Chapter 14 - Queen Marie

11.6K 1K 77
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita

Mata Jessica melebar ketika kendaraan mereka meluncur ke daerah perumahan mewah di Tracey Lee. Rumah-rumah bertingkat dua bahkan tiga berukuran dua hingga tiga kali lipat dari milik orang tuanya berjajar rapi pada sisi kanan dan kiri jalan.

Gadis itu bahkan tanpa sadar menempelkan wajah ketika mereka melewati plang yang memberikan petunjuk beberapa lokasi untuk berolah raga.

"Stanley, kita punya lapangan tenis?" tanya Jessica dengan suara hampir putus. Sejak kecil dia bercita-cita menjadi seorang petenis, sayang sekali ibunya yang bijaksana berpikir bahwa balet jauh lebih penting.

Stanley memutar bola mata. Istrinya yang kampungan kemungkinan besar akan membutuhkan napas buatan. Perempuan itu bahkan terengah-engah ketika memberikan informasi yang sama sekali tidak penting mengenai jenis-jenis anjing ras yang berpapasan dengan mereka selama perjalanan.

Jessica kembali melihat-melihat dan melanjutkan kicauannya. "Kolam renang! Untung saja Mom membelikanku bikini. Kupikir aku tidak akan pernah memakainya."

Perkataan Jessica membuat Stanley mengerem mobilnya secara mendadak hingga mengeluarkan suara berdecit. Pria itu menoleh ke arah istrinya yang terlihat terkejut lalu bertanya cepat. "Warna apa?"

"Huh?" tanya Jessica dengan ekspresi kebingungan. Suaminya sedari tadi persis seperti orang tuli. Dia bahkan curiga bahwa musik keras telah merusak pendengaran pria itu.

"Bikininya," jelas Stanley sebelum berdeham membersihkan tenggorokan. "Apa ada motifnya?"

Pipi Jessica merona seketika. Ibunya memang mengatakan bahwa Stanley pasti akan sangat suka bila istrinya menggenakan pakaian renang yang mirip pakaian dalam itu.

"Mom mengatakan bahwa aku cocok memakai warna merah," jawab perempuan itu malu-malu. "A-aku belum pernah memakai bikini sebelumnya. Jadi aku tidak tahu apa aku pantas memakainya atau tidak."

Stanley mengamati tubuh Jessica terang-terangan sehingga membuat perempuan itu merasa tidak nyaman. Pria itu kembali menginjak gas dan bergumam, "Kita bisa ke kolam renang sabtu depan."

Jessica menoleh ke arah suaminya dengan mulut ternganga. Ucapan ibunya terbukti. Artinya dia juga harus mengikuti nasihat lainnya. Olivia telah menyiapkan berbagai peralatan penting agar putrinya dapat meluluhkan hati Stanley yang beku, salah satunya sebuah buku yang berjudul 101 cara untuk mendapatkan perhatian seorang pria.

Manik biru Jessica berbinar riang. Pasti dia akan menjadi istri yang baik apabila dirinya berhasil mengikuti seluruh isi buku. Perhatian perempuan itu kembali teralihkan saat kendaraan mereka berpapasan dengan seorang wanita tua berpenampilan elegan yang membawa dua belas ekor anjing mini.

Mantan guru itu kembali berubah menjadi kamus hidup dan Stanley melanjutkan aksinya sebagai seorang pria yang mengalami gangguan pendengaran akut.

*****

Kendaraan mewah milik Stanley akhirnya berhenti pada sebuah rumah besar bertingkat dua yang dikelilingi perkarangan luas. Mata Jessica terpesona melihat pintu gerbang hitam yang terbuka secara otomatis setelah suaminya menekan tombol intercom dan berbicara dengan seseorang yang megamati mereka dari kamera yang terpasang di dinding bata merah.

Perempuan itu mengamati dengan saksama sprinkle otomatis yang menyiram rumput yang telah dipotong rapi secara bergantian. Beberapa patung binatang yang terbuat dari semak mawar merah menghiasi taman.

How to Melt a Stoner - Humor Romansa Pernikahan PaksaWhere stories live. Discover now