(11 Minggu) - Ngambek

5.8K 712 61
                                    

Jangan bosen ya kalo akhir-akhir ini aku rajin update:(
Aku gabut sampe bulan september😔






































"Pergi saja sana!"

Pintu kamar ditutup dengan keras. Ditambah dengan suara kunci yang diputar kini bisa Seokmin dengar sekarang. Seokmin lagi-lagi hanya bisa menghela napas pelan menghadapi sikap Jisoo yang sama sekali tidak bisa ditebak.

Laki-laki manis itu sedang dalam mode ngambek sejak tadi pagi. Apapun yang Seokmin lakukan selalu salah di matanya. Seokmin juga menjadi sasaran kemarahan Jisoo, namun laki-laki bangir itu hanya bisa diam dan mengalah.

Dia juga sudah berusaha menuruti semua keinginan Jisoo sejak pagi tadi. Tapi, tetap saja ia salah. "Sweet, jangan marah."

"Pergi, cream! Aku tidak mau melihatmu."

Emosi Jisoo sedang naik turun. Seokmin berusaha membujuk laki-lakinya untuk membukakan pintu. Seokmin tentu saja merasa khawatir. Jisoo benar-benar dalam kondisi yang sulit ditebak. Apa lagi yang harus ia lakukan selain sabar menghadapi istrinya itu?

Seokmin rupanya memancing amarah Jisoo kembali ketika ia meminta izin untuk pergi bersama para seme yang mengajaknya keluar rumah untuk menikmati secangkir kopi di sore hari. Seokmin memang sudah lama tidak berkumpul dengan teman-temannya itu, maka dari itu si bangir pun langsung mengiyakannya.

Dan Jisoo lantas meledak ketika tahu Seokmin akan pergi selama beberapa waktu. Jisoo marah karena Seokmin tidak mau memahami keinginannya. Jisoo kan sedang ingin dimanja, kenapa Seokmin tetap bersikukuh untuk pergi ke luar, sih?

"Kau akan meninggalkanku?" oceh Jisoo. Perutnya mulai membuncit saat ini, meskipun belum kelihatan dengan jelas. Mengingat bayi yang ada di dalam kandungannya adalah bayi kembar.

"Astaga, sweet. Aku hanya pergi sejauh satu kilometer! Bukan bepergian jauh hingga ke ujung dunia!"

Ya, kafe kopi tujuan para seme memang tidak terlalu jauh dari rumah Seokmin. Tapi ya tetap saja Jisoo tidak mau ditinggal!

"Apa di sana ada para uke?" tanyanya.

Seokmin menggeleng. "Tidak, hanya ada para suami. Kenapa?"

Jisoo mengerucutkan bibirnya. Jika ada grup uke di sana, mungkin Jisoo akan meminta untuk ikut ke kafe. Tapi, tidak ada teman-temannya di sana. Dia lantas menghentakkan kaki lalu mengoceh panjang lebar pada Seokmin, suaminya. "Kalau begitu, kau tidak boleh pergi. Aku ingin ditemani Seokmin di rumah."

"Soo-ie, aku sudah lama tidak berkumpul bersama mereka. Kau kenapa, sih? Tidak biasanya kau seperti ini."

Jisoo benar-benar kesal saat ini. Kenapa Seokmin tidak peka sama sekali?

"Kau lebih memilih teman-temanmu dibandingkan aku? Pergi saja sana!"

Dan Jisoo benar-benar mengurung diri di kamar setelah Seokmin mencoba membujuknya. Seokmin sudah berulang kali mengetuk pintu kamar dan mencoba membujuk Jisoo untuk membukakan pintu. Seokmin dengan sabar melakukannya. Karena dia harus sadar bahwa Jisoo tidak boleh dibentak maupun dikasari saat ini. Padahal Seokmin sudah akan meledak jika dia tidak mengingat Jisoo sedang hamil.

"Sweet."

"Pergi!" jerit Jisoo. "Tinggalkan saja istrimu yang sedang mengandung ini, Seok. Tinggalkan saja aku yang selalu ingin berduaan denganmu."

