakil baru, dan aku sudah putus asa." jelas Jongin. "Aku tak bisa mempercayai orang lain dengan mudah. Tapi kau, kau berbeda Soojung."

Pengutaraan Jongin barusan membuat Soojung tertegun.

Laki-laki itu sama sepertinya. Mereka memiliki sifat yang sama. Mereka berdua sama-sama tidak mudah mempercayai orang lain.

Singkatnya, seorang Kim Jongin tidak mudah mempercayai orang lain. Dan dia memilih Soojung sebagai orang yang ia percayai kini.

"Oleh karena itu aku memintamu untuk turun sebagai wakilku di pemilihan presiden Kyosan. Aku mohon... Kali ini bantu aku, agar aku bisa menghadapi orang-orang yang ingin menjatuhkanku dengan tegar Soojung-ah..." kata Jongin dengan nada lirih. "Dengan begitu aku bisa membungkam mulut Kim Myungsoo dan menghadapi pemilihan ini dengan tenang. Ku mohon...."

Almost 🍃Where stories live. Discover now