11. Harus sama dia lagi?

693 27 0
                                    

"Kak Nabila apaan sih. Konyol banget ih, kalau mau minta maaf kita juga bisa jangan kaya gini" ujar Vania.

"Iya lagi tadi kan gue udah bilang suruh minta maaf tapi kalian malah pada gak mau. Yaudah mau gak mau kalian harus mau apa yang gue buat. Tapi kayanya Vania mau juga deh sekalian dinikahin. Boleh juga sekarang kita ke penghulu dan gue jadi saksinya" goda Nabila membuat Vania salah tingkah. Pipinya kini sudah memerah.

"Pipi lu kaya gitu bikin gemes anjir. Jadi mau nyubit" gemas Haikal lalu mencubit kedua pipi Vania yang lumayan tembem.

"Sakit Haikal!" Pekik Vania kesal.

"Yaudah gue ke kelas dulu. Jangan lupa mampir ke kelas ips satu ya. Oh iya semoga kalian berdua jadian, jangan lupa pj nanti. Bye kalian" pamit Nabila lalu pergi meninggalkan mereka.

"Gak bakalan" teriak Vania. Lalu Vania menatap Haikal yang kini sedang menatapnya.

"Apa lu lihat-lihat" sinis Vania.

"Siapa juga yang ngeliatin lu. Pede banget" balas Haikal lalu Vania langsung pergi begitu saja. Haikal mengejar Vania.

"Eh kok gue ditinggal sih?" protes Haikal. Tapi lagi-lagi Vania diam bersikap cuek seperti biasanya.

Haikal terus saja berjalan berdampingan dengan Vania. Ia menatap ke sampingnya. Yang terlihat Vania masih tetap diam. Lalu Vania menaiki tangga dan masuk ke dalam kelasnya. Vania duduk dibangkunya. Haikal mengambil bangku yang ada disebelah meja Vania. Duduk dihadapan Vania.

"Kal, Vania kenapa? Kok gue lihat dia diem aja. Lu apain dia lagi? Jangan-jangan lu buat dia nangis atau buat dia kesal lagi?" Tanya Rini.

"Gue juga gak tau kenapa. Ini bukan salah gue," balas Haikal, "Van, lu kenapa? Tanya Haikal menepuk bahu Vania.

"Gue gapapa" balas Vania.

"Lu yakin? Lu sakit atau apa? Biar gue bawa lu ke uks aja" tanya Haikal lagi.

"Gak usah. Gue gapapa kok. Oh iya kok lu disini bentar lagi masuk, mending lu ke kelas aja" balas Vania mengalihkan pembicaraan.

"Maksudnya lu ngusir gue nih?" Tanya Haikal.

"Bukan gitu, gue cuma takut guru lu nanti udah datang. Lagi juga kan rapat gurunya udah selesai" balas Vania.

"Kalo gue gak mau gimana?" Tanya Haikal.

"Ya lu harus mau kalo gak mau lu nanti bisa dihukum cuma gara-gara telat masuk" balas Vania.

"Kan gue gak mau. Pokoknya gue maunya ikut belajar dikelas ini" paksa Haikal membuat Vania kesal.

"Terserah lu deh. Daritadi lu ngajakin ribut mulu. Disini gak ada Kak Nabila jadi gak usah ngajak ribut atau bercanda," tukas Vania. Membuat Rini bingung.

"Lah, kok bawa-bawa Nabila sih? Gue gak ngajakin lu ribut tapi emang faktanya gue mau belajar disini" balas Haikal.

"Woy ternyata rapatnya belum selesai. Jadi kita bebas lagi sampai pulang" teriak salah satu siswa yang baru saja masuk. Mereka semua bersorak heboh.

"Kacang, kacang" sindir Rini yang sedari tadi hanya diabaikan.

"Gak ada kacang, Rin disini" balas Vania dan Haikal bareng.

"Anjir kompak banget. Kayanya lu punya hubungan darah deh sama Haikal" balas Rini.

"Apaan sih, Rin. Tadi cuma gak sengaja" protes Vania.

"Van pulang bareng gue ya" ajak Haikal.

"Gak bisa, Kal. Gue pulang bareng Rini" balas Vania sambil melirik kearah Rini.

"Van, maaf lu gak bisa bareng sama gue. Gue ada urusan sama kakak gue. Lu naik taksi aja. Maaf ya" ujar Rini.

Vania menghela nafas kasar. Lagi-lagi ia akan pulang sendiri, "Yaudah gapapa Rin. Gue nanti naik taksi aja. Lagi juga maaf udah ngerepotin lu mulu" tutur Vania.

"Nah pulang bareng gue aja, Van" seru Haikal.

Baru saja, Vania ingin menjawab perkataan Haikal. Ponselnya berbunyi. Ia segera membukanya dan membaca isi pesan tersebut.

Mamah

"Sayang kamu pulang sendiri ya, Papah kamu mendadak ada meeting nanti sore jadi gak bisa jemput kamu"

Vania menatap isi pesan itu tersenyum masam. Kembali dimana ia harus seperti ini. Vania selalu berharap Papahnya bisa menjemput ke sekolahnya untuk yang ke sekian kalinya. Tetapi, lagi-lagi harapan itu hancur.

"Pesan dari siapa, Van? Kenapa muka lu jadi sedih gitu? Senyum jangan sedih-sedih gitu. Muka lu jelek tau gak" tanya Rini.

"Papah gue gak bisa jemput" jawab Vania.

"Yaudah gak ada pilihan lain lagi, Van. Mending lu pulang bareng sama Haikal. Mau ya, Van. Karena gue gak mau lu kenapa-napa" bujuk Rini.

"Emang harus sama dia lagi gitu gak ada yang lain?" Tanya Vania.

"Gak ada, Van. Cuma Haikal yang ada saat ini juga" jawab Rini.

"Yaudah iya" pasrah Vania.

---

I Will Always Love You ✔Where stories live. Discover now