Senyum Seokmin terbit ketika mendengar ucapan itu. Ah, Jisoo masih dalam mode manja rupanya. Anak kucing itu benar-benar tidak bisa menahan isi hatinya. Mungkin Jisoo membutuhkan pelukan serta ciuman Seokmin sekarang.

Di dalam kamar sendiri, Jisoo sudah menggerutu. "Aish, aku kan sedang ingin dimanja oleh suamiku. Kenapa dia malah pergi bersama teman-temannya, sih?"

Ya, Jisoo memang ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan suaminya. Bermanjaan seharian penuh, dan dipeluk erat Seokmin sedang ia bayangkan saat ini. Intinya Jisoo tidak mau jauh-jauh dari Seokmin barang sedikit pun!

"Soo-ie."

"Pergi! Aku kesal denganmu."

"Mau ku peluk, Sayang?"

Mata Jisoo membulat karenanya. Tawaran itu begitu menggiurkan, karena memang itu yang Jisoo butuhkan saat ini juga!

Tidak, tidak. Jisoo tidak boleh terlihat mudah saat ini. Dia harus jual mahal dan membuat Seokmin meminta maaf padanya saat ini juga. Tapi, Jisoo ingin dipeluk Seokmin.

"Buka pintunya, Sayang. Biarkan aku memelukmu sekarang."

Jisoo mulai bangkit dari ranjangnya dan hendak membuka pintu kamar. Tapi, hal itu langsung terhenti. Dia masih merasa gengsi untuk memperlihatkan betapa butuhnya ia akan pelukan dari Lee Seokmin.

"Aku tidak butuh. Kau pergi saja!" Tapi, Jisoo memang membutuhkan pelukan itu.

Seokmin terkekeh geli tanpa Jisoo ketahui. Laki-laki bangir itu tetap pada pendiriannya dan meminta Jisoo untuk segera membuka pintu kamar. Laki-laki itu akhirnya sadar akan apa yang istrinya mau.

"Sini biarkan aku peluk tubuh istri yang sedang mengandung anak-anakku. Sekarang, buka pintunya ya, Sayang."

Jisoo mulai goyah akan suara yang super lembut itu. "Apa ada bonus ciuman?"

"Ya, kau boleh meminta ciuman dariku. Sekarang, buka pintunya, sweet. Aku ingin memeluk dan mencium istriku tercinta."

Pintu kamar akhirnya terbuka. Memperlihatkan wajah Jisoo yang masih cemberut dengan tangan terlipat di depan dada. Seokmin lantas tertawa melihatnya. Kucingnya ini sedang dalam mode merajuk. Membuat Seokmin merasa gemas dan laki-laki itu langsung menarik tubuh ramping Jisoo ke dalam pelukannya.

"Maaf ya, Sayang. Aku tidak akan meninggalkanmu."

Jisoo mengangguk di dalam pelukan Seokmin. "Perginya besok saja, oke? Aku benar-benar ingin bersamamu, cream."

Seokmin terkekeh. "Iya, Sayang. Kau ingin apa lagi selain itu?"

"Aku ingin dipeluk sepanjang hari."

"Lalu?"

"Aku ingin hujan ciuman."

Seokmin tersenyum lebar. "Setelah itu?"

"Pokoknya aku ingin bermanjaan denganmu. Huaa, jangan dilanjutkan aku malu sekali!"

Dan anak kucing itu kembali men-dusel di dada si bangir hingga ia merasa gemas. Tak lupa, sebuah ciuman yang berhasil membuat Jisoo sudah menampakkan senyum cerahnya.

"Manja sekali."

-Hola Mamá-




























Yang gabut bisa mampir ke work seoksoo ku yang baru^^

Mon Coeur ya ehehe nanti aku mau up prolognya ya kalo ga nanti berarti besok wqwqwq

JANGAN BOSEN SAMA UPDATEAN KU YA HUHU AKU MULAI NYEPAM

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Where stories live. Discover now