.: 11 :. Tiba.

585 59 2
                                    

Soojung tersenyum meremehkan sembari menyusuri jalanan kampus menuju halte bus.

Dia tidak menyangka bahwa seorang Kim Jongin yang tadinya ia kira sudah berubah rupanya masih dirinya yang lama.




"Kenapa di dunia ini diciptakan manusia sepertinya? Apa dia sama sekali tidak punya hati?" tanya Soojung.



Gadis itu tidak memiliki lawan bicara. Dia hanya bertanya pertanyaan yang jawabannya tidak bisa ia dapatkan. Apakah semua orang di dunia ini terlalu sibuk dengan masalahnya sendiri sampai tidak bisa memikirkan orang lain?

Apa salahnya bila Soojung menaruh rasa perhatiannya pada seorang Choi Jinri yang nampaknya berbeda hari ini? Tentu saja Soojung cemas pada orang yang pernah menyelamatkannya di hari pertama menimba ilmu di Universitas Kyosan ini. Bayangkan saja kalau saat itu Jinri tidak datang dengan sifat pemberaninya itu, mungkin Soojung tidak akan tahan seharipun di tempat ini. Oleh karena itu Soojung selalu mengingatkan dirinya sendiri untuk membalas budi pada Jinri sekecil apapun.

Dan kini, orang yang menjabat sebagai temannya itu mempunyai sebuah masalah yang tak bisa dia ceritakan pada Soojung. Seharusnya Soojung berusaha lebih keras lagi agar tahu apa yang Jinri hadapi, dan berusaha membantunya.

Kini Soojung duduk di halte bus kampusnya, menunggu bus yang akan mengantarkannya kembali pulang.

Ya, pulang ke rumah Jongin tentu saja.

"Kenapa kau ingin sekali tahu tentang apa yang orang lain alami? Kau ini suka sekali ikut campur masalah orang lain ya?"

"Ikut campur? Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentangku" gumam Soojung dengan pandangan meremehkannya. Dia masih mengingat dengan jelas pertengkaran kecilnya bersama Jongin beberapa waktu yang lain.

"Dengar ya, kau lebih baik mengurusi urusanmu sendiri. Tuhan menciptakan manusia untuk mengurusi tubuhnya sendiri. Jika mengurusi masalahmu saja kau tidak becus, apalagi masalah orang lain."

"KAU TAHU APA TENTANGKU HAH?" bentak Soojung. "Apa kau tahu rasanya jadi aku??! Jangan pernah mengatakan kalau aku tak becus mengurusi masalahku!!!" sambungnya.

Tanpa Soojung sadari airmatanya menetes. Ia berusaha menahannya beberapa waktu yang lalu saat ia beradu mulut dengan Kim Jongin. Tapi kali ini airmata itu berhasil lolos dari mata indahnya. Beberapa orang yang berada di halte itu menatap Soojung aneh. Beberapa diantara mereka berpikiran mungkin Soojung baru saja bertengkar dengan kekasihnya ataupun temannya.

Bahkan gadis itu tak peduli pada bus yang sedari tadi berhenti di halte tersebut. Mungkin sudah tiga atau empat bus yang berhenti di halte itu yang akan mengantarkannya pulang, tapi Soojung mengabaikannya.






"Jika kau jadi aku akan seperti apakah jadinya? Semua hari-hari gilaku menjadi harimu hah?" gumam Soojung lagi. "Jika kau menjalaninya sendiri kau akan tahu betapa beratnya. Semua rasa sakit yang bersatu layaknya hati ini mau meledak, seberapa tahankah kau akan menanggungnya?"

Jika aku jadi dirimu, mungkin aku akan mencintai diriku sendiri.

Mencintai diriku yang egois ini.

.










.








.




______

Malam hari di condominium milik Kim Jongin, Soojung menikmati makan malamnya sendirian ditemani semangkuk bimbimbap hangat. Dia berusaha meningkatkan nafsu makannya yang sempat hilang karena mengingat pertengkarannya dengan Jongin.

Almost 🍃Where stories live. Discover now