HOPE bagian keduapuluhtiga

1.5K 72 11
                                    

*-Author POV-*

Malam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, tapi Riska masih saja betah bergelut dengan diagram-diagram dan juga peta besar yang berada di atas meja kerjanya. Gadis tomboy itu sudah menghabiskan dua gelas kopi dan kepalanya terasa pening sekarang.

Gara-gara diagram berwarna merah itu menghantui pemikirannya, gadis itu sampai-sampai tidak bisa tertidur dan terpaksa terus-terusan menyeduh kopi. Matanya merah dan berair dan penampilan gadis itu sudah acak-acakan karenanya.

Malam kemarin, Riska mendapat pesan dari negara Vietnam karena pemasokan senjata darinya mengalami kemacetan proses pengantaran. Dan tadi sore, Riska kembali mendapati pesan dari negera yang sama sebegai bentuk teguran karena senjata yang mereka pesan tidak sampai dengan cepat disana.

Selain memikirkan perihal pasokan senjata, Riska juga kerap kali hampir kebobolan oleh polisi setempat soal area kerjanya. Hal itu membuat Riska jadi sering kali merasa di jerat defresi karena tidak mendapatkan bantuan dari siapapun.

Rayhan sudah memberikan semua tugasnya pada gadis itu, dan Ricky tengah menjaga proses jual beli senjata di perbatasan. Dia mengerjakannya sendirian. Sesekali Riska merasa kalau kerjanya terlalu berlebihan karena gadis itu sekarang kelelahan bukan main. Namun ternyata kerjanya tidak menghasilkan hasil yang diharapkan sehingga membuat gadis itu terpaksa harus bekerja lebih keras lagi.

Sesaat, gadis itu mendegus kasar. Kemudian yang ia dapati selanjutnya adalah bunyi telepon genggam yang berada didepannya. Seolah mengingatkannya tentang pekerjaan yang harus tetap ia lakukan. Saat Riska baru saja akan menjawab telepon dari seberang, Fitri memasuki ruangannya.

Di atas tangan gadis cantik itu terdapat sebuan nampan yang diisi dengan senjata repolfer yang belum terrancang, juga disertai dengan satu toples kue kering berasa cokelat. Senyum gadis cantik itu mengundang senyum lain.

Meskipun Riska merasa kelelahan bukan main, gadis itu tetap saja berusaha untuk menemani Fitri bercengkrama soal latihannya yang semakin hari semakin membaik. Gadis itu menyodorkan repolfer kepada Riska dan kemudian ia melancarkan tantangan dengan percayadiri "Kalau kamu bisa merakitnya sambil memejamkan mata, Aku akan memberikanmu hadiah"

Riska terkekeh lembut dengan tantangan kekasihnya "Apa yang akan kau berikan kepadaku?"

Gadis yang di tanya malah membalikkan kekehan milik Riska "Kamu juga pasti tahu apa hadiah yang aku maksudkan" jawab Fitri dengan disertai wink yang menggoda di akhir kata.

Melihat wink yang diberikan Fitri, Riska jadi menunggingkan senyum "Dalam waktu berapa menit?" sekarang, giliran Riska yang mengeluarkan nada menantang.

"Ku berikan satu menit"

Riska menutup matanya secepat Fitri melihat jam tangannya. Sambil menghembuskan napas berat, Fitri mulai memperhatikan jam tangan perak yang melingkar di tangan kirinya "Mulai sekarang"

Dan dengan perintah itu, Riska cepat-cepat menata refolpernya. Tangan gadis tomboy itu terlihat lincah saat merakit bahkan sampai membuat Fitri saja jadi terperangah karena kecepatan tangan Riska. Saat gadis tomboy itu sudah memasukkan peluru ke dalam selongsong kosong, Fitri menahan napas berat karena tidak bisa percaya dengan kemampuan mumpuni milik Riska.

Riska bahkan menyisakan dua puluh detik dari waktu yang diberikan oleh Fitri. Gadis itu tidak bisa tidak terkesan dengan apa yang dilakukan Riska, dan akhirnya senyuman menungging itu membuat Fitri melebarkan senyum merekah.

Dengan langkah yang gontai, Fitri menghampiri Riska disertai dengan senyum menyungging di bibir tipisnya yang merah menggoda. Tidak lupa, gadis cantik itu menambahkan penampakan seksi dengan menggigit bibir bawahnya seraya menguraikan rambut ke satu sisi -membuat leher jenjangnya jadi terlihat jelas oleh Riska.

Di tempatnya berdiri, Riska melipat tangan dengan disertai ekspresi tidak tahan. Ada sekelebat ekspresi kesakitan didalam wajah tegasnya, dan saat Fitri sudah sampai dihadapannya, Riska melupakan segala sesuatu yang ada di muka bumi.

Gadis tomboy itu segera saja memangku Fitri ke dalam gendongannya lantas segera mencium bibir gadis itu dengan terburu-buru. Kecupan gadis tomboy itu sudah tidak bisa dibilang mencari aman karena sedetik selanjutnya, yang ia dapati adalah bibir Fitri yang berdarah karenanya.

Fitri menjauh, namun masih mengaitkan lengan berisinya di leher Riska. Melihat Fitri berdecak kesakitan karena gigitan ganas dari Riska, gadis tomboy itu mengusap bibir bawah Fitri seraya menggeram kesal "Maaf"

Geraman kekesalan itu dibalas senyum maklum dari Fitri, namun senyum itu tidak sebagai jawaban karena kemudian gadis cantik itu justru memperigatkan "Take it slow" gumamnya seraya mulai mendekatkan bibir mereka kembali.

Satu kecupan mendarat di bibir Riska, namun gadis tomboy itu masih saja menggeram kesal karena kelakuannya yang bahkan tidak bisa ia kendalikan, sampai kemudian Fitri menekankan dadanya pada dada Riska dan membuat gigi geraham Riska bergemeretuk karena semakin tidak tahan.

*-----*

Riska terkekeh saat rambut panjang Fitri menggelitiki pipi tirusnya. Gadis cantik itu juga sedikit tertawa saat ia merasakan remasan jahil di balik bokongnya yang masih telanjang namun sudah di tutupi dengan selimut.

Perlakuan jahil Riska di balas perlakuan jahil pula oleh Fitri, karena kemudian gadis cantik itu menempelkan bibirnya pada leher Riska. Dimana adalah titik paling sensitive bagi Riska untuk membangkitkan hawa nafsunya.

Riska menggeram keras didalam kerongkongan, tangan gadis tomboy itu kemudian merengkuh lekukan tubuh Fitri dengan lembut lantas membuat gadis cantik itu terduduk di atas pahanya. Fitri terkekeh karena usahanya untuk menjahili Riska berjalan dengan sangat mudah seolah ia tengah membalikan telapak tangan.

Hal selanjutnya yang terjadi adalah sebuah geraman bersatu dengan geraman yang lain disaat kulit bersentuhan dengan kulit, bibir saling mengecup satu sama lain, jari saling merangkak diatas helaian rambut dan dimana keringat tumpah.

Yang pasti, mereka memiliki malam yang menyenangkan.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

Note: Anyway. Saya sedang kebingungan untuk akhir cerita ini.

Bagi kalian yang bisa membantu saya dengan mem-vote sad ending tolong comment ya. But, bagi kalian yang juga ingin happy ending tolong tunjukkan eksistensi kalian karena saya mengumpulkan comment terbanyak.

Kalo yang paling banyak adalah sad ending maka saya akan membuat cerita ini sad ending which is good for me because I want that ending wohohoho

HOPE (COMPLETED)Where stories live. Discover now