30

8.6K 416 59
                                    

Hello guyssss selamat malam
Aku update malam lagi nih
Jangan lupa sebelum baca di vote dulu yah
Dan jangan lupa tinggalkan jejak

Ehh bacotan akunya jangan lupa dibaca juga yah ahahah
.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.
Ini all vian POV
.
.
.

Pagi ini aku mengumpulkan setiap mood baikku. Melihat handphoneku masih sama sepinya seperti kemarin. Apakah si prabu itu benar-benar bodoh?
Dia bahkan tidak mencariku...
Tapi aku sedikit kasihan padanya
Dia itu terlalu bodoh atau bagaimana? Bisa-bisanya seorang direktur ditipu oleh sekretarisnya sendiri

Ya setidaknya dia harusnya bersyukur menikah dengan pria kuat sepertiku.

Aku sudah melakukan panggilan keluar tadi. Maksudnya, aku sudah menelpon syifa dan syukurlah mereka baik-baik saja. Dan marsya juga mendapatkan kasih sayang dari syifa dan papa barunya.
Aku merindukan anak bawel itu. Mereka bilang akan ke indonesia hari raya nanti.
Aku sudah tidak lagi mencurahkan hatiku pada syifa. Jika dulu syifa adalah teman curhatku sekarang tidak lagi
Aku terlalu malu.. itu seakan memperlihatkan betapa tidak becusnya aku untuk berkeluarga

Aku menghela napasku panjang.. aku tahu aku tidak sebaik itu
Tapi aku harus menyelesaikan masalah keluargaku

Dering telponku memecah monologku. Kulihat itu adalah panggilan dari dafa. Aku segera mengangkatnya

"Hallo.. vian"

"Dafa... aku.."

"Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan padamu"

"Aku juga" seruku cepat

"Kalau begitu mari kita bertemu di taman kota"

"Sekarang?"

"Hmm, sekarang"

Panggilam itu terputus. Aku segera beranjak menuju kamar mandi dan rupanya dimas masih berada disana

"Mas, kapan kamu selesai?" Seruku sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

"Masih lama, aku baru saja masuk"

Clek~

Dimas memiliki kebiasaan tidak mengunci pintu kamar mandinya. Ya dia kan hanya tinggal sendiri.
Aku langsung masuk dan membersihkan wajahku

"Hey!!"

Aku melihat aneh pada dimas yang menutupi mahkotanya dengan tangannya. Ia sedang shampoan rupanya.
Ku tahu kita sama-sama suka lelaki
Tapi aku sadar kalau aku tidak bisa tertarik pada sejenisku

"Kau mau kemana?"

Aku membilas sabun cuci muka dari wajahku

"Aku harus bertemu dafa..."

"Kemarin kau sudah bertemu dengan kakak robi. Lalu kapan kau akan menemui suamimu?"

Aku terdiam sejenak menatap pantulan wajahku dicermin

"Mungkin hari ini..."

Aku segera bergegas memakai pakaian seadanya dan menuju taman kota tempat yang dafa janjikan.
Aku berkeliling mencari dafa.. karena disini cukup banyak pedagang kaki lima dan juga keluarga yang sengaja kesini karena hari ini memang hari libur

WANTEDOnde as histórias ganham vida. Descobre agora