5. Vian POV

7.3K 609 25
                                    

Aku terkejut melihat dafa membawa teman-temannya kerumah. Dan dafa pun sepertinya sama, dia memang tidak ingin aku ada dirumah ini sepertinya. Ada perasaan seperti tak dianggap saat dafa ngenalin aku keteman-temannya hanya sebagai rekan bisnis papa nya.

Dafa dan kedua temannya ada diatas. Karena aku ga ada kerjaan, jadi aku ingin beri temen dafa minuman. Aku bikin jus buat temen-temen dafa dan juga buat dafa. Disiang yang panas kan enak kalo minum jus yang dingin

Aku mengetuk pintu kamar dafa. Namun karena tidak dikunci jadi aku buka saja, tapi sepertinya kedatanganku kurang tepat, terlihat dari tatapan sinis dafa saat melihatku masuk ke kamarnya

"A--ku bawa minuman buat kalian. Pasti hauskan?"

Aku masuk kedalam dengan agak canggung dan nyimpen gelas-gelas itu diatas meja belajar dafa yang tidak jauh dari kasur tempat mereka duduk.

"Waah, makasih kak.. hehe aku panggil kakak aja ya . Kakak keliatan masih muda" ucap temen cewe dafa yang kalo ga salah namanya mila. Aku cuman senyum karena ga tau mau ngomong apa. Aku nengok lagi kearah dafa yang sepertinya sudah tidak ingin aku disini. Tatapannya seperti berbicara 'pergi dari kamar gue!'

"Kakak umurnya berapa sih?"

Baru saja aku ingin keluar. Tapi mila kembali bertanya membuatku tak enak jika tak menjawab

"Umur kakak 25 tahun"

"Wahhh.. aku juga baru 18 . Ga beda jauh lah ka"

Temen cowo dafa yang ada disamping mila keliatan ngecubit lengan mila sampe mila mengaduh. Udah lah, aku udah gak nyaman sama dafa kalo disini terus

"Kalo gitu kakak--"
"Eh daf, gue balik dulu ya, kakak gue kirim wa, mau pake mobil gue. Ayoo mil balik"

Baru saja aku mau permisi,tapi ucapan ku kepotong. Dafa mengangguk , dan aku liat mila yang lagi minum jus langsung ditarik oleh temen cowo daafa yang kayaknya lagi buru-buru.

"Ih bentar dong anto aku mau abisin ini dulu!"

"Cepetan, kakak guenya lagi buru-buru!!"

"Ya bentar-bentar!"

Mila menaruh kembali minumannya yang belum habis

"Bye dafa. Sampai ketemu besok" seru anto

"Dadah kak vian.." sementara mila berlalu dengan menyapaku. Gadis itu sepertinya asik, pantas dia punya dua teman cowo yang salah satunya dafa

Kini hanya ada aku dan dafa dikamar ini. Cukup lama setelah kedua teman dafa keluar, oh ya aku baru ingat soal marsya

"Daf, aku mau ngajak kamu pergi ke--"

"Lo ngapain sih kesini?!"

Dafa memotong ucapanku dan bertanya masih dengan nada sinisnya. Kalau sedang seperti ini memang serasa tak berbeda dengan mas prabu.

"Aku kan.. tadi ngasih minuman, daf"

"Kenapa lo nunjukin muka lo ketemen-temen gue!"

Gue diam, ini anak kayaknya tempramental mirip bapaknya deh. Buah tidak jatuh dari pohonnya, kecuali kalo jatuhnya kesungai yang pasti terbawa arus

Mungkin dia kesal karna aku diam aja. Dia menghampiriku dengan wajah geram, aku termundur namun sepertinya dia tidak kearahku. Dia pergi kemeja belajar tempat minuman tadi aku simpan. Dafa menepis minuman itu kasar dan ketiga gelas itu langsug jatuh dan pecah. Aku terkejut saat melihat beling-beling berserakan. Untung tidak jatuh ke kaki dafa, atau kekakiku yang memang dekat

"Gue udah muak sama lo!"

Kini dia mulai mengintimidasiku. Namun aku tak bergerak, ayolah dafa hanya anak 18 tahun

WANTEDWhere stories live. Discover now