(Masih 10 Minggu) - Super Manja

6.7K 796 66
                                    

Jisoo baru saja menyelesaikan urusannya dengan kamar mandi.

Sudah berulang kali ia pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya. Morning sickness yang cukup merepotkan. Jisoo bahkan tidak bisa memakan sarapannya seperti biasa. Minum air putih saja Jisoo merasa mual.

"Kau baik-baik saja?" tanya Seokmin. Laki-laki itu membantu Jisoo dengan memijat tengkuknya. Seokmin rela menghentikan sarapannya untuk sementara waktu hanya untuk membantu istrinya yang sedang merasakan mual yang luar biasa.

Jisoo membasuh mulutnya. Tubuhnya seketika melemas karena ia mengeluarkan banyak tenaga. Junhui benar, hamil bayi kembar memang sedikit berbeda dari kehamilan satu bayi. Maka Jisoo akan merasakan gejala-gejala kehamilan dua kali lipat dari biasanya.

Seokmin memegangi tubuh Jisoo yang melemas. "Kita ke kamar saja, ya? Kau terlihat pucat, Sayang."

Jisoo hanya mengangguk setuju. Dia terlalu lemah untuk membuka mulutnya sendiri. Jisoo juga diam saja ketika Seokmin mulai menggendongnya dengan bridal menuju kamar mereka. Laki-laki manis itu sedikit menyandarkan kepalanya di dada Seokmin.

Untung saja, mual Jisoo terhadap bau tubuh Seokmin mulai membaik. Tapi jangan salah, Jisoo hampir meledak kemarin sore hanya gara-gara Seokmin yang memeluknya dari belakang. Ya, Jisoo lagi-lagi merasa mual.

Seokmin meletakkan Jisoo di atas ranjang dengan hati-hati. Menaikkan selimut hingga ke dada untuk menghangatkan tubuh Jisoo yang sedikit mendingin. Seokmin mengecup kening mulus itu berharap bisa menyalurkan sedikit energinya untuk Jisoo.

"Masih mual?" tanya Seokmin. Dia mengelus rambut Jisoo dengan lembut.

"Ya, aku mual sekali."

"Kalau begitu, kau mau kubuatkan teh hangat? Ya, untuk mengurangi sedikit rasa mualmu."

Jisoo lantas menggelengkan kepala. "Tidak mau, aku tidak mau ditinggal olehmu, Seokmin."

Jisoo merajuk.

"Aku hanya pergi sebentar ke dapur, sweet. Tidak lebih dari lima menit, oke? Aku hanya membuatkanmu teh hangat saja."

Bibir kucing itu mengerucut. Dia juga sudah meremas tangan besar itu dan enggan melepaskannya sama sekali. Pokoknya, Seokmin tidak boleh pergi kemana pun!

"Kau di sini saja. Aku tidak mau ditinggal."

"Soo, aku hanya membuatkan-"

"Hueee, pokoknya aku tidak mau ditinggal."

Ya, Jisoo menangis. Dia menangis karena tidak mau ditinggal Seokmin. Jisoo meminta suaminya itu untuk tetap tinggal dan menemaninya yang sedang berbaring di ranjang.

"Kalau perlu, kau peluk aku di sini. Seokmin tidak boleh pergi kemanapun." Jisoo sedikit menggeser tubuhnya. "Aku mau dipeluk papa."

Oh, lihatnya mata yang berbinar seperti itu!

Seokmin tersenyum geli. Melihat Jisoo dalam mode manja seperti ini membuat Seokmin merasa gemas untuk tidak menggigit hidung Jisoo sekarang. Seokmin lantas mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, lalu ikut berbaring bersama Jisoo.

Jisoo meletakkan kepalanya di lengan Seokmin. Lalu, memeluk suaminya dari samping dan mulai men-dusel di dada si bangir. Membuat Seokmin sedikit kegelian akan sikap manjanya itu.

"Kucingku sedang mode manja rupanya."

"Hm, pokoknya kau tidak boleh pergi kemana pun, dear! Kalau perlu, kau memelukku saja seharian. Huee, pokoknya aku tidak mau ditinggal Seokmin."

Seokmin pun membalas pelukan itu dengan lembut. Sesekali menciumi wajah Jisoo yang tampak pasrah saja ketika wajahnya dihujani dengan beberapa ciuman.

"Ah, manja sekali."

"Bayi-bayi kita yang menginginkannya."

"Jujur saja, Sayang. Kau pasti juga ingin bermanjaan denganku seharian ini, kan?"

Jisoo merengek kesal. "Ih, jangan terlalu jujur seperti itu! Aku malu, Seokmin."

Dan Seokmin bisa melihat jelas wajah kucing itu yang semakin tenggelam di dadanya dengan imut.

-Hola Mamá-





















GAKUAT NGETIKNYA HEH

Hola Mamá | Seoksoo [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat