BAB 53 [PRIVATE]

262K 16K 1.7K
                                    

"Jawaban atas setiap pertanyaan itu berharga. Namun ingat, tidak semua jawaban indah."

Darpati masih terus mencoba semua peralatan medis. Sedangkan Fajar berusaha mencegah cowok itu tetapi nyatanya ia tidak berhasil. Darpati keluar dari kamar inap. Entah kekuatan apa yang Darpati punya. Jelas-jelas ia masih sangat lemas. Lukanya saja belum kering.

"MILLA!" teriak Darpati tertatih dengan melempar selang infus yang masih menyangkut.

Mata Darpati menemukan Milla berlari semakin jauh. Rasa sakit kaki ini sudah tidak bisa menahan Darpati untuk tidak berlari.

"MIL!" teriak Darpati lagi.

Sedangkan Milla berlari dengan napas memburu. Ia benci di posisi ini. Ia benci dengan hal yang membuat ia menjadi orang paling bodoh. Milla harus menemui Athur dan menanyakan semua yang harus ia ketahui jawabannya.

"MIL! Berhenti!"

Sepersekian detik badan Milla limbung menghantam dada bidang Darpati. Andai sedetik saja Darpati telat nyawa Milla mungkin sudah hilang. Pasalnya saat ia keluar rumah sakit mobil ambulans melintas nyaris menabrak.

"Lo mau mati?!"

Jantung Milla masih berdetak tak beraturan.

"Lo mau kemana? Lo tau gak nyawa lo hampir celaka?" cecar Darpati lagi menepuk-nepuk kedua pipi Milla.

Pandangan Milla terangkat.

"Lo ngapain di luar? Lo masih sakit Dar!"

"Gue gak lebih sakit saat lihat air mata lo," ucap Darpati tidak beralih menatap mata Milla.

"Gue harus cari tau siapa Hani," tegas Milla.

"Hani? Lo tau Hani?" balik tanya Darpati dengan nada bingung. Selama ini Milla memang tidak pernah cerita masalah antara dia Athur dan Hani pada Darpati. Milla diam cukup lama. Dia di skak mat.

"Mil jawab gue!" tegas Darpati.

"Han-Hani," jeda Milla cukup lama hingga Darpati berdehem. "Waktu ulang tahun oma Sinta gue ikut Athur ke rumah sakit dan saat itu gue tau Hani."

Lengkap. Kini Darpati tau jelas apa penyebab Milla menangis saat malam itu. Ia tidak tau jika Milla ikut ke rumah sakit. Darpati pikir Milla menangis karena Athur meninggalkan dia sendiri di pesta. Namun ternyata kenyataannya lebih pahit.

Darpati bisa menebak tanpa meleset jika Athur mengatakan Hani adalah kehidupan dan cinta bagi Athur.

"Dan sekarang lo Dar!" ucap Milla membuat Darpati menatap Milla. "Lo pernah koma?" balik tanyanya.

Milla mengusap wajahnya gusar melihat Darpati hanya diam. Diam itu seolah mengiyakan ucapan Milla.

"Jadi ini alasan kenapa gue gak pernah ketemu lo setelah perpisahan itu? Kenapa lo gak pernah bilang Dar? Kenapa?"

Suara itu mulai bergetar. Milla merasa dihianati dengan pengungkapan ini.

"Jadi ini alasannya kenapa lo gak pernah ke panti lagi setelah itu?"

Darpati masih diam.

"Dar jawab Dar!"

"Iya. Iya Mil iya gue pernah koma setahun! Gue pernah lumpuh. Iya! Semua yang lo denger itu kenyataan."

Koma satu tahun? Lumpuh? Sebodoh inikah Milla? Ia mengaku sebagai sahabat terbaik Darpati namun ia tidak tau masalah sebesar ini?

Bukan hanya langit yang mengitam dan bersahutan gemuruh petir. Perasaan Milla pun terasa dicekik. Ia mundur perlahan. Kenapa ini lebih sakit daripada saat Athur melukainya?

PERFECT BAD COUPLE (TERBIT) Where stories live. Discover now