HOPE bagian kedelapanbelas

1.7K 87 14
                                    

*-Author POV-*

Riska terbangun saat ia merasakan serangan kecupan mendarat di hampir seluruh bagian wajahnya, seketika matanya menemukan lesung pipi yang tercetak jelas disertai senyum merekah "Hai" serta ucapan itu terucap begitu saja dari bibir Fitri.

Riska terbangun, masih dengan tanpa pakaian. Dan hal itu sempat membuat Fitri jadi enggan untuk memulai harinya. Ia hanya ingin menetap di atas tempat tidur dan kemudian berpelukan dengan gadis tomboy itu sampai malam tiba, dan kemudian tertidur di dalam dekapan gadis itu lagi.

"Kau berniat untuk merubah dunia, Nona?" seruan bernada kalem dengan suara serak khas baru bangun tidur itu mengalihkan perhatian Fitri yang sedaritadi terfokus pada ukiran tubuh Riska yang sempurna. Meskipun Riska tidak memiliki lekukan tubuh seperti gadis kebanyakan, tapi lihatlah kulit sawo matang yang mengkilap itu! Belum lagi ditambah otot-otot tubuh yang terbentuk dengan sangat indah, seperti dipahat oleh malaikat saja.

Fitri terduduk tanpa bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh telanjang Riska, sampai akhirnya Riska menyadari itu dan terkekeh kemudian "Ada apa?" ujarnya setelah menyelesaikan kekehannya yang manis.

Pertanyaan Riska membuat gadis itu tersadar dari pikirannya dan mulai memfokuskan diri "Apa?".

"Saatnya untuk latihan, Nona manis"

Pipi Fitri merah merona saat ia mendegar pujian itu terucap dari bibir tebal gadis tomboy itu, senyumnya kemudian merekah "Bisa kita sarapan terlebih dahulu?" Riska mengangguk seraya pergi ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, tanpa berpikir panjang Fitri segera mengikuti langkah kekasihnya itu ke kamar mandi, dan kembali mengukir memori indah di pagi hari.

*-----*

Setelah selesai sarapan -hanya dengan salad dan juga yogurt, Fitri segera mengucir rambutnya dan kemudian mengenakan seragamnya. Satu lagi hari dirinya akan dilatih habis-habisan oleh Riska.

Gadis cantik itu menghela napas panjang saat Riska berubah menjadi tegas saat ia sudah mengenakan seragam kebangsaannya, membuat Fitri menjadi gemas dan ingin melucuti seluruh pakaian itu lantas bercinta habis-habisan dengannya.

"BERSIAP!!!!" teriakkan Riska dari tengah lapangan luas tempat para butler-butler -dan Fitri, berlatih membuat gadis cantik itu segera bergegas dengan kegiatannya yang sedikit lamban.

"Untuk semuanya!" teriak Riska meminta perhatian "Kita akan membuat permainan ringan dengan pertarungan. Siapa yang jatuh pertama kali, akan dijadikan orang yang paling merugi. Kalian tentu mengerti apa artinya itu" ujar Riska dengan menggumamkan kalimat terakhirnya.

Fitri merinding dalam seketika saat mendengar ancaman Riska di akhir kata. Apa maksudnya itu? Gumam Fitri didalam hati. "Kau akan bertarung dengan dia" seruan bernada dingin itu membuat Fitri tersadar dari pikirannya. Ia melihat seorang gadis cantik seumuran dengannya, badannya tidak jauh berbeda dari Fitri sendiri, hanya saja gadis itu tentu saja memiliki banyak pengalaman jika harus dibandingkan dengan Fitri yang baru saja berlatih.

Fitri meratapi nasib buruknya, ia tidak ingin menjadi seseorang yang merugi seperti apa yang dikatakan oleh Riska. Pastilah arti dari kalimat itu sangat mengerikan karena itu adalah sebuah ancaman. Tapi Fitri tahu diri, dia bukan seseorang yang memiliki banyak pengalaman dengan memukuli seseorang. Harus bagaimana ia?

Belum sempat Fitri memikirkan strategi untuk melawan gadis itu, Riska sudah mendorongnya ketengah. "What the..." kata-kata Fitri tidak berlanjut karena hal yang selanjutnya yang ia rasakan adalah takut dan nervous di satu waktu yang sama.

Si gadis memasang kuda-kuda dengan sempurna, kedua tangannya memasang kepal kuat dan membentuk tameng pertahanan sendiri. Ia mendekat, sementara Fitri memundurkan diri karena takut. Semakin dia mendekat, maka Fitri semakin jauh menghindari sampai Fitri keluar dari arena pertarungan yang membuat Riska memasang wajah tegas karena Fitri telah melanggar peraturan.

"Come on!" teriak Riska di pinggir arena pertarungan, ia sedang mendekap dadanya dengan tangan, memasang tatapan menilai yang membuat Fitri geram sekaligus horny disaat yang sama. Oh gosh! Bagaimana mungkin gadis tomboy itu selalu membuatnya tunduk? Di atas kasur, di arena latihan, dan bahkan dulu saat gadis itu masih di sekolah. Seolah-olah Fitri memang diciptakan untuk menuruti Riska, atau mungkin karena Riska terlalu pintar dalam mengontrol?

Dengan memberanikan diri, Fitri mengambil napas dalam seraya melangkahkan kakinya kembali ke arena pertarungan. Si gadis mulai bersiap, namun ia tidak mendekat seolah menangtang Fitri untuk melemparkan serangan terlebih dahulu. Dan, satu tendangan melayang manis di atas kepala si gadis.

Gadis cantik itu ternyata dapat menghindari tendangan Fitri, dan itu sempat membuat Fitri menjadi geram. Ia mendekat sambil tidak lupa memasang pelindung dengan tangan. "Watch out!" tepat saat Riska berteriak, saat itu pula sebuah tendangan mendarat pada pipi Fitri dan membuat gadis cantik itu tersungkur tidak berdaya.

Riska terkekeh disana sambil bertepuk tangan "Well done Kayra! You doing very good." Puji Riska pada gadis cantik yang berhasil menjatuhkan Fitri dengan mudah, Riska melirik garang pada Fitri, ia menunjuk Fitri dengan kasar dan "And you!" akhirnya teriakkan itu keluar juga "Come!" lanjutnya dengan tegas dan membuat fitri meringsut ketakutan.

Langkah Fitri terasa sangat berat saat ia berusaha untuk mencapai Riska yang berada di pinggir arena pertarungan. Wajah Fitri tertunduk lesu saat ia merasakan tatapan Riska menusuk ulung hatinya, ia tidak bisa menatap wajah murka itu sekarang.

"I will teach you how to fight"

Dengan segera, Fitri mengangkat pandangan karena bingung merasuki dirinya. Riska bilang, seseorang yang kalah akan merugi, bukankah biasanya seseorang yang 'merugi' yang dimaksudkan oleh Riska selalu saja mendapat 'pelajaran' tidak senonoh seperti di pukul atau di ceramahi habis-habisan? Sekarang kenapa Fitri tidak mendapatkan ganjaran itu seperti yang biasanya Riska lakukan kepada orang lain?

Bukannya merasa senang atau bagaimana, Fitri tidak ingin dibedakan dari yang lain. Ketika ia harus di hukum, maka Fitri ingin Riska menghukumnya, ketika Riska harus memukul Fitri, maka Fitri akan menerimanya dengan tabah. Mengapa? Karena ia juga ingin belajar hidup keras seperti yang lainnya, jika ia terus-terusan dimanjakan seperti sekarang, mana mungkin ia bisa bertahan hidup dengan diburu berjuta-juta polisi yang siap melakukan apa saja untuk meringkus dirinya?

"Sebagai hukuman lainnya, kau tidak boleh menyentuhku sampai bisa mengalahkan lawan" ucapan Riska barusan membuat Fitri tersadar dari pemikirannya, ia tercengang saat mendengar ancaman Riska. "Tapi bisa saja kamu yang menyentuhku!" sangkal Fitri keras membuat beberapa butler yang berada disana terkekeh.

Dengan sekali lemparan tatapan tajam, mereka semua tertunduk dan tidak berdaya. "Kalau kau lupa, aku yang mengambil kontrol. Jadi kau tidak akan bisa melawan" Fitri langsung ber-facepalm ria saat mendengar ucapan Riska.

Bisa apa Fitri sekarang? Bisa apa dia? Selalu saja Riska yang berkehendak! Dasar gadis tomboy yang dictator dan keras kepala!

*----*

Riska Pramita Tobing.

Note:

Bisa tolong minta konflik? Ini cerita belum ada konflik berat, dan saya ragu untuk memulai konflik karena mereka sosweet banget :/

HOPE (COMPLETED)Where stories live. Discover now