30. Haikal sakit.

347 12 0
                                    

---

Vania yang sudah bangun sedari tadi, kini ia sedang duduk disofa ruang tamunya. Vania selalu mengecek ponselnya berkali-kali, berharap ada sebuah pesan dari Haikal.

"Neng Vania belum berangkat?" tanya Bi Numi yang menghampiri Vania. Wajah Vania terlihat gelisah.

"Belum Bi. Masih nunggu teman Vania datang," jawab Vania.

Vania sekali lagi menulis pesan untuk Haikal. Jarinya menari-nari diatas layar ponselnya. Vania semakin gelisah saat Haikal mulai ceklis satu.

Haikal

"Kamu dimana? Bentar lagi udah mau masuk. Aku udah nunggu kamu, loh."

"Haikal cepetan! Ngaret banget sih."

"Ditelepon gak diangkat, dichat malah ceklis satu. Lu kemana sih?"

"Yaudah lah, gue berangkat sendiri aja. Makasih."

Empat pesan itu sama sekali belum terjawab oleh Haikal. Vania segera mematikan ponselnya. Berjalan keluar rumahnya. Berharap ia tak akan terlambat lagi.

Vania mencari ojek didepan rumahnya. Hari ini Vania tak diantar atau membawa mobilnya sendiri. Kalau Vania membawa mobilnya sendiri itu akan sangat lama.

Ketika ke gelisahannya Vania mulai bertambah. Seorang lelaki dengan motor sportnya mendekat ke arah Vania. Vania menatapnya heran.

"Motor itu kayanya gue pernah lihat deh. Siapa dia?" batin Vania. Lalu lelaki itu membuka helmnya.

"Andra!" seru Vania setelah Andra membuka helmnya.

"Lu belum berangkat juga, Van?" tanya Andra menghampiri Vania.

"Belum. Gue nungguin Haikal daritadi tapi belum datang-datang juga," jawab Vania.

"Terus lu disini nunggu apalagi?"

"Gue nunggu ojek."

"Simpan aja uang lu. Sekarang ayo naik ke motor gue. Udah jam setengah tujuh, nanti lu bisa telat," ujar Andra.

"Gak usah. Nanti gue ngerepotin lu."

"Gue gak ngerasa direpotin sama lu. Udah ayo berangkat sama gue," ajak Andra sekali lagi. Vania sedikit berfikir.

"Yaudah deh ayo." Andra langsung naik kembali ke motornya diikuti dengan Vania. Setelah Vania naik ke motornya, Andra langsung menjalankan motornya kembali.

***

"Makasih ya, An. Berkat lu gue gak terlambat," seru Vania ketika mereka berdua sampai disekolah.

"Iya sama-sama, Van."

"Mau ke kelas bareng gak?" tawar Vania canggung. Andra menoleh ke arah Vania setelah memarkirkan motornya.

"Nanti Haikal cemburu."

"Gak bakal kok. Kan lu temannya Haikal, dan lu juga teman gue."

"Oh iya lupa. Yaudah yuk," jawab Andra.

Lalu mereka berdua jalan beriringan menuju kelas mereka yang berada dilantai empat. Mereka berdua menaiki tangga. Sampai tangga terakhir, Vania duduk ditangga tersebut. Andra menatap Vania bingung.

"Lu kenapa Van?" tanya Andra.

"Gak tahu gue juga. Gak biasanya kaya gini, capek. Nafas gue sesak banget," jawab Vania sambil menahan dadanya. Andra membantu Vania berdiri.

I Will Always Love You ✔Where stories live. Discover